Romantic Princess
Part 19: Shilla Vs Ify!
“jadi apa benar tentang berita itu Emp? Apa benar ify bukan cucu kandungmu? Dan perempuan itu cucumu yg sebenarnya?” tanya iyel.
“salah.”
“apa kubilang. Tenang saja fy, aku tahu bahwa itu hanya issue.” Gumam cakka. Semua pun berfikir seperti itu sambil menghela nafas berat.
“maksudku, identitas ify yg salah.”
“apa?”
“maaf tapi kamu bukan cucu kandungku fy. Cucu kandungku adalah Ashilla Zahrantiara.”
“apa kau punya cukup bukti untuk mempertanggung jawabkan ini Emp?” tanya rio dengan nada serius.
“excel jelaskan.”
“semuanya sudah dibuktikan. Bahkan DNAnya Nn. Shilla cocok dengan Emp.”
“bukankah ify juga begitu Emp?”
“ini adalah kesalahanku. Karna melihat kemiripannya dengan Uchie aku langsung mengakuinya sebagai cucuku tanpa melakukan pemeriksaan yg lebih spesifik.”
“apa anda masih punya bukti lain? Aku masih tidak mempercayai ini.” Protes alvin. kali ini ia angkat bicara, karna diam-diam dengan kedatangan ify di kehidupannya sedikit demi sedikit sudah memberikan perubahan.
“cincin.” Jawab Emp. Seketika raut wajah ify menjadi pucat.
“apa?”
“cincin. Pada saat umurnya yg ke satu tahun. Uchie membelikannya sebuah cincin bermata berlian putih. Cincin itu dibuat khusus untuk cucuku. Cincin itu selalu berada didekatnya. Dan sekarang cincin itu ada dishilla. Aku kira awalnya saat ify datang tidak membawa cincin itu, cincin itu hilang karna sudah terlalu lama. Tapi ternyata aku memang salah. Karna wajar jika ify tidak mempunyai cincin itu, sebab dia bukan cucu kandungku.” Jelas Emp.
“lalu apa yg akan kau lakukan Emp? Apa kau akan membuang ify begitu saja?” tanya iyel.
“tentu tidak. fy aku akan mengirimmu ke noszta, aku akan mengembalikanmu kepada kedua orang tuamu lagi. Maaf ini kesalahanku. Jadi aku akan menebusnya dengan mengembalikanmu dan memberikan sejumlah uang untukmu.”
“oiya. Setelah shilla datang, aku akan menikahkannya dengan penerusku.” Tambah Emp yg sukses membuat RiFy menjadi semakin galau. Ify yg sudah tak kuat lagi akhirnya pergi meninggalkan mereka semua. Rio mengejarnya dan meraih tangannya.
“aku ingin sendiri.”
“taapi fy...”
“tenang saja. Aku tidak apa-apa. Benar-benar tidak apa-apa.” Gumam ify sambil melepaskan genggaman tangan rio. Lalu ia berlari kekamarnya meninggalkan rio dengan kebimbangan.
“bagaimana yo?” tanya iyel dengan cakka dan alvin dibelakangnya.
“aku merasa sangat bodoh sekarang ini.”
“yasudah biarkan dia sendiri dulu sekarang ini. Mungkin dia sangat syok.” Saran alvin.
“ya..ayo ke tempat biasa.” Ajak cakka.
Lalu mereka langsung menuju Earthly Paradise dan berunding memikirkan satu masalah baru yg muncul saat ini.
Earthly Paradise
Malam ini rio sangat galau, ia bingung dengan apa yg terjadi sekarang ini. Ia sampai meminum beberapa botol bir untuk menghilangkan stress yg dialaminya. Karna sudah tidak tahan melihat rio yg sekarang, iyel menghampirinya dan mengambil sebotol bir yg sedang diminumnya.
“cukup yo. Sekarang bukan saatnya untuk meminum bir. Lagipula apa dengan meminum bir semua masalah bisa terselesaikan?” tanya iyel.
Rio hanya melengos mendengar pertanyaan iyel.
“aku tau sekarang perasaanmu yo, tapi lebih baik sekarang kamu fikirkan ify. Karna sekarang ini hanya kau yg dia miliki.”
“benar ka. Atau apa kau setuju dengan perjodohanmu dengan siapa? Si ashil..atau shila itu?” tanya cakka.
“tentu tidak. tapi sekarang aku merasa sangat tidak berguna, karna aku tidak bisa membantu apa-apa.” Jawab rio.
“yo, sebaiknya kau bawa ify pergi.” Saran alvin.
“itu pasti.”
“jangan senang dulu. Apa kalian tidak ingat perkataan Emp bahwa dia akan mengirim ify ke noszta?” tanya alvin.
“apa maksudnya? Apa Emp benar-benar ingin ify pergi? Ah..mengapa hubungan kalian sangat rumit? Begitu banyak rintangan yg telah kalian lewati hingga seperti ini, sekarang muncul masalah lagi.” Keluh cakka.
Lalu semuanya merenungkan kembali mengenai masalah baru ini. Sampai akhirnya rio memutuskan untuk menemui ify.
Kamar Ify
Tetes demi tetes butiran bening ini pun mulai membanjiri pipi sang pemilik kamar, sejak tadi ia hanya duduk diam sambil menangis setelah mengetahui pemberitahuan yg sangat mengacaukan hatinya. Baru saja, satu masalah terselesaikan, dengan tiba-tiba masalah baru muncul.
‘ternyata kakek memang bukan keluargaku. Lalu dimana keluargaku yg sebenarnya?’ batinnya sambil menatap sebuah fotonya bersama ayah ibu angkatnya yg terpajang rapi dimeja kecil depannya. Dengan cepat otaknya memutar kembali masa-masa dimana dulu orangtuanya mengakui kalau dia bukan anak kandungnya, dan kejadian tadi saat Emp mengatakan bahwa ia bukan cucu kandungnya. Lalu yg mana yg benar? Apa yg harus ia lakukan sekarang?
Karna lelah ia mencoba berbaring diatas springbednya. Mencoba melepaskan fikiran yg sekarang memenuhi otaknya. Tapi justru fikirannya semakin melayang apa yg akan terjadi jika nantinya ia akan pergi dari keluarga Umari. Meninggalkan sejuta kenangan bersama cakka, iyel, alvin, Emp dan....Rio. Galau pastinya, satu kata yg mungkin cukup untuk mewakili air matanya yg sudah berjatuhan. Berbagai posisi untuk tidur ia coba lakukan, tapi tak juga membuatnya merasa nyaman. Sampai akhirnya ketukan pintu dari seseorang menyadarkannya. Tapi karna sudah mengetahui siapa yg mengetuk pintu kamarnya, ia malah tetap diam dan semakin menenggelamkan kepalanya dibalik selimut. Ketukan pintu sudah tidak terdengar lagi, ia hanya bisa kembali menangis memikirkan apa yg baru saja ia lakukan pada kekasihnya. Ia
yakin betul kekasihnya lah yg tadi mengetuk pintu kamarnya.
***
Pemuda tampan ini sudah berulang kali mencoba mengetuk pintu kamar sang kekasihnya, tapi sang empunya kamar masih diam dan tidak membukakan pintunya. Berkali-kali ia mengetuk dan memanggil-manggil nama sang kekasih untuk menunggunya menghampirinya dan berbagi perasaan yg dirasakannya dengannya. Tapi harapan itu hanya sebuah harapan. Sang kekasih tak kunjung membukakan pintu kamarnya.
Sudah hampir 30 menit pemuda ini berdiri didepan kamar kekasihnya. Tapi tidak ada tanda-tanda bahwa sang pemilik kamar ingin membukakan pintu kamarnya dan bertemu dengannya. Akhirnya karna lelah, ia mengambil ponselnya yg terletak disaku celananya. Dengan lincah jari-jarinya mencari kontak yg diyakini adalah kontak orang yg paling disayanginya saat ini. Berulang kali ia mencoba menelpon ulang orang itu tapi tetap tidak ada jawaban. Hatinya semakin gelisah karna takut terjadi apa-apa pada kekasihnya yg sedang labil. Dengan berat hati, ia memutuskan untuk kembali kekamarnya dan bertanya padanya besok pagi.
***
Keesokan Paginya
Sarapan pagi ini jadi terlihat aneh karna tidak adanya seorang yg pernah menjadi Nn. Alyssa sebelum Nn. Alyssa yg sebenarnya muncul. Ya pagi ini ify tidak sarapan bersama Emp, ia lebih memilih tidak sarapan dan diam dikamar, sampai waktu berangkat kuliah tiba.
Rio terus melirik jam yg ada ditangannya. Sudah jam 7 kurang 15 menit tapi ify belum juga menghampirinya diparkiran kediaman Umari. Kecemasannya bertambah sejak semalam ia terus memikirkan sesuatu yg terjadi pada ify. Raut kegelisahannya berubah menjadi raut kelegaan melihat seorang yg ditunggunya sedang menuruni tangga pintu depan rumah Umari. Tapi wajah tampannya menjadi bingung karna penampilan ify yg sekarang seperti bukan ify yg ia kenal.
Pagi ini ify terlihat sangat lusuh. Rambutnya ia ikat asal. Dengan tas yg hanya ia selempangkan dibahu kirinya. Wajahnya juga sangat lesu, tidak tau apa yg berada diotaknya hingga ia mengabaikan penampilannya pagi ini.
Rio menghampirinya.
“aku kira hari ini kamu tidak masuk fy.” Gumamnya saat tiba disamping ify.
Ify tidak menanggapi ucapan rio, ia hanya memalingkan wajahnya kearah lain. Iyel, cakka dan alvin yg masih berada ditempat kejadian hanya bisa merasa iba pada ify. Ia tidak menyangka ify bisa serapuh ini. Karna melihat tanggapan ify yg tidak menanggapinya, rio menggenggam tangan ify, mencoba memberi kekuatan padanya dan memberi tau bahwa masih ada dia yg siap membantunya.
‘tenang fy, aku tau perasaanmu saat ini. Apapun yg terjadi aku tidak akan meninggalkanmu.’ Batin rio sambil menggenggam tangan ify.
Bukannya balik menggenggam tangan rio, ia malah menghentakkan tangan rio dan berlari masuk kemobil.
‘maaf yo, tapi sekarang ini aku sangat rapuh.’ Batin ify.
Sampai diUniversitas Cergy-de Pontoise
“fy nanti aku akan menjemputmu, jadi kuharap kau menungguku.” Gumam rio saat berada didepan kelasnya.
Ify tidak menanggapinya. Ia malah terus berjalan menuju kelasnya. Sampai didepan kelas ia bertemu dengan sivia.
“pagi vi..” sapa sivia dengan ceria.
Ify hanya membalasnya dengan senyuman.
“kamu kenapa? Kok lesu banget sih? Udah gitu kamu kok lusuh gini?” tanya sivia.
“gpp kok. Tadi aku kesiangan, jadi telat gitu deh dan gak sempet siap-siap. Gini lah akhirnya.” Jawab ify berbohong sambil mencoba kembali tersenyum. Tapi senyumnya hilang seketika melihat shilla yg sedang berjalan menuju kelasnya.
“masuk yuk.” Ajak ify. Sivia mengikuti.
Lalu pelajaran pun dimulai.
Bel pelajaran istirahat sudah berbunyi sejak 5 menit yg lalu, tapi ify dan sivia masih didalam kelas.
“mau ke kantin gak fy?” tanya sivia.
“gak..kamu aja ya vi. Maaf aku gak bisa anter.”
“kamu lagi gak enak badan ya??”
“gak kok. Aku males aja.”
“yaudah. Mau nitip sesuatu?”
“gak usah.”
“ok..aku tinggal dulu ya fy?”
Ify hanya membalas pertanyaan sivia dengan senyuman dan anggukan kecil dari kepalanya. Lalu sivia langsung pergi kekantin.
Malam Harinya Di Kediaman Umari
Makan malam malam ini masih sama seperti sarapan tadi pagi, masih terlihat aneh karna seperti ada yg kurang jika ify tidak ikut makan bersama. Emp yg menyadari ify tidak ada bertanya pada Excel.
“excel?”
“ya Emp?”
“ify kemana? Apa dia masih tidak mau makan?”
“iya Emp. Nn. Masih tidak mau makan. Dan tadi saya mendapat laporan dari kampus kalau tadi siang Nn. Belum memakan atau meminum sedikit pun. Jadi jika dihitung sudah seharian Nn. Belum makan.” Jelas excel.
“dasar. Anak bodoh. yasudah kalau begitu. Terserah dia mau makan atau tidak. aku sudah tidak peduli lagi.” Gumam Emp.
Mendengar ucapan Emp barusan membuat hati rio sakit. Seperti ia yg sedang dihina. Karna tidak ingin Emp lebih jauh menghina ify, rio memutuskan untuk pergi dari ruang makan tanpa pamit. Kepergian rio membuat ketiga saudaranya menjadi tidak enak dan akhirnya memutuskan untuk pergi juga.
“kami juga sudah kenyang.” 4 kata yg mewakilkan ketiga tuan muda sebelum mereka pergi dari ruang makan itu. Emp hanya bisa menatapnya bingung. Kenapa ia jadi ditinggal seperti ini? Apa ify lebih penting darinya yg dari kecil sudah merawat mereka?
***
setelah keluar dari ruang makan, rio memutuskan pergi ke dapur dan memasak bubur untuk ify. Setelah membutuhkan waktu beberapa menit akhirnya masakannya jadi juga. Lalu ia segera membawanya kekamar ify. Setelah beberapa kali ia ketuk pintu kamarnya (karna tidak ada jawaban dari ify) ia langsung masuk kekamarnya dan meletakkan buburnya dimeja depan sofa. Diihatnya sang kekasih sedang duduk termenung masih lengkap dengan seragam Universitas Cergy-de Pontoise. Ia merasa sangat iba saat melihatnya. Lalu rio menghampirinya.
“aku bawakan bubur untukmu. Kamu harus makan. Kalau malam ini kamu tidak makan juga, kamu akan sakit.” Gumam rio sambil berlutut didepan ify.
Ify hanya diam tidak menjawab ucapan rio.
“fy, aku tau. Aku tau perasaanmu saat ini, tapi..apakah aku tidak dapat dipercaya? Apa aku tidak bisa menjadi tempat berbagi untukmu?” tanya rio.
“bisakah kau pergi?”
“apa? Tentu saja aku tidak mau. Aku akan tetap disini.
“aku bilang kamu pergi dari kamarku sekarang juga. Mengerti tidak?” tanya ify sambil berdiri.
Rio tidak menjawab melainkan ia menarik ify kedalam pelukannya. Ia membiarkan ify meluapkan emosinya, ia membiarkan ify menangis dipelukannya untuk yg kesekian kalinya.
“kalian tidak mengerti perasaanku. Dulu kalian bilang orangtuaku bukan orangtua kandungku. Sekarang setelah sekian lama aku mencoba mengakui kalau kalian adalah keluargaku, dengan seenaknya kalian bilang bahwa kalian salah orang. Aku bukan Ify Ramadhani. Aku juga bukan Alyssa Saufika Umari. Lalu, siapa aku sebenarnya? Dimana keluargaku kandungku? Tolong jangan permainkan aku lagi.” Ify menangis sekeras-kerasnya didalam pellukan rio.
“mengapa semua yg dulu menjadi milikku, sekarang bukan milikku lagi? Apa kalian tidak memikirkan perasaanku saat kalian bilang untuk mengembalikanku pada ayah dan ibu angkatku? Aku sudah mencoba mengakui dia sebagai kakekku, tapi apa kenyataannya? Aku bukan juga cucu kandungnya. Jadi siapa aku yg sebenarnya?” Ify menghela napas panjang “maaf yo. Bukan maksud untuk menjauhimu, tapi sekarang ini aku sangat rapuh dan sedih. Aku tidak setegar yg kau kira. Aku hanya perempuan biasa.” ify mencurahkan emosinya pada rio. Ia menangis dan terus menangis. Rio pun semakin mengeratkan pelukannya mencoba memberikan ketenangan pada ify.
***
Keesokan Harinya
Disabtu pagi yg cerah ini cucu kandung Emp yg sebenarnya akan mengunjungi Emp dan bertemu dengan keempat Tn. Muda Haling Damanik. Penyambutan disiapkan seperti saat pertama kali ify datang kerumah itu. Begitu juga dengan sifat jutek yg diberikan oleh keempat Tn. Muda kepadanya. Persis sama dengan apa yg dialami ify.
Setelah turun dari mobil, shilla dibimbing Manager Mangare mulai memasuki kediaman Umari. Ia langsung diantar menuju ruangan Emp. Sedangkan keempat Tn. Muda bersama ify hanya bisa menunggunya diruang tamu dekat ruangan Emp.
Sudah hampir 1 jam sejak kedatangan shilla kerumah Emp. Tapi dia masih belum keluar juga dari ruangan Emp. Tidak tau apa yg dibicarakannya sampai ia betah berlama-lama berada didalam ruangan Emp. Cakka yg kesal akhirnya mengeluarkan keluh kesahnya.
“apa sih yg dibicarakan mereka? Kenapa lama sekali? Lagipula apa enaknya berbincang dengan Emp?” tanya cakka. Lalu pertanyaannya terjawab saat melihat shilla berjalan mendekat kearahnya dengan manager mangare disampingnya. Ify dkk yg sedang duduk langsung berdiri.
Shilla menghampiri ify.
“ify, maaf. Aku tidak tau jika akhirnya jadi seperti ini. Tapi..akulah cucu kandung Emp.” Gumam shilla.
“tidak apa-apa.”
“Emp berpesan bahwa Nn. Alyssa yg asli akan tinggal dulu dirumah ini selama seminggu, lalu setelahnya akan diadakan pengumuman pertunangannya dengan Tn. Muda Rio. Jadi Emp harap waktu seminggu digunakan untuk beradaptasi.” Gumam manager mangare.
“Emp dimana? Aku ingin berbicara.”
“baik mari aku antar. Silahkan.” Lalu rio dan manager mangare langsung pergi menuju ruangan Emp.
“maaf aku permisi kekamar.”
“kamu kenapa fy? Kalau sakit lebih baik memang cepat-cepat istirahat.” Gumam iyel.
Ify hanya tersenyum menanggapinya ucapan iyel lalu pergi kekamarnya.
“kamu cakka?” tanya shilla. Cakka hanya melengos.
“kamu alvin?” alvin diam saja.
“dan kamu iyel. Benar kan?”
Iyel tersenyum menjawabnya.
“hai aku ashilla zahrantiara. Salam kenal.” Gumam shilla.
“hey, aku tau kau adalah cucu kandung Emp, tapi bukan berarti kami menganggap kau adalah bagian dari keluarga kami. Jadi jangan berpura-pura akrab pada kami.” Gumam cakka.
“aku tau kalian tidak menyukaiku, karna kalian menganggap aku merebut posisi ify. Tapi itu semua bukan kemauanku.” Jawab shilla yg tak mau disalahkan. Sedangkan iyel? Dari tadi ia hanya mengamati wajah shilla. Merasa seperti pernah bertemu.
“hey, wajahmu mengapa kelihatan tidak asing ya? Apa sebelumnya kita pernah bertemu?” tanya iyel sambil mendekati shilla.
Wajah shilla sudah merah, tidak tau apa sebabnya.
“ha? tidak mungkin. Ini kan pertemuan kita yg pertama.” Jawabnya gugup.
“oh tuhan. Tolonglah, karna dia ify mungkin akan diusir dari kediaman Umari, tapi kau masih saja sempat merayunya?” tanya cakka.
“aku tidak merayunya. Aku hanya merasa pernah bertemu dengannya.”
“asal wanita cantik pasti kau merasa pernah bertemu dengannya.” Tambah alvin.
“baik. Terserah kalian.” Iyel meninggalkan mereka.
Shilla bernapas lega.
Cakka dan alvin yg tidak suka dengan shilla memutuskan untuk meninggalkan shilla sendirian.
‘iyel kamu masih ingat denganku?’ batin shilla sambil duduk disofa.
***
Ruangan Emp
Manager mangare mengantar rio ke ruangan Emp, sampai diruangannya. Rio langsung masuk menemui Emp. Terlihat kakek tua itu sedang duduk santai sambil memandangi foto seorang bayi yg ia tau adalah foto Nn. Alyssa waktu kecil.
Sadar akan rio yg sudah berdiri tepat didepannya, Emp langsung meletakkan foto itu lalu menatap rio.
“ada apa kau datang?” tanya Emp.
“Emp aku ingin berbicara.”
“silahkan.”
“Emp, bukankah aku sudah pernah mengatakan tentang kepergianku dari keluarga Umari?”
“memangnya sudah? Aku lupa.”
“baik. Kalau kau lupa aku akan beritahu ulang. Aku tidak ingin menjadi penerusmu dan aku ingin mencoba kemampuanku diluar dari keluarga Umari. Jadi secara langsung aku menolak pertuananganku dengan shilla. Aku tidak mau menjadikan pernikahanku sebagai barang taruhan. Aku tidak mau hidupku diatur oleh seseorang. Biarkan hidupku diatur oleh Tuhan. Jadi aku mohon kau jangan menyuruhku untuk bertunangan lagi. Dan ku harap kau dapat mengharhagai dan menerima pendapatku ini Emp.”
“rio apa kau tau aku menganggap apa yg baru kau katakan adalah sebuah mimpi. Karna jika aku menganggapnya nyata akan ada masalah yg terjadi.” Gumam Emp yg sangat meremehkan pendapat rio.
Rio yg merasa diremehkan seperti itu menjadi malas mengungkapkan pendapatnya lagi pada Emp.
“sekarang lebih baik kamu pergi dan menemani shilla beradaptasi dengan keluarga Umari.”
“tapi Emp aku tegaskan bahwa aku tidak ingin menikah dengan shilla!!” gumam rio.
“CUKUP!” bentak Emp.
Rio pun benci dengan kejadian ini, akhirnya ia memutuskan untuk pergi dari ruangan Emp.
Siang ini ify gunakan untuk beres-beres. Ia berkemas untuk segera pergi dari kediaman Umari. Tapi aktivitasnya terhenti ketika mendengar ketukan pintu kamarnya. Ify berlari menghampiri pintu kamarnya dan membukakan pintunya. Dilihatnya ketiga Tn. Muda Haling Damanik sedang berdiri tegak didepannya. Bingung, ada apa sampai mereka bertiga bersama-sama mengunjunginya. Karna penasaran akan jawabannya, ify mempersilahkan mereka masuk. Lalu mereka duduk disofa.
“jadi kenapa siang ini kalian mengunjungiku?” tanya ify.
“kami hanya waspada, siapa tau kamu sedang berkemas-kemas. Jadi kami datang kesini untuk melarangmu. Pokoknya kamu tidak boleh pergi tanpa izin kami.”
Ify hanya tersenyum masam menanggapi jawaban iyel.
“tapi, aku bukan siapa-siapa lagi disini. Aku bukan cucu kandung kakek...eh maksudku Emp.”
“fy ku mohon kamu jangan pergi dari sini.” Gumam cakka.
“tapi jika aku tidak pergi bukankah itu sama saja dengan menunggu diusir?”
“apa kamu tidak memikirkan perasaan rio jika kamu pergi?” tanya alvin.
“benar fy. Sekarang kakak sangat galau, dia mungkin akan disuruh bertunangan dengan si shilla itu.” Tambah cakka.
“lagipula sekarang ini bocah itu tidak bisa kehilanganmu.”
“dan jika kau pergi, rio pasti akan ikut denganmu. Dan saat itu Emp pasti akan mencari kalian dan mungkin kalian akan mencapat masalah yg besar.” Gumam alvin.
Ify hanya diam merenungi kata-kata ketiga Tn. Muda itu.
“ayolah fy, apa kamu ingin menyerahkan kakak pada shilla itu?”
“tentu tidak.”
“ya kalau begitu jangan pergi fy. Lagipula bukan rio saja yg tidak ingin kamu pergi. Kita juga tidak ingin kamu pergi. Karna kita sudah menganggapmu sebagai adik perempuan kita, jika kamu pergi kita akan kehilangan adik perempuan yg sangat kita sayangi.” Jelas iyel yg sukses ingin membuat ify menangis karna terharu. Ternyata masih banyak orang yg
menyayanginya.
“dan aku juga akan kehilangan wanita idamanku.”
Pernyataan cakka barusan membuat ify tersenyum, ia ingat pertama kali saat cakka masuk kekamarnya malam-malam dan mengungkapkan bahwa cakka menyukainya.
‘benar kata mereka, aku tidak boleh kalah oleh shilla, aku akan tetap berada disini dan mempertahankan hubunganku dengan Rio.’ Batin ify.
***
Di lapangan basket kediaman Umari
Pemuda tampan ini masih sibuk melampiaskan amarahnya pada bola berwarna orange itu. Ia terus melempar dan memantulkannya kearah ring. Keringatnya sudah membasahi pelipisnya. Aktivitasnya terhenti ketika mendengar ponselnya yg tergeletak diatas lantai berdering. Ia melempar asal bola basket itu dan mengambil ponselnya. Dilihatnya nama orang yg baru meremehkan pendapatnya menghubunginya. Dengan malas-malasan ia mengangkatnya.
“halo.” Sapanya.
“temui aku diruang tengah.” Gumam seorang diseberang sana.
“tapi...”
Tutt..tuttt...suara yang menjadi tanda bahwa panggilan sudah terputus. Sambil menatap layar ponselnya, pemuda itu menghela nafas berat. Lalu dia mengelap keringatnya dan langsung pergi menemui orang yg menelponnya.
Di ruang tengah
Emp, manager mangare dan shilla sudah menunggu kedatangan rio. Kira-kira sudah 10 menit sejak Emp menelponnya, tapi rio tak kunjung datang. Akhirnya Emp berbincang-bincang dengan shilla. Sampai akhirnya yg ditunggu pun datang.
“ada apa Emp?” tanya rio saat berada dihadapan Emp.
“besok shilla akan pindah kesini. Jadi kuharap kau bisa membantunya mengantarkannya pulang untuk membawa barang-barangnya.”
Rio hanya bisa melengos.
“dan kau yg akan menemaninya belajar.”
“baik Emp, jika ada yg aku tidak mengerti aku akan bertanya padanya.” Gumam shilla.
“ya..tanya saja sesukamu. Kalau dia tidak ingin menjawabnya katakan padaku.”
“sudah ayo jalan.” Gumam rio ketus sambil pergi meninggalkan shilla duluan.
Shilla mengikuti rio.
Perempuan cantik ini hanya bisa mengitari taman kediaman Umari. Melihat-lihat bahwa apakah ia rela untuk meninggalkan kediaman ini.
‘apakah aku rela untuk meninggalkan ini semua? Apa aku rela menyerahkan semuanya pada shilla? Termasuk...rio? tidak. aku tidak akan diam saja merelakan rio pada shilla. Yo, sekarang aku tau apa yg akan aku lakukan.’ Batin perempuan ini.
Lalu ia langsung pergi meninggalkan taman.
***
Emp dan manager mangare sedang berada diruangannya. Ia sedang memikirkan sesuatu. Tiba-tiba saat berunding, ify datang menghampiri mereka.
“ada apa?” tanya Emp.
“kakek..eh maaf Emp aku ingin bicara.”
“silahkan.”
“bolehkah kau ijinkan aku tinggal disini?”
“kenapa? Bukannya kau ingin pergi dari sini?”
“tapi aku sudah terbiasa disini. Bolehkah? Aku bisa menyapu, mencuci, memasak dan yg lainnya.”
“baik. Karna dari awal aku yg salah, dan aku cukup menyukaimu karna kau anak yg ulet, jadi aku ijinkan kau tinggal disini. Sebagai pembantu.”
“ha? terima kasih Emp.”
“baik. Excel jelaskan tugasnya.”
“baik pembantu baru, sekarang kau pergi ganti bajumu, lalu bereskan kamarmu karna besok Nn. Shilla akan datang dan menempati kamar itu. Kau juga harus ikut membantu dalam pertunangan Nn. Shilla dan Tn. Muda Rio. Dan tugas utamamu adalah menjadi pembantu pribadi Nn. Shilla.” Jelas manager mangare.
Ify hanya bisa diam mendengarkan penjelasan darinya. Setelah selesai ify langsung memutuskan pamit dan melaksanakan tugas pertamanya.
Sampai diluar ruangan Emp, ify bertemu dengan seorang pembantu. Lalu pembantu itu menyapanya.
“apa kabar Nn. Ify?” sapanya.
Ify hanya tersenyum menanggapinya. Tiba-tiba dari dalam ruangan Emp, manager mangare datang dan menegur pembantu itu.
“dia itu bukan Nn. Alyssa lagi. Jadi tidak usah memanggilnya Nn. Sekarang kedudukannya dia sama denganmu. Dia seorang pembantu. Mengerti?”
“mengerti.”
Ify tidak menanggapinya. Ia langsung pergi kekamarnya. Jalannya terhenti ketika ponsel disaku celananya berbunyi. Dilihatnya nama sahabat kecilnya tertera dilayar ponselnya. Ify mengangkatnya.
“halo agni.”
“halo fy. Apa kabarmu Nn?”
“emm baik.”
“kenapa akhir-akhir ini kamu tidak pernah menghubungiku fy?”
“maaf ya agni. Aku sangat sibuk.” Jawab ify berbohong.
“oh..iyasudah aku bekerja dulu ya..sampai nanti.”
Telpon itu pun terputus. Ify memutuskan untuk kekamarnya. Tak disangka didalamnya sudah ada rio yg menunggu ify.
“kenapa?” tanya rio.
“apa maksudmu?”
“kenapa kamu ingin menjadi pembantu untuk tinggal disini?”
“wah..seperti virus saja, berita itu sudah menyebar. Memangnya kenapa? Yg penting aku masih bisa tinggal disini.”
“tapi kenapa harus menjadi pembantu? Aku tidak mau melihatmu disuruh-suruh.”
“tidak apa-apa. Jadi pembantu juga tidak buruk. Lagipula jika kita ingin berkencan kan jadi tidak ada yg mengawasi.”
“tapi aku bisa menyewakan rumah untuk kau tinggal.”
“sudahlah tidak apa-apa. Kamu tidak perlu khawatir.”
Saat tengah berbincang, tiba-tiba saja shilla datang.
“hmm tidak disangka, seleramu seperti pembantu ya yo? Seharusnya kalian lebih berhati-hati jika tidak mau diketahui orang lain. Sebenarnya ini sih bukan masalah besar, tapi ini akan jadi berita hebat jika Emp tau.” Gumam shilla.
“memang kenapa? Apa salah jika aku ingin berduaan dengan pacarku?” sindir rio sambil merangkul ify.
“aku ingin bicara denganmu shil.” Gumam ify.
Lalu shilla dan ify pergi ketaman untuk berbicara.
“ada apa?”
“apa kau bisa bilang pada kakek..eh Emp bahwa kau menolak pertunangan ini?”
“memangnya kenapa?”
“bukankah tidak enak bila pernikahan ditentukan oleh orang lain?”
“memang tidak enak. Tapi jika pasangannya rio, aku tidak akan menolaknya.”
“apa? Maksudmu?”
“ya. Aku menyukai rio saat pertama kali bertemu. Jadi tidak masalah jika pernikahanku ditentukan oleh orang lain asalkan pasangannya itu Rio.”
“dengar ya? Aku dan rio sudah pacaran.”
“hmm masa bodo dengan urusanmu dengan rio. Yg penting sekarang kakek berpihak padaku.”
“apa kau tidak bisa begitu.”
“tentu bisa. Sudahlah aku ingin kembali melihat-lihat kediaman umari. Dah.”
“kau sangat licik shilla.”
“tolong panggil aku Nn.”
“tidak. pokoknya aku akan melawanmu shilla.”
“ingat sekarang kedudukanmu adalah dibawahku. Aku majikan dan kamu pembantu. Panggil aku Nn. Atau kau akan
mendapat akibatnya.”
“aku tidak akan pernah takut untuk menanggung suatu akibat. Lihat saja, aku pasti akan membuktikan sesuatu dan aku akan melawanmu.”
“lihat saja nanti.” Gumam shilla sambil pergi meninggalkan ify.
->>bersambung
Part 19: Shilla Vs Ify!
“jadi apa benar tentang berita itu Emp? Apa benar ify bukan cucu kandungmu? Dan perempuan itu cucumu yg sebenarnya?” tanya iyel.
“salah.”
“apa kubilang. Tenang saja fy, aku tahu bahwa itu hanya issue.” Gumam cakka. Semua pun berfikir seperti itu sambil menghela nafas berat.
“maksudku, identitas ify yg salah.”
“apa?”
“maaf tapi kamu bukan cucu kandungku fy. Cucu kandungku adalah Ashilla Zahrantiara.”
“apa kau punya cukup bukti untuk mempertanggung jawabkan ini Emp?” tanya rio dengan nada serius.
“excel jelaskan.”
“semuanya sudah dibuktikan. Bahkan DNAnya Nn. Shilla cocok dengan Emp.”
“bukankah ify juga begitu Emp?”
“ini adalah kesalahanku. Karna melihat kemiripannya dengan Uchie aku langsung mengakuinya sebagai cucuku tanpa melakukan pemeriksaan yg lebih spesifik.”
“apa anda masih punya bukti lain? Aku masih tidak mempercayai ini.” Protes alvin. kali ini ia angkat bicara, karna diam-diam dengan kedatangan ify di kehidupannya sedikit demi sedikit sudah memberikan perubahan.
“cincin.” Jawab Emp. Seketika raut wajah ify menjadi pucat.
“apa?”
“cincin. Pada saat umurnya yg ke satu tahun. Uchie membelikannya sebuah cincin bermata berlian putih. Cincin itu dibuat khusus untuk cucuku. Cincin itu selalu berada didekatnya. Dan sekarang cincin itu ada dishilla. Aku kira awalnya saat ify datang tidak membawa cincin itu, cincin itu hilang karna sudah terlalu lama. Tapi ternyata aku memang salah. Karna wajar jika ify tidak mempunyai cincin itu, sebab dia bukan cucu kandungku.” Jelas Emp.
“lalu apa yg akan kau lakukan Emp? Apa kau akan membuang ify begitu saja?” tanya iyel.
“tentu tidak. fy aku akan mengirimmu ke noszta, aku akan mengembalikanmu kepada kedua orang tuamu lagi. Maaf ini kesalahanku. Jadi aku akan menebusnya dengan mengembalikanmu dan memberikan sejumlah uang untukmu.”
“oiya. Setelah shilla datang, aku akan menikahkannya dengan penerusku.” Tambah Emp yg sukses membuat RiFy menjadi semakin galau. Ify yg sudah tak kuat lagi akhirnya pergi meninggalkan mereka semua. Rio mengejarnya dan meraih tangannya.
“aku ingin sendiri.”
“taapi fy...”
“tenang saja. Aku tidak apa-apa. Benar-benar tidak apa-apa.” Gumam ify sambil melepaskan genggaman tangan rio. Lalu ia berlari kekamarnya meninggalkan rio dengan kebimbangan.
“bagaimana yo?” tanya iyel dengan cakka dan alvin dibelakangnya.
“aku merasa sangat bodoh sekarang ini.”
“yasudah biarkan dia sendiri dulu sekarang ini. Mungkin dia sangat syok.” Saran alvin.
“ya..ayo ke tempat biasa.” Ajak cakka.
Lalu mereka langsung menuju Earthly Paradise dan berunding memikirkan satu masalah baru yg muncul saat ini.
Earthly Paradise
Malam ini rio sangat galau, ia bingung dengan apa yg terjadi sekarang ini. Ia sampai meminum beberapa botol bir untuk menghilangkan stress yg dialaminya. Karna sudah tidak tahan melihat rio yg sekarang, iyel menghampirinya dan mengambil sebotol bir yg sedang diminumnya.
“cukup yo. Sekarang bukan saatnya untuk meminum bir. Lagipula apa dengan meminum bir semua masalah bisa terselesaikan?” tanya iyel.
Rio hanya melengos mendengar pertanyaan iyel.
“aku tau sekarang perasaanmu yo, tapi lebih baik sekarang kamu fikirkan ify. Karna sekarang ini hanya kau yg dia miliki.”
“benar ka. Atau apa kau setuju dengan perjodohanmu dengan siapa? Si ashil..atau shila itu?” tanya cakka.
“tentu tidak. tapi sekarang aku merasa sangat tidak berguna, karna aku tidak bisa membantu apa-apa.” Jawab rio.
“yo, sebaiknya kau bawa ify pergi.” Saran alvin.
“itu pasti.”
“jangan senang dulu. Apa kalian tidak ingat perkataan Emp bahwa dia akan mengirim ify ke noszta?” tanya alvin.
“apa maksudnya? Apa Emp benar-benar ingin ify pergi? Ah..mengapa hubungan kalian sangat rumit? Begitu banyak rintangan yg telah kalian lewati hingga seperti ini, sekarang muncul masalah lagi.” Keluh cakka.
Lalu semuanya merenungkan kembali mengenai masalah baru ini. Sampai akhirnya rio memutuskan untuk menemui ify.
Kamar Ify
Tetes demi tetes butiran bening ini pun mulai membanjiri pipi sang pemilik kamar, sejak tadi ia hanya duduk diam sambil menangis setelah mengetahui pemberitahuan yg sangat mengacaukan hatinya. Baru saja, satu masalah terselesaikan, dengan tiba-tiba masalah baru muncul.
‘ternyata kakek memang bukan keluargaku. Lalu dimana keluargaku yg sebenarnya?’ batinnya sambil menatap sebuah fotonya bersama ayah ibu angkatnya yg terpajang rapi dimeja kecil depannya. Dengan cepat otaknya memutar kembali masa-masa dimana dulu orangtuanya mengakui kalau dia bukan anak kandungnya, dan kejadian tadi saat Emp mengatakan bahwa ia bukan cucu kandungnya. Lalu yg mana yg benar? Apa yg harus ia lakukan sekarang?
Karna lelah ia mencoba berbaring diatas springbednya. Mencoba melepaskan fikiran yg sekarang memenuhi otaknya. Tapi justru fikirannya semakin melayang apa yg akan terjadi jika nantinya ia akan pergi dari keluarga Umari. Meninggalkan sejuta kenangan bersama cakka, iyel, alvin, Emp dan....Rio. Galau pastinya, satu kata yg mungkin cukup untuk mewakili air matanya yg sudah berjatuhan. Berbagai posisi untuk tidur ia coba lakukan, tapi tak juga membuatnya merasa nyaman. Sampai akhirnya ketukan pintu dari seseorang menyadarkannya. Tapi karna sudah mengetahui siapa yg mengetuk pintu kamarnya, ia malah tetap diam dan semakin menenggelamkan kepalanya dibalik selimut. Ketukan pintu sudah tidak terdengar lagi, ia hanya bisa kembali menangis memikirkan apa yg baru saja ia lakukan pada kekasihnya. Ia
yakin betul kekasihnya lah yg tadi mengetuk pintu kamarnya.
***
Pemuda tampan ini sudah berulang kali mencoba mengetuk pintu kamar sang kekasihnya, tapi sang empunya kamar masih diam dan tidak membukakan pintunya. Berkali-kali ia mengetuk dan memanggil-manggil nama sang kekasih untuk menunggunya menghampirinya dan berbagi perasaan yg dirasakannya dengannya. Tapi harapan itu hanya sebuah harapan. Sang kekasih tak kunjung membukakan pintu kamarnya.
Sudah hampir 30 menit pemuda ini berdiri didepan kamar kekasihnya. Tapi tidak ada tanda-tanda bahwa sang pemilik kamar ingin membukakan pintu kamarnya dan bertemu dengannya. Akhirnya karna lelah, ia mengambil ponselnya yg terletak disaku celananya. Dengan lincah jari-jarinya mencari kontak yg diyakini adalah kontak orang yg paling disayanginya saat ini. Berulang kali ia mencoba menelpon ulang orang itu tapi tetap tidak ada jawaban. Hatinya semakin gelisah karna takut terjadi apa-apa pada kekasihnya yg sedang labil. Dengan berat hati, ia memutuskan untuk kembali kekamarnya dan bertanya padanya besok pagi.
***
Keesokan Paginya
Sarapan pagi ini jadi terlihat aneh karna tidak adanya seorang yg pernah menjadi Nn. Alyssa sebelum Nn. Alyssa yg sebenarnya muncul. Ya pagi ini ify tidak sarapan bersama Emp, ia lebih memilih tidak sarapan dan diam dikamar, sampai waktu berangkat kuliah tiba.
Rio terus melirik jam yg ada ditangannya. Sudah jam 7 kurang 15 menit tapi ify belum juga menghampirinya diparkiran kediaman Umari. Kecemasannya bertambah sejak semalam ia terus memikirkan sesuatu yg terjadi pada ify. Raut kegelisahannya berubah menjadi raut kelegaan melihat seorang yg ditunggunya sedang menuruni tangga pintu depan rumah Umari. Tapi wajah tampannya menjadi bingung karna penampilan ify yg sekarang seperti bukan ify yg ia kenal.
Pagi ini ify terlihat sangat lusuh. Rambutnya ia ikat asal. Dengan tas yg hanya ia selempangkan dibahu kirinya. Wajahnya juga sangat lesu, tidak tau apa yg berada diotaknya hingga ia mengabaikan penampilannya pagi ini.
Rio menghampirinya.
“aku kira hari ini kamu tidak masuk fy.” Gumamnya saat tiba disamping ify.
Ify tidak menanggapi ucapan rio, ia hanya memalingkan wajahnya kearah lain. Iyel, cakka dan alvin yg masih berada ditempat kejadian hanya bisa merasa iba pada ify. Ia tidak menyangka ify bisa serapuh ini. Karna melihat tanggapan ify yg tidak menanggapinya, rio menggenggam tangan ify, mencoba memberi kekuatan padanya dan memberi tau bahwa masih ada dia yg siap membantunya.
‘tenang fy, aku tau perasaanmu saat ini. Apapun yg terjadi aku tidak akan meninggalkanmu.’ Batin rio sambil menggenggam tangan ify.
Bukannya balik menggenggam tangan rio, ia malah menghentakkan tangan rio dan berlari masuk kemobil.
‘maaf yo, tapi sekarang ini aku sangat rapuh.’ Batin ify.
Sampai diUniversitas Cergy-de Pontoise
“fy nanti aku akan menjemputmu, jadi kuharap kau menungguku.” Gumam rio saat berada didepan kelasnya.
Ify tidak menanggapinya. Ia malah terus berjalan menuju kelasnya. Sampai didepan kelas ia bertemu dengan sivia.
“pagi vi..” sapa sivia dengan ceria.
Ify hanya membalasnya dengan senyuman.
“kamu kenapa? Kok lesu banget sih? Udah gitu kamu kok lusuh gini?” tanya sivia.
“gpp kok. Tadi aku kesiangan, jadi telat gitu deh dan gak sempet siap-siap. Gini lah akhirnya.” Jawab ify berbohong sambil mencoba kembali tersenyum. Tapi senyumnya hilang seketika melihat shilla yg sedang berjalan menuju kelasnya.
“masuk yuk.” Ajak ify. Sivia mengikuti.
Lalu pelajaran pun dimulai.
Bel pelajaran istirahat sudah berbunyi sejak 5 menit yg lalu, tapi ify dan sivia masih didalam kelas.
“mau ke kantin gak fy?” tanya sivia.
“gak..kamu aja ya vi. Maaf aku gak bisa anter.”
“kamu lagi gak enak badan ya??”
“gak kok. Aku males aja.”
“yaudah. Mau nitip sesuatu?”
“gak usah.”
“ok..aku tinggal dulu ya fy?”
Ify hanya membalas pertanyaan sivia dengan senyuman dan anggukan kecil dari kepalanya. Lalu sivia langsung pergi kekantin.
Malam Harinya Di Kediaman Umari
Makan malam malam ini masih sama seperti sarapan tadi pagi, masih terlihat aneh karna seperti ada yg kurang jika ify tidak ikut makan bersama. Emp yg menyadari ify tidak ada bertanya pada Excel.
“excel?”
“ya Emp?”
“ify kemana? Apa dia masih tidak mau makan?”
“iya Emp. Nn. Masih tidak mau makan. Dan tadi saya mendapat laporan dari kampus kalau tadi siang Nn. Belum memakan atau meminum sedikit pun. Jadi jika dihitung sudah seharian Nn. Belum makan.” Jelas excel.
“dasar. Anak bodoh. yasudah kalau begitu. Terserah dia mau makan atau tidak. aku sudah tidak peduli lagi.” Gumam Emp.
Mendengar ucapan Emp barusan membuat hati rio sakit. Seperti ia yg sedang dihina. Karna tidak ingin Emp lebih jauh menghina ify, rio memutuskan untuk pergi dari ruang makan tanpa pamit. Kepergian rio membuat ketiga saudaranya menjadi tidak enak dan akhirnya memutuskan untuk pergi juga.
“kami juga sudah kenyang.” 4 kata yg mewakilkan ketiga tuan muda sebelum mereka pergi dari ruang makan itu. Emp hanya bisa menatapnya bingung. Kenapa ia jadi ditinggal seperti ini? Apa ify lebih penting darinya yg dari kecil sudah merawat mereka?
***
setelah keluar dari ruang makan, rio memutuskan pergi ke dapur dan memasak bubur untuk ify. Setelah membutuhkan waktu beberapa menit akhirnya masakannya jadi juga. Lalu ia segera membawanya kekamar ify. Setelah beberapa kali ia ketuk pintu kamarnya (karna tidak ada jawaban dari ify) ia langsung masuk kekamarnya dan meletakkan buburnya dimeja depan sofa. Diihatnya sang kekasih sedang duduk termenung masih lengkap dengan seragam Universitas Cergy-de Pontoise. Ia merasa sangat iba saat melihatnya. Lalu rio menghampirinya.
“aku bawakan bubur untukmu. Kamu harus makan. Kalau malam ini kamu tidak makan juga, kamu akan sakit.” Gumam rio sambil berlutut didepan ify.
Ify hanya diam tidak menjawab ucapan rio.
“fy, aku tau. Aku tau perasaanmu saat ini, tapi..apakah aku tidak dapat dipercaya? Apa aku tidak bisa menjadi tempat berbagi untukmu?” tanya rio.
“bisakah kau pergi?”
“apa? Tentu saja aku tidak mau. Aku akan tetap disini.
“aku bilang kamu pergi dari kamarku sekarang juga. Mengerti tidak?” tanya ify sambil berdiri.
Rio tidak menjawab melainkan ia menarik ify kedalam pelukannya. Ia membiarkan ify meluapkan emosinya, ia membiarkan ify menangis dipelukannya untuk yg kesekian kalinya.
“kalian tidak mengerti perasaanku. Dulu kalian bilang orangtuaku bukan orangtua kandungku. Sekarang setelah sekian lama aku mencoba mengakui kalau kalian adalah keluargaku, dengan seenaknya kalian bilang bahwa kalian salah orang. Aku bukan Ify Ramadhani. Aku juga bukan Alyssa Saufika Umari. Lalu, siapa aku sebenarnya? Dimana keluargaku kandungku? Tolong jangan permainkan aku lagi.” Ify menangis sekeras-kerasnya didalam pellukan rio.
“mengapa semua yg dulu menjadi milikku, sekarang bukan milikku lagi? Apa kalian tidak memikirkan perasaanku saat kalian bilang untuk mengembalikanku pada ayah dan ibu angkatku? Aku sudah mencoba mengakui dia sebagai kakekku, tapi apa kenyataannya? Aku bukan juga cucu kandungnya. Jadi siapa aku yg sebenarnya?” Ify menghela napas panjang “maaf yo. Bukan maksud untuk menjauhimu, tapi sekarang ini aku sangat rapuh dan sedih. Aku tidak setegar yg kau kira. Aku hanya perempuan biasa.” ify mencurahkan emosinya pada rio. Ia menangis dan terus menangis. Rio pun semakin mengeratkan pelukannya mencoba memberikan ketenangan pada ify.
***
Keesokan Harinya
Disabtu pagi yg cerah ini cucu kandung Emp yg sebenarnya akan mengunjungi Emp dan bertemu dengan keempat Tn. Muda Haling Damanik. Penyambutan disiapkan seperti saat pertama kali ify datang kerumah itu. Begitu juga dengan sifat jutek yg diberikan oleh keempat Tn. Muda kepadanya. Persis sama dengan apa yg dialami ify.
Setelah turun dari mobil, shilla dibimbing Manager Mangare mulai memasuki kediaman Umari. Ia langsung diantar menuju ruangan Emp. Sedangkan keempat Tn. Muda bersama ify hanya bisa menunggunya diruang tamu dekat ruangan Emp.
Sudah hampir 1 jam sejak kedatangan shilla kerumah Emp. Tapi dia masih belum keluar juga dari ruangan Emp. Tidak tau apa yg dibicarakannya sampai ia betah berlama-lama berada didalam ruangan Emp. Cakka yg kesal akhirnya mengeluarkan keluh kesahnya.
“apa sih yg dibicarakan mereka? Kenapa lama sekali? Lagipula apa enaknya berbincang dengan Emp?” tanya cakka. Lalu pertanyaannya terjawab saat melihat shilla berjalan mendekat kearahnya dengan manager mangare disampingnya. Ify dkk yg sedang duduk langsung berdiri.
Shilla menghampiri ify.
“ify, maaf. Aku tidak tau jika akhirnya jadi seperti ini. Tapi..akulah cucu kandung Emp.” Gumam shilla.
“tidak apa-apa.”
“Emp berpesan bahwa Nn. Alyssa yg asli akan tinggal dulu dirumah ini selama seminggu, lalu setelahnya akan diadakan pengumuman pertunangannya dengan Tn. Muda Rio. Jadi Emp harap waktu seminggu digunakan untuk beradaptasi.” Gumam manager mangare.
“Emp dimana? Aku ingin berbicara.”
“baik mari aku antar. Silahkan.” Lalu rio dan manager mangare langsung pergi menuju ruangan Emp.
“maaf aku permisi kekamar.”
“kamu kenapa fy? Kalau sakit lebih baik memang cepat-cepat istirahat.” Gumam iyel.
Ify hanya tersenyum menanggapinya ucapan iyel lalu pergi kekamarnya.
“kamu cakka?” tanya shilla. Cakka hanya melengos.
“kamu alvin?” alvin diam saja.
“dan kamu iyel. Benar kan?”
Iyel tersenyum menjawabnya.
“hai aku ashilla zahrantiara. Salam kenal.” Gumam shilla.
“hey, aku tau kau adalah cucu kandung Emp, tapi bukan berarti kami menganggap kau adalah bagian dari keluarga kami. Jadi jangan berpura-pura akrab pada kami.” Gumam cakka.
“aku tau kalian tidak menyukaiku, karna kalian menganggap aku merebut posisi ify. Tapi itu semua bukan kemauanku.” Jawab shilla yg tak mau disalahkan. Sedangkan iyel? Dari tadi ia hanya mengamati wajah shilla. Merasa seperti pernah bertemu.
“hey, wajahmu mengapa kelihatan tidak asing ya? Apa sebelumnya kita pernah bertemu?” tanya iyel sambil mendekati shilla.
Wajah shilla sudah merah, tidak tau apa sebabnya.
“ha? tidak mungkin. Ini kan pertemuan kita yg pertama.” Jawabnya gugup.
“oh tuhan. Tolonglah, karna dia ify mungkin akan diusir dari kediaman Umari, tapi kau masih saja sempat merayunya?” tanya cakka.
“aku tidak merayunya. Aku hanya merasa pernah bertemu dengannya.”
“asal wanita cantik pasti kau merasa pernah bertemu dengannya.” Tambah alvin.
“baik. Terserah kalian.” Iyel meninggalkan mereka.
Shilla bernapas lega.
Cakka dan alvin yg tidak suka dengan shilla memutuskan untuk meninggalkan shilla sendirian.
‘iyel kamu masih ingat denganku?’ batin shilla sambil duduk disofa.
***
Ruangan Emp
Manager mangare mengantar rio ke ruangan Emp, sampai diruangannya. Rio langsung masuk menemui Emp. Terlihat kakek tua itu sedang duduk santai sambil memandangi foto seorang bayi yg ia tau adalah foto Nn. Alyssa waktu kecil.
Sadar akan rio yg sudah berdiri tepat didepannya, Emp langsung meletakkan foto itu lalu menatap rio.
“ada apa kau datang?” tanya Emp.
“Emp aku ingin berbicara.”
“silahkan.”
“Emp, bukankah aku sudah pernah mengatakan tentang kepergianku dari keluarga Umari?”
“memangnya sudah? Aku lupa.”
“baik. Kalau kau lupa aku akan beritahu ulang. Aku tidak ingin menjadi penerusmu dan aku ingin mencoba kemampuanku diluar dari keluarga Umari. Jadi secara langsung aku menolak pertuananganku dengan shilla. Aku tidak mau menjadikan pernikahanku sebagai barang taruhan. Aku tidak mau hidupku diatur oleh seseorang. Biarkan hidupku diatur oleh Tuhan. Jadi aku mohon kau jangan menyuruhku untuk bertunangan lagi. Dan ku harap kau dapat mengharhagai dan menerima pendapatku ini Emp.”
“rio apa kau tau aku menganggap apa yg baru kau katakan adalah sebuah mimpi. Karna jika aku menganggapnya nyata akan ada masalah yg terjadi.” Gumam Emp yg sangat meremehkan pendapat rio.
Rio yg merasa diremehkan seperti itu menjadi malas mengungkapkan pendapatnya lagi pada Emp.
“sekarang lebih baik kamu pergi dan menemani shilla beradaptasi dengan keluarga Umari.”
“tapi Emp aku tegaskan bahwa aku tidak ingin menikah dengan shilla!!” gumam rio.
“CUKUP!” bentak Emp.
Rio pun benci dengan kejadian ini, akhirnya ia memutuskan untuk pergi dari ruangan Emp.
Siang ini ify gunakan untuk beres-beres. Ia berkemas untuk segera pergi dari kediaman Umari. Tapi aktivitasnya terhenti ketika mendengar ketukan pintu kamarnya. Ify berlari menghampiri pintu kamarnya dan membukakan pintunya. Dilihatnya ketiga Tn. Muda Haling Damanik sedang berdiri tegak didepannya. Bingung, ada apa sampai mereka bertiga bersama-sama mengunjunginya. Karna penasaran akan jawabannya, ify mempersilahkan mereka masuk. Lalu mereka duduk disofa.
“jadi kenapa siang ini kalian mengunjungiku?” tanya ify.
“kami hanya waspada, siapa tau kamu sedang berkemas-kemas. Jadi kami datang kesini untuk melarangmu. Pokoknya kamu tidak boleh pergi tanpa izin kami.”
Ify hanya tersenyum masam menanggapi jawaban iyel.
“tapi, aku bukan siapa-siapa lagi disini. Aku bukan cucu kandung kakek...eh maksudku Emp.”
“fy ku mohon kamu jangan pergi dari sini.” Gumam cakka.
“tapi jika aku tidak pergi bukankah itu sama saja dengan menunggu diusir?”
“apa kamu tidak memikirkan perasaan rio jika kamu pergi?” tanya alvin.
“benar fy. Sekarang kakak sangat galau, dia mungkin akan disuruh bertunangan dengan si shilla itu.” Tambah cakka.
“lagipula sekarang ini bocah itu tidak bisa kehilanganmu.”
“dan jika kau pergi, rio pasti akan ikut denganmu. Dan saat itu Emp pasti akan mencari kalian dan mungkin kalian akan mencapat masalah yg besar.” Gumam alvin.
Ify hanya diam merenungi kata-kata ketiga Tn. Muda itu.
“ayolah fy, apa kamu ingin menyerahkan kakak pada shilla itu?”
“tentu tidak.”
“ya kalau begitu jangan pergi fy. Lagipula bukan rio saja yg tidak ingin kamu pergi. Kita juga tidak ingin kamu pergi. Karna kita sudah menganggapmu sebagai adik perempuan kita, jika kamu pergi kita akan kehilangan adik perempuan yg sangat kita sayangi.” Jelas iyel yg sukses ingin membuat ify menangis karna terharu. Ternyata masih banyak orang yg
menyayanginya.
“dan aku juga akan kehilangan wanita idamanku.”
Pernyataan cakka barusan membuat ify tersenyum, ia ingat pertama kali saat cakka masuk kekamarnya malam-malam dan mengungkapkan bahwa cakka menyukainya.
‘benar kata mereka, aku tidak boleh kalah oleh shilla, aku akan tetap berada disini dan mempertahankan hubunganku dengan Rio.’ Batin ify.
***
Di lapangan basket kediaman Umari
Pemuda tampan ini masih sibuk melampiaskan amarahnya pada bola berwarna orange itu. Ia terus melempar dan memantulkannya kearah ring. Keringatnya sudah membasahi pelipisnya. Aktivitasnya terhenti ketika mendengar ponselnya yg tergeletak diatas lantai berdering. Ia melempar asal bola basket itu dan mengambil ponselnya. Dilihatnya nama orang yg baru meremehkan pendapatnya menghubunginya. Dengan malas-malasan ia mengangkatnya.
“halo.” Sapanya.
“temui aku diruang tengah.” Gumam seorang diseberang sana.
“tapi...”
Tutt..tuttt...suara yang menjadi tanda bahwa panggilan sudah terputus. Sambil menatap layar ponselnya, pemuda itu menghela nafas berat. Lalu dia mengelap keringatnya dan langsung pergi menemui orang yg menelponnya.
Di ruang tengah
Emp, manager mangare dan shilla sudah menunggu kedatangan rio. Kira-kira sudah 10 menit sejak Emp menelponnya, tapi rio tak kunjung datang. Akhirnya Emp berbincang-bincang dengan shilla. Sampai akhirnya yg ditunggu pun datang.
“ada apa Emp?” tanya rio saat berada dihadapan Emp.
“besok shilla akan pindah kesini. Jadi kuharap kau bisa membantunya mengantarkannya pulang untuk membawa barang-barangnya.”
Rio hanya bisa melengos.
“dan kau yg akan menemaninya belajar.”
“baik Emp, jika ada yg aku tidak mengerti aku akan bertanya padanya.” Gumam shilla.
“ya..tanya saja sesukamu. Kalau dia tidak ingin menjawabnya katakan padaku.”
“sudah ayo jalan.” Gumam rio ketus sambil pergi meninggalkan shilla duluan.
Shilla mengikuti rio.
Perempuan cantik ini hanya bisa mengitari taman kediaman Umari. Melihat-lihat bahwa apakah ia rela untuk meninggalkan kediaman ini.
‘apakah aku rela untuk meninggalkan ini semua? Apa aku rela menyerahkan semuanya pada shilla? Termasuk...rio? tidak. aku tidak akan diam saja merelakan rio pada shilla. Yo, sekarang aku tau apa yg akan aku lakukan.’ Batin perempuan ini.
Lalu ia langsung pergi meninggalkan taman.
***
Emp dan manager mangare sedang berada diruangannya. Ia sedang memikirkan sesuatu. Tiba-tiba saat berunding, ify datang menghampiri mereka.
“ada apa?” tanya Emp.
“kakek..eh maaf Emp aku ingin bicara.”
“silahkan.”
“bolehkah kau ijinkan aku tinggal disini?”
“kenapa? Bukannya kau ingin pergi dari sini?”
“tapi aku sudah terbiasa disini. Bolehkah? Aku bisa menyapu, mencuci, memasak dan yg lainnya.”
“baik. Karna dari awal aku yg salah, dan aku cukup menyukaimu karna kau anak yg ulet, jadi aku ijinkan kau tinggal disini. Sebagai pembantu.”
“ha? terima kasih Emp.”
“baik. Excel jelaskan tugasnya.”
“baik pembantu baru, sekarang kau pergi ganti bajumu, lalu bereskan kamarmu karna besok Nn. Shilla akan datang dan menempati kamar itu. Kau juga harus ikut membantu dalam pertunangan Nn. Shilla dan Tn. Muda Rio. Dan tugas utamamu adalah menjadi pembantu pribadi Nn. Shilla.” Jelas manager mangare.
Ify hanya bisa diam mendengarkan penjelasan darinya. Setelah selesai ify langsung memutuskan pamit dan melaksanakan tugas pertamanya.
Sampai diluar ruangan Emp, ify bertemu dengan seorang pembantu. Lalu pembantu itu menyapanya.
“apa kabar Nn. Ify?” sapanya.
Ify hanya tersenyum menanggapinya. Tiba-tiba dari dalam ruangan Emp, manager mangare datang dan menegur pembantu itu.
“dia itu bukan Nn. Alyssa lagi. Jadi tidak usah memanggilnya Nn. Sekarang kedudukannya dia sama denganmu. Dia seorang pembantu. Mengerti?”
“mengerti.”
Ify tidak menanggapinya. Ia langsung pergi kekamarnya. Jalannya terhenti ketika ponsel disaku celananya berbunyi. Dilihatnya nama sahabat kecilnya tertera dilayar ponselnya. Ify mengangkatnya.
“halo agni.”
“halo fy. Apa kabarmu Nn?”
“emm baik.”
“kenapa akhir-akhir ini kamu tidak pernah menghubungiku fy?”
“maaf ya agni. Aku sangat sibuk.” Jawab ify berbohong.
“oh..iyasudah aku bekerja dulu ya..sampai nanti.”
Telpon itu pun terputus. Ify memutuskan untuk kekamarnya. Tak disangka didalamnya sudah ada rio yg menunggu ify.
“kenapa?” tanya rio.
“apa maksudmu?”
“kenapa kamu ingin menjadi pembantu untuk tinggal disini?”
“wah..seperti virus saja, berita itu sudah menyebar. Memangnya kenapa? Yg penting aku masih bisa tinggal disini.”
“tapi kenapa harus menjadi pembantu? Aku tidak mau melihatmu disuruh-suruh.”
“tidak apa-apa. Jadi pembantu juga tidak buruk. Lagipula jika kita ingin berkencan kan jadi tidak ada yg mengawasi.”
“tapi aku bisa menyewakan rumah untuk kau tinggal.”
“sudahlah tidak apa-apa. Kamu tidak perlu khawatir.”
Saat tengah berbincang, tiba-tiba saja shilla datang.
“hmm tidak disangka, seleramu seperti pembantu ya yo? Seharusnya kalian lebih berhati-hati jika tidak mau diketahui orang lain. Sebenarnya ini sih bukan masalah besar, tapi ini akan jadi berita hebat jika Emp tau.” Gumam shilla.
“memang kenapa? Apa salah jika aku ingin berduaan dengan pacarku?” sindir rio sambil merangkul ify.
“aku ingin bicara denganmu shil.” Gumam ify.
Lalu shilla dan ify pergi ketaman untuk berbicara.
“ada apa?”
“apa kau bisa bilang pada kakek..eh Emp bahwa kau menolak pertunangan ini?”
“memangnya kenapa?”
“bukankah tidak enak bila pernikahan ditentukan oleh orang lain?”
“memang tidak enak. Tapi jika pasangannya rio, aku tidak akan menolaknya.”
“apa? Maksudmu?”
“ya. Aku menyukai rio saat pertama kali bertemu. Jadi tidak masalah jika pernikahanku ditentukan oleh orang lain asalkan pasangannya itu Rio.”
“dengar ya? Aku dan rio sudah pacaran.”
“hmm masa bodo dengan urusanmu dengan rio. Yg penting sekarang kakek berpihak padaku.”
“apa kau tidak bisa begitu.”
“tentu bisa. Sudahlah aku ingin kembali melihat-lihat kediaman umari. Dah.”
“kau sangat licik shilla.”
“tolong panggil aku Nn.”
“tidak. pokoknya aku akan melawanmu shilla.”
“ingat sekarang kedudukanmu adalah dibawahku. Aku majikan dan kamu pembantu. Panggil aku Nn. Atau kau akan
mendapat akibatnya.”
“aku tidak akan pernah takut untuk menanggung suatu akibat. Lihat saja, aku pasti akan membuktikan sesuatu dan aku akan melawanmu.”
“lihat saja nanti.” Gumam shilla sambil pergi meninggalkan ify.
->>bersambung