Part 24: Masa Lalu Alvin!
***
‘aku tidak pernah menyangka bahwa kau menyukaiku selama 10 tahun shill..’ batin seseorang dikamarnya.
Lalu ia raih ponselnya. Jari-jarinya dengan cepat mencari sebuah kontak yg diyakini adalah temannya. Setelah ditemukan, ia menekan tombol hijau dan mendekatkan ponselnya ketelinganya.
“halo..” sapa seseorang diseberang sana.
“kalau kamu mengaku temanku, besok jemput aku divilla keluarga Emp didekat danau jam 5. Aku tidak menerima penolakkan. Tapi jika kau menolak, aku anggap kau bukan lagi temanku.” Gumam iyel cepat sambil segera menutup telvonnya. Itu berarti bahwa dia tidak suka kalau ditolak.
Sedangkan pemuda diseberang sana hanya mengerutkan keningnya, lalu mengetikkan sesuatu untuk temannya yg menelvonnya tadi.
Ddrtt..ddrtt. getar ponselnya membuatnya mengalihkan pandangannya kearah ponselnya.
-
From: Riko
Ok. Besok kujemput kau. Jam 5.
-
Seulas senyum puas terukir diwajah tampannya. Lalu ia langsung tidur.
Sedangkan dikediaman Umari, padahal hari masih pagi tetapi sepasang saudara ini sudah duduk terdiam ditempat favoritnya. Mereka hanya memikirkan nasib mereka yg akhirnya jika harus menjadi penerus Grup Umari karna kakak dan saudaranya yg menolak menjadi penerus.
“ahh..” desis salah seorang pemuda bermata sipit. Ia memejamkan matanya. Akhir-akhir ini dia selalu memimpikan orang yg dulu pernah mencuri hatinya. Ia sendiri pun tidak tau kenapa ia bisa memimpikan orang itu. Padahal sudah 2 tahun ini ia coba lupakan orang itu. Tapi,,ya itu tak pernah berhasil.
Disampingnya seorang pemuda dengan harajuku style-nya, hanya memandang kesal kelangit-langit ruangan itu. Sambil terus menghela napas berat. Suasana ini, selalu membuatnya kesal. Ia tidak pernah suka suasana hening seperti saat ini.
Hingga menit ke-24 cakka –pemuda tadi- memecahkan keheningan itu dengan bertanya hal-hal yg ringan.
“eh vin, gimana sama sivia?” tanyanya.
“...” pemuda bermata sipit yg disapa dengan ‘vin’ tadi hanya menghela napasnya. Padahal ia tidak berharap saudaranya itu membicarakan orang yg sedang menari dipikirannya. Kemudian dengan malas-malasan ia menoleh pada cakka.
“penting?” tanyanya agak ketus.
“yaiyalah. Kau itu saudaraku. Setidaknya aku perlu tau hal itu.” Jawab cakka.
“tapi kau bukanlah orangtuaku. Iyel saja tidak ambil repot dengan hal ini. Kenapa jadi kau yg sok tahu? Lagipula bantu saja kakakmu itu. Hidupnya lebih sukar dari yg kubayangkan.”
“kalau ka rio, aku menyerah saja. Jika dia meminta bantuan padaku baru aku akan membantunya. Untuk sekarang biar dia saja yg menyelesaikan masalahnya sendiri. Lagipula dia lebih dewasa dariku. Dan bagaimana menurutmu dengan sivia? apa dia cukup sama dengan silvia?”
“ya..menurutmu?”
“hey kenapa kau selalu balik bertanya sih? Apa susahnya tinggal jawab.”
“jawaban apa yg akan membuatmu puas?”
“ergghh..” cakka mengacak-acak rambutnya. Kesal juga bila harus berbicara dengan saudaranya yg satu ini.
“mereka memang sama, dari wajah, senyumnya maupun tingkah lakunya. Dia juga membuatku tidak bisa bersikap dingin padanya. Dan orang yg bisa membuatku seperti itu hanyalah silvia. Ibuku pun tak bisa melakukan itu. Tapi aku sadar sivia bukanlah silvia. Dia sudah tiada. Aku ingin sekali menghilangkan pikiran bahwa silvia sudah tiada, tapi itu tidak pernah berhasil, semua yg ada didiri sivia mengingatkanku dengan sosoknya. Semuanya. Ingin aku menjauh dari sivia sekarang, tapi bukannya menjauh aku malah semakin ingin menariknya kedalam hati ini, tidak tau kenapa, entah karna dia mirip dengan silvia, atau mungkin karna aku mulai mencintainya.” Jelas alvin panjang lebar.
Cakka hanya memposisikan dirinya sebagai pendengar. Dan untuk pertama kalinya lagi –setelah sekian lama-, cakka melihat sinar kehidupan dari pancaran mata alvin ketika tadi ia sedang bermonolog.
“apa kau pernah berfikir bahwa dia adalah reinkarnasi silvia?”
“aku tidak pernah percaya hal itu. Tetap saja dimataku keduanya berbeda. Tapi..aku masih tidak bisa menghilangkan bayang-bayang silvia didalam diri sivia. tapi disisi lain, aku lebih nyaman dengan sivia daripada silvia.”
“jadi?” tanya cakka dengan nada menggoda.
“apa?” tanya alvin tiba-tiba dengan nada seperti biasanya. Ia sudah tau jika ia menjelaskan pada saudaranya yg satu ini ia pasti akan digoda, seperti waktu dilapangan basket tempo hari.
“jadi...”
Ddrtt..drrtt
Ucapan cakka, terpotong karna ponsel yg ia letakkan dimeja dihadapannya bergetar. Dengan segera ia mengambilnya. Dilihatnya 1 pesan baru diterima. Ditekannya tombol ‘OK’ lalu dibacanya segera pesan itu.
-
From: Agni
Hari ini jadi? Katanya kemarin mau battle? Kalau iya aku tunggu dilapangan basket dekat rumahku. Ok?
-
Senyum cakka mengembang seketika membaca pesan dari pujaan hatinya itu. Tanpa ingin membuang waktu cakka membalas pesan tersebut.
-
To: Agni
Ok. Aku akan datang. Wait me J
-
“yaudahlah. Bdw mau ikut gak? Ke lapangan basket deket rumahnya agni? I want to play basketball with her. You want to join?”.
“hmm okedeh. Daripada gak ada kerjaan disini.” Gumam alvin.
“tapi kau bawa motor sendiri ya.. aku tak mau boncengan bareng kau.”
“siapa yg mengharapkan diboncengmu?” cibir alvin berjalan duluan keluar dari Earthly Paradise.
Dibelakangnya cakka hanya cengengesan sambil mengikuti alvin ketempat istirahat motor kesayangannya.
“bagaimana kalau ada sivia disana?” tanya cakka saat sudah berada disamping cagivanya.
“itu lebih baik, daripada aku harus melihat kau bermesraan dengan cewek tomboy itu.” Jawab alvin sambil memakai sarung tangan.
“haha..baguslah.” gumam cakka “aku duluan kalau begitu.” Tambahnya sambil menggas cagivanya meninggalkan kediaman Umari.
“heuh..” alvin menghela napas, lalu langsung mengikuti cakka yg sudah lebih dulu meninggalkannya.
Tidak butuh waktu lama untuk sampai dilapangan basket itu. Dalam waktu kurang dari 60 menit saja, alvin dan cakka sudah berada disana. Melihat 2 orang gadis cantik yg sedang duduk ditengah lapangan kecil itu. Dengan santai mereka menghampiri mereka.
“hai..” sapa cakka ketika sampai dihadapan mereka. Ia pun duduk disamping agni. Sedangkan alvin masih berdiri dengan kedua tangan yg dimasukkan kedalam sakunya lalu menghampiri bangku panjang yg tersedia diseberang lapangan.
“datang juga.” Gumam agni sambil tersenyum.
“sudah ku bilang aku akan datang. Mau mulai sekarang nona?”
“boleh.”
“hey aku bagaimana?” tanya sivia yg sedaritadi dicuekkin.
“temani alvin ya. Dia sendiri juga. Aku ingin bermain dulu dengan temanmu ini.” Jawab cakka lembut.
“hemm..baiklah.” gumam sivia lalu menghampiri alvin yg sedang duduk termenung dibangku panjang.
“boleh duduk disini?” tanya sivia.
“hmm.” Jawab alvin singkat.
Sivia duduk disamping alvin. suasana seperti ini membuatnya tidak tau harus berbuat apa-apa. Ia selalu kehabisan bahan pembicaraan jika sedang bersama alvin. ia putuskan untuk memperhatikan permainan cakka dan agni.
Sedangkan yang diperhatikan malah asik sendiri. Mereka bermain basket dengan sangat enjoy, sesekali mereka tertawa lepas. Ingin ia seperti agni, yg bisa akrab dengan seorang pemuda. Tapi sepertinya sivia sudah salah sasaran. Alvin Jonathan Damanik, 1 dari 4 Tn. Muda Haling Damanik yg mempunyai sifat yg berbeda dari yg lain. Sikap dan sifat yg begitu berubah sejak 2 tahun lalu. Sifatnya yg sekarang, jauh berbeda dengan sifatnya dulu yg selalu ramah dengan semua orang, senyum manis selalu terukir diwajah tampannya. Dari keempat Tn. Muda pun, alvin-lah yg paling banyak disukai dibanding iyel, kakaknya. Coba lihat sekarang? Sifat cuek dan cenderung memasang wajah dingin kepada setiap orang yg bertemu dengannya, tak ada lagi senyum indah yang menghiasi wajah rupawan alvin. semua hilang saat wanita itu pergi meninggalkan dirinya. Saat 2 tahun lalu.
“hey.. apa kau pernah berfikir reinkarnasi seseorang itu ada?” tanya alvin yg akhirnya memecahkan keheningan.
Sivia menoleh, dan mengerutkan keningnya. Mencoba menyelami hati pemuda disampingnya. Sebenarnya apa yg membuatnya seperti ini? Apa sesuatu yg sangat diinginkan orang lain tidak bisa membuatnya bahagia, atau...cinta?
“mungkin percaya dan mungkin tidak.” jawab sivia sambil tetap menoleh pada alvin.
Alvin menautkan kedua alisnya, bermaksud untuk meminta penjelasan pada sivia. tapi sivia hanya tertawa kecil.
“hm..sebenarnya aku tidak benar-benar percaya jika seseorang yg sudah tiada hidup lagi. Karna itu sangat tidak masuk akal, kecuali kehendak Tuhan. Tapi reinkarnasi seseorang bisa saja terjadi jika ada 2 orang yg sama dalam kehidupan ini yg memiliki sifat dan sikap yg sama pula. Ya seperti kembar. Didunia ini setiap manusia pasti mempunyai kembaran. Entah itu saudara kandung atau orang lain.”
“jadi, apa maksudmu setiap orang pasti punya reinkarnasi? Atau apa? Tolong jangan berbelit. Aku tidak mengerti.”
“begini..aku tidak bilang semua orang punya reinkarnasi, hanya orang tertentu saja yg memiliki banyak kesamaan, tapi belum tentu semuanya sama, karna setiap orang itu pasti mempunyai perbedaan, seperti kembar identik, dilihat dari sisi fisik mereka pasti serupa, kan? tapi coba kita perhatikan dari sisi sifat maupun tingkah laku mereka, pasti ada satu hal yg membuatnya berbeda. Karna mereka serupa tapi tak sama. Benar? Jadi kalau dibilang semua orang punya reinkarnasi itu tidak juga. Mungkin yg mempunyai reinkarnasi hanya orang yg dititip Tuhan untuk menyelesaikan masalah yg dihadapi dimasa lalu. Pasti mereka itu berkaitan. Mungkin temannya, saudaranya, atau mungkin sepupunya. Mengerti?”
Alvin hanya mengangguk kecil. Ia mengerti tapi mungkin hanya intinya saja dari semua penjelasan sivia.
“hey kka..”panggil agni sambil menghentikan permainannya.
Cakka pun ikut berhenti. “ya?”
“ternyata Tn. Muda Alvin itu berbeda dengan apa yg dibilang ify ya? Bukankah dia tidak suka berbicara dengan wanita dan tdiak terlalu akrab dengannya? Tapi sekarang, ia malah terlihat menikmati berbicara dengan via.”
Cakka mengamati alvin sambil tertawa kecil.
“kenapa?” agni mengerutkan keningnya.
“tidak. aku juga kurang mengerti dirinya. Kita kesana saja yuk.” Gumam cakka sambil berjalan menghampiri via dan alvin. agni mengikutinya dari belakang.
“hey berduaan aja nih.” Gumam cakka sambil duduk dihadapan via dan alvin.
“bukannya kalian juga begitu?” cibir alvin.
“kok kalau bicara denganku sikapmu selalu dingin lagi sih?”
Bukannya menjawab alvin malah tertawa. Alvin tertawa. Kegiatan yang sangat jarang sekali terlihat dari wajah tampan Tn. Muda itu.
“eh..malah ketawa.” Gumam cakka, lalu ia menoleh pada sivia sambil mengulurkan tangannya. Mau tak mau via menjabat tangan cakka.
“selamat vi. Kamu udah jadi orang kedua yg buat alvin bisa tertawa lepas gitu.” Gumamnya lalu melepas tangannya.
“maksudnya?”
“ya..kau tau kan bagaimana sifat Tn. Muda Alvin? tapi liat sekarang, dia tertawa hingga begitu lepas. Dan itu jarang sekali bukan?”
Sivia menganggukan kepalanya. Sedangkan alvin disebelahnya, hanya tersenyum tipis. Memperhatikan wajah sivia.
“memangnya orang pertamanya siapa?”
“tanya saja pada dirinya.” Gumam cakka “kita mau ke cafe dekat sini. Mau ikut?” tanyanya kemudian.
“aku tidak.” jawab alvin.
“aku juga disini saja.” Tambah sivia.
Cakka mendekati alvin “sepertinya, kau sudah menemukan silvia-mu lagi.” Bisiknya pelan. Tapi karna jarak duduk alvin dan via tidak terlalu jauh, sivia agak samar bisa mendengarnya.
“yasudah. Kita duluan.”
“dah via , Tn. Muda Alvin.” gumam agni sambil berlari kecil dibelakang cakka.
“hey.” Panggil alvin.
Cakka dan Agni menoleh.
“jangan panggil aku Tn. Muda Alvin. cukup alvin.” gumam alvin menyampaikan maksudnya sambil tersenyum tipis.
Dengan membalas senyuman alvin , agni mengangguk kecil “baik, alvin.” gumamnya sambil pergi mengikuti cakka.
Sivia hanya memperhatikan punggung sahabatnya itu hingga menghilang diujung jalan. Setelah benar-benar menghilang, sivia menoleh pada alvin. alvin yg merasa risih ditatap seperti itu, bertanya juga.
“kenapa kau menatapku seperti itu?” tanyanya agak sengit.
“bisa tidak menghilangkan nada tinggi mu seperti itu jika berbicara?”
“aku tidak suka kau menatapku seperti itu.” Gumam alvin lembut.
“hm..aku...”
“ingin tahu orang pertama yang membuatku tertawa?” potong alvin cepat.
“bukan.”
“lalu?”
“kau ini sebenarnya orang yg seperti apa sih?” tanya sivia. ‘mengapa terkadang bisa membuatku bahagia tapi juga membuatku kesal?’ tambahnya dalam hati.
‘pertanyaan aneh.’ 2 kata itulah yg kini mewakili raut wajah alvin.
“aku tidak bisa menjawab.”
“kenapa?”
“ya karna hanya orang lah yg bisa menilai diriku.” Jawab alvin.
Sivia mengangguk. “ya memang benar juga sih.”
“apa kamu tidak ingin tahu siapa orang pertama yg membuatku tertawa?” tanya alvin.
“itu terserah dirimu, yg ingin memberitahu atau tidak. karna aku fikir itu termasuk privasimu.” Jawab via, tapi diam-diam ia sangat ingin mengetahuinya, apa benar silvia? Apa benar itu silvia?
“silvia.”
DEG! Jantung via berdetak kencang seketika mendengar nama itu terucap lagi. Nama orang yg membuatnya harus pindah dari NKRI, orang yg sudah mengambil perhatian sepenuhnya dari ayahnya, sedangkan ibunya sudah pergi ke pelukan Tuhan lebih dahulu karna penyakit turunan, dia juga orang yg memaksanya harus pindah ketempat pamannya dinoszta, tapi biarpun begitu bagi sivia, orang itu adalah orang yg sangat dikasihinya yg sudah pergi ke pelukan Tuhan terlebih dahulu. Meninggalkannya tanpa meninggalkan kenangan yg sangat berharga untuknya. Sivia hanya bisa diam mendengarkan.
“dia adalah alasan mengapa aku bisa tertawa, dia yg mengajarkanku bagaimana cara bersikap ramah terhadap orang lain. Dia juga mengajarkanku bagaimana indahnya hidup, cara menghargai orang lain, dan...cinta. sejak kecil kita sudah bersama. Sudah lama aku memendam perasaanku padanya, tapi ketika kita sudah beranjak dewasa, dia seperti tidak menganggapku, tidak peduli padaku dan pergi meninggalkanku. Aku sendiri tidak tau kenapa. Ingin aku melupakannya, tapi bayang-bayangnya selalu menghampiriku, terlebih lagi adanya sosok dirimu vi. Wajahmu, senyummu, bahkan baumu semua sama dengannya. Bagaimana aku bisa menghilangkan dia dari pikiranku jika aku harus bertemu dengan orang yg kupikir adalah reinkarnasi dirinya?” jelas alvin.
Sivia masih diam ditempatnya. Mematung dengan penjelasan alvin.
“tapi...”
“vin, aku ingin pulang. kepalaku tiba-tiba saja jadi sedikit pusing.” Potong sivia. ia tidak ingin mendengar apa-apa lagi dari mulut alvin saat ini.
“baik. aku antar.” Gumam alvin. sivia mengangguk lalu sedetik kemudian ia sudah ada dalam boncengan alvin.
Sampai dirumah sivia, alvin langsung tancap gas pulang menuju rumahnya. Sedangkan sivia langsung masuk kekamarnya.
Didalam kamar, sivia hanya duduk termenung diatas springbednya. Ia tidak tau apa yg sekarang ingin dilakukannya. Sepertinya harapan via untuk memiliki hati alvin sepenuhnya tidak akan pernah terwujud, karna alvin masih belum bisa melupakan orang yg ada dimasa lalunya, melupakan silvia, melupakan saudara kembarnya.
“aku tidak pernah berfikir jika ini akan jadi seperti ini. Kenapa ini semua terjadi padaku?” gumam sivia sambil melihat ke sekeliling kamarnya.
Tangannya tergerak mengambil sebuah figura berwarna coklat tua dengan foto 2 orang perempuan cantik yg sedang tersenyum manis didalamnya. Wajah keduanya sangat mirip. Itu dirinya dan silvia, saudara kembarnya. 2 tahun lalu kakaknya meninggalkannya untuk selamanya. Ia divonis mengidap penyakit Kanker hati stadium 3 dan beberapa bulan kemudian stadiumnya naik menjadi stadium akhir yg sudah tidak ada harapan hidup lagi. Lalu ia meletakkan pigura itu disebelahnya dan mulai mengalihkan pandangannya pada ponselnya. Jari-jarinya menari lincah diatas kipet ponselnya itu. Mengetikkan sesuatu untuk seseorang yg sejak pertama kali mereka bertemu sudah mencuri hatinya.
***
setelah mengantar sivia pulang kerumahnya, pemuda bermata sipit ini langsung menuju kerumahnya, tepatnya kamarnya. Ia merebahkan dirinya pada sofa dikamarnya. Setelah itu ia pejamkan matanya, merenungkan sebentar apa yg kini terjadi pada dirinya. Mengapa akhir-akhir ini orang yg sudah ia lupakan muncul lagi? Membuatnya menjadi bimbang saja dengan perasaannya terhadap sivia.
Ia dipaksa membuka matanya ketika merasa ponsel disakunya bergetar, lalu dengan malas-malasan ia raih ponsel itu dan melihat 1 pesan baru yg diterima ponselnya. Dengan segera ia baca.
-
From: Sivia
Apa nanti sore kau punya rencana? Kalau tidak temani aku ke suatu tempat, aku ingin menunjukkan sesuatu. Nanti jam 4 ku tunggu dirumahku J
-
Dengan cepat ia membalasnya.
-
To: Sivia
Baik.
-
Setelah ada laporan terkirim dari ponselnya, ia masukkan ponselnya itu kedalam sakunya. Lalu kembali memejamkan matanya. Menciptakan keheningan kembali yg sudah rusak tadi.
***
cakka dan agni masih berada dicafe dekat rumah agni. Memang cafe itu tidak terlalu mewah, tapi cukup untuk mengisi perut ketika lapar.
“ag..” panggil cakka membunuh keheningan yg sejak tadi tercipta.
“ya?” tanya agni sambil menghentikan acara makannya.
“hm..”
“apa?”
“kalau aku bilang aku menyukaimu, kau percaya?”
Agni sedikit tersentak. Untung saat itu ia tidak sedang minum.
“hm..bukannya kau menyukai ify?”
“memang, tapi kau pun tau kalau ify menyukai kakakku, Rio. jadi buat apa aku menunggunya. Lagipula sepertinya aku sudah tidak menyukainya lagi tapi lebih tepatnya mengaguminya, ya aku hanya mengaguminya. Dan untuk sekarang aku menyukaimu. Sejak pertama kau datang ke pesta pertunangan palsu ify dengan iyel waktu itu.” Jelas cakka.
Agni hanya diam, karna tidak tau ingin jawab apa.
“hm..jadi, aku...apa kamu mau menjadi Mrs. Cakka Nuraga?” tanya cakka dengan serius.
Agni masih diam, ia benar-benar tidak tau harus menjawab apa. Karna pertemuannya dengan cakka baru beberapa hari yg lalu. Cukup singkat untuk saling menyukai. Tapi ia juga punya perasaan yg sama dengan cakka.
“ag..” panggil cakka sekali lagi.
“ya?”
“jadi..apa kamu mau jadi Mrs. Cakka Nuraga? Bukan hanya sekedar pacaran, tapi aku juga ingin mengajakmu ke pernikahan.”
‘hah? Ya Tuhan.’ Batin agni “hm..tapi itu terlalu cepat.” Akhirnya agni buka suara.
“jadi..kau menolakku?”
“bukan. Aku hanya tidak ingin menikah terlalu cepat. Tapi aku juga menyukaimu.”
“jadi..ok kita tentu tidak akan menikah sekarang. Urusan kakakku saja belum selesai, mau didepak aku dari rumah Emp
maupun keluargaku?” tanya cakka, agar tidak kedengaran seperti takut ia selipkan nada canda diakhir kalimatnya.
“hm..baiklah. ku fikir.”
“tenang saja..jadi?”
“iya aku mau..”
“yess..” gumam cakka agak teriak, membuat beberapa pengunjung cafe menatap ke arah mereka.
“hehe..terlalu senang ag..” gumam cakka sambil tersenyum kikuk.
Agni hanya melanjutkan makanannya yg tadi sempat tertunda.
***
Sivia sudah siap dikamarnya. Sebelumnya ia menyiapkan beberapa peralatannya yg diperlukan dan langsung ia masukkan ke dalam tasnya.
Tiin,,tiinn.
Bunyi klakson mobil seseorang membuyarkan lamunannya. Dilihatnya dari jendela kamarnya. Mobil dengan warna putih itu sudah terparkir didepan pintu rumahnya. Tak ingin membuat sang supir yg ada didalam mobil itu marah karna terlalu lama menunggu, sivia melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya menuju ke bawah. Sampai dibawah, ia melihat ayahya menghampirinya.
“siapa vi?”
“alvin.”
“Tn. Muda alvin maksudmu?”
“ya. Kenapa?”
“tidak. kalian mau kemana?”
“mau ke makam kakak. Aku berangkat pah.” Pamit sivia lalu menghampiri alvin.
“kita mau kemana?” tanya alvin saat via sudah ada disebelahnya.
“jalan aja ke taman komplek disini.” Jawab sivia sambil tersenyum.
Tanpa bicara apa-apa lagi, alvin menjalankan mobilnya ke taman komplek perumahan sivia. setelah sampai disana, ia memakirkan mobilnya, lalu turun dari mobilnya. Sivia sudah lebih dulu turun dan berjalan menuju bangku putih yg ada disana. Alvin pun mengikutinya. Detik mulai berganti menit dan keheningan semakin tercipta.
Hingga menit ke-10 sivia memecahkan keheningan.
“kamu pasti ingin tau kenapa aku mengajakmu kesini bukan?” tanya sivia.
Alvin mengangguk.
“letisya silvia azizah. Aku tau kau pasti sudah sangat mengenali nama itu. Ya walaupun mungkin kau ingin melupakannya, tapi tak pernah berhasil, bukan?”
Alvin tersentak mendnegar nama itu disebut. Nama lengkap sudah dihapalnya diluar kepala. Kembali terdengar telinganya setelah sudah 2 tahun silam menghilang.
“dia orang yg sangat berarti untukmu, orang yg mengajarkanmu segalanya seperti yg kau bilang, kau menyukainya. Tapi dia tidak pernah menganggapmu benar? Itu salah. Semuanya tidak benar. Dia tidak ingin seperti tidak peduli padamu, tapi dia hanya tidak ingin meninggalkan luka yg lebih dalam jika dia harus memberitahumu tentang semua yg terjadi padanya. Dia lebih memilih merahasiakan semuanya darimu. Dia hanya tidak ingin kau berfikir untuk melakukan hal bodoh yg akan menyelamatkan dirinya tapi juga akan mengorbankan dirimu. Dia hanya....”
“tunggu, apa maksudmu? Silvia? Kau mengenalnya? Apa yg terjadi padanya? Sekarang dimana dia?” potong alvin cepat sebelum ia semakin tidak mengerti dengan apa yg dibicarakan sivia.
“ya aku sangat mengenalinya. Dia orang yg membuatku iri selama ini. Tapi dia juga orang yg sangat aku sayangi. Dia adalah kakakku, saudara kembarku tepatnya.” Jawab via.
“apa? Jadi dimana dia sekarang? Apa dia baik-baik saja?”
“tentu. Sekarang dia sudah baik-baik saja. Semua bebannya telah hilang.”
“bisa aku bertemu dengannya? Dimana dia sekarang? Cepat beritahu aku.”
“dia sudah meninggal.” Jawab via sedikit terisak. Air mata yg ditahannya kini sudah terjun bebas menghiasi pipi chubby-nya.
“apa?” alvin benar-benar tidak bisa mempercayai ini. Sekarang ia hanya bisa diam mematung.
“2 tahun lalu, ia divonis mengidap kanker hati stadium 3 tapi beberapa bulan kemudian dokter mengatakan bahwa stadiumnya sudah stadium akhir dan tidak ada harapan lagi untuk hidup. Penyakit turunan yg juga dialami ibuku. Dia tidak menemuimu, maupun tidak menganggapmu jika saling bertemu untuk merahasiakan semua ini. Dia tidak ingin kau terluka. Apalagi dia juga tidak ingin sampai kau harus mendonorkan hatimu untukku, karna dia tau kau orang yg cukup nekat.” Jawab sivia.
“jadi? Dia hanya tidak ingin aku yg meninggalkan dunia ini demi dirinya?”
Sivia mengangguk kecil. Air matanya kini sudah mengalir deras.
“tolong kau jangan menangis. Aku tidak ingin melihatmu menangis.” Gumam alvin sambil menghapus air mata sivia dengan ibu jarinya.
“sekarang bisa antarkan aku ketempat silvia?” tanya alvin setelah via tenang.
Sivia mengangguk. Lalu sedetik kemudian mereka meninggalkan taman itu menuju makam silvia.
***
cakka mengantarkan agni pulang ke rumahnya. Sampai dirumahnya cakka berpamitan pada ayah agni.
“maaf membawa putri anda hingga larut malam seperti ini. Tapi saya janji akan menjaganya dan tidak akan membahayakannya.” Gumam cakka.
“tidak apa-apa. Yasudah kamu segera pulang saja. Agni kan sudah aman.”
“baik om.”
“om tinggal kedalam dulu. Hati-hati.”
“aku pamit. Besok ku jemput kamu. kita main lagi. Ok?”
“ok. Hati-hati ya..”
“sip.” Cakka mengacungkan kedua jempolnya lalu menaiki cagivanya dan pergi meninggalkan rumah agni, agni sendiripun langsung masuk ke dalam kamarnya.
***
Masih didepan makam ‘Letisya Silvia. A’ kedua orang ini belum beranjak sejak 2 jam lalu mereka berada disana. Hanya helaan napas dari keduanya yg terdengar sedari tadi. Belum ada yg berbicara daritadi.
“sil..maaf aku baru jenguk kamu setelah setahun sudah kau pergi. Tidak ada yg membertahuku. Seorangpun. Ya kau tau? Aku tidak punya teman selain kau. Jadi..aku minta maaf. Dan keputusanmu, aku hargai walaupun aku sedikit kecewa kenapa kau tidak memberitahuku. Tapi..ya sudahlah. Terima kasih sudah mengirim sivia untuk memberitahuku semuanya.” Gumam alvin menghentikan keheningan yg semakin menjadi-jadi itu.
“ka..maaf aku baru memberitahunya. Aku tidak tau jika dia adalah alvin jonathan yg kau bilang itu. Maaf..” gumam sivia ikut meminta maaf pada silvia. “aku beri waktu kau dengan alvin kak..” tambahnya.
Sedetik kemudian sivia langsung melangkahkan kakinya menuju mobil alvin. kini tinggal alvin yg masih ada dimakam silvia. Walaupun langit sudah gelap, tapi rasanya alvin ingin tetap disini. Menemani silvia.
“sil..aku tidak tahu apa yg akan terjadi setelah ini. Tapi jika memang aku menyukai adikmu, apa itu karna dia mirip denganmu, atau aku yg benar-benar mulai menyukainya. Aku benar-benar tidak mengerti. Tapi disisi lain aku memang merasa nyaman dengannya. Apa yg harus aku lakukan?” tanya alvin. lalu ia mengangkat wajahnya, melihat ke hadapannya. Ia mencoba meyakinkan dirinya, apa yg dilihatnya ini hanya imajinasinya? Atau sivia? dihadapannya kini ada perempuan cantik yg mirip dengan sivia tapi itu bukan sivia. yg alvin yakini adalah silvia. Tapi apa benar?
“aku memaafkanmu, jika kau mengabulkan permintaan terakhirku. Aku ingin kau membahagiakan sivia dengan setulus hatimu, bukan karna dia adikku, bukan karna dia mirip denganku vin,,”
Alvin mengerjap-ngerjapkan matanya. Hilang. Tidak ada sosok silvia disana. Tapi ia yakin tadi itu nyata, lalu suara itu ia dengar jelas apa yg diucapkan silvia tadi. Tapi..aneh rasanya.
“baik. walaupun aku tidak yakin dengan ini. Aku janji, akan bahagiakan sivia dengan tulus. Mencintainya dan menyayanginya. Seperti yg kau minta. Sekarang aku pamit dulu. Aku pulang.” pamit alvin sambil berjalan meninggalkan makam silvia. Lalu mengantar adik silvia pulang ke rumahnya.
***
‘aku janji, akan menepati janjiku padamu sil..aku akan bahagiakan sivia dengan setulus hatiku, dan menjadi diriku yg dulu saat bersamamu..’ tekat alvin sambil mengarahkan mobilnya kerumahnya.
->>bersambung..
Kamis, 01 September 2011
Minggu, 07 Agustus 2011
Romantic Princess Part 23
Romantic Princess
Part 23: Terbongkar Lagi!
Dering ponsel perempuan ini, menghentikan aktivitas melamun sang empunya, ia menoleh pada ponselnya yang tergeletak diatas meja. Segera diraihnya ponsel berwarna biru muda itu.
-
From: Iyel
Segalanya akan indah pada waktunya. Percayalah pada Rio! J
-
Untaian kata yg tertera pada layar ponselnya membuat moodnya cukup kembali baik. 2 kalimat yg dikirim iyel –sang pengirim- yg bermaksud untuk menyemangati gadis ini, sepertinya cukup tersampaikan dan tertangkap oleh gadis ini. Bibir mungilnya yg sedaritadi hanya membentuk garis lurus kini sudah mulai membentuk sebuah lengkungan manis. Sambil tersenyum ia mendongakkan kepalanya ke langit. Senyumannya semakin mengembang melihat begitu banyaknya bintang malam ini. Mereka menemani sang bulan yg masih dilanda kesunyiannya.
***
Keesokan Harinya di Kediaman Umari
Pagi ini perasaan shilla sangat tidak karuan, ia khawatir akan liburannya besok. Ia takut terjadi sesuatu yg tidak diinginkan. Karna takut perasaan khawatirnya tambah merajalela, shilla pergi menemui Emp untuk berunding.
“ada apa shilla? Kenapa kau terlihat begitu khawatir?” tanya Emp ketika melihat shilla sudah ada dihadapannya dengan raut wajah yg sudah tidak karuan.
“hm Emp, bagaimana ini? Besok sudah mau liburan. Aku harus bagaimana?” keluh shilla.
“mau bagaimana? Sudahlah kau tenang saja. Tidak akan apa-apa. Lagipula ada ify disana. Ia tidak mungkin dengan mudahnya menyerahkan Rio padamu. Dia adalah cucuku dan aku tau kalau dia tidak akan menyerah.” Jawab Emp.
“tapi bagaimana kalau Rio menginginkan sesuatu? Menginap satu kamar mungkin? Lagipula kenapa harus villa-mu yg didekat danau sih Emp? Disana kan kamarnya hanya ada 2, ya walaupun tiap satu kamar ada 2 ranjang, tapi tetap saja...ahh katamu waktu itu berlibur ke villa-mu yg ada dipinggir pantai?”
“tidak mungkin Rio akan seperti itu. Aku tau sifatnya. Tenang saja. Aku yakin tidak lama lagi mereka akan menghadap kepadaku dan mengaku.”
“apa kau begitu yakin dengan perasaan mereka?”
“tentu. Sudah kau tenang saja. Tugasmu hanya untuk memanas-manasi ify agar dia mau mengaku bahwa dia sangat mencintai Rio. Hanya fikirkan saja itu jangan memikirkan yg lain. Mengerti?”
“baik. lagipula memang hanya itu yg sekarang aku bisa lakukan sebelum semuanya ketahuan.” Gumam shilla.
“excel..” panggil Emp.
“ya Emp?”
“kau jemput ify atau suruh saja iyel. Besok kan dia akan berlibur bersama shilla dan Rio. Jadi dia harus sudah ada disini.” Suruh Emp.
“baik Emp. Excel akan beritau Tn. Muda Iyel.” Gumam manager mangare sambil membungkukkan badannya. Lalu sedetik kemudian ia pergi mencari iyel.
***
pagi yg cerah ini digunakan sepasang sahabat ini untuk bermain bersama, mereka tengah berlari-lari kecil sambil mengitari sebuah lapangan kecil dekat rumah Agni. Sambil mendribble bola basketnya agni menghampiri ify yg sedang melenturkan badannya.
“basket yuk fy. Udah lama nih..” ajak agni.
“hm? Aku udah lama gak main ag..apa masih bisa?”
“bisa lah. Lagian kan kita cuman main aja..gak tanding.” Gumam agni “yuk.” Tambahnya.
Ify menerima tawaran agni dan berjalan menuju ke tengah lapangan.
Mereka mulai bertanding, permainan mereka cukup professional. Saling menjaga juga saling menyerang. Dan sampai lemparan three point agni mengakhiri pertandingan. Hasilnya nyaris sekali, hanya beda 1 bola. Tentunya dengan agni sebagai pemenangnya.
Prok!! Prok!! Prok!!
Tepuk tangan dari 2 orang ini mengagetkan mereka. Lalu agni dan ify menoleh ke belakang. Dilihatnya via dan...alvin yg sedang berdiri sambil bertepuk tangan. Ditambah seulas senyuman manis dari via.
“hebat juga ya kamu fy ag..bisa main basket.” Gumam via.
“gak kali vi. Gitu doang mah semuanya juga bisa.” Jawab agni.
“semua? Gak semuanya ag..aku aja gak bisa. Hehe”
“haha..dia mah bisa apa? Lari dikit aja udah cape..” cibir alvin.
Via memajukan bibirnya hingga beberapa centi.
“gak usah begitu. Jadi jelek tau.” Sela alvin.
“jadi kalau aku kaya gini cantik dong??” tanya via sambil menyunggingkan senyumannya.
“hmm.” Jawab alvin singkat sambil mengambil bole basket yg tergeletak didekat salah satu ringnya.
“ciiee..merah tuh wajah kamu vi.” Goda ify.
“haha..bener tuh via..” tambah agni.
“apaan sih?” sela via ‘aduh kenapa wajah aku merah? Cuacanya gak panas-panas banget kok. Apa mungkin aku suka sama alvin? ahh masa sih? Tapi aku ngerasa kaya udah pernah ketemu sama alvin dulu ya?’ batin via.
“ayoo..kamu mikirin apa? Ngelamun gitu?”
“ah..gak kok.” Jawab via “duduk situ yuk.” Ajak via sambil menunjuk sebuah bangku panjang diseberang lalu menghampirinya.
Saat berjalan kearah bangku panjang, via yg melihat kearah ify dan agni atau berjalan mundur tidak melihat alvin yg sedang berlari sambil mendribble bola berwarna orange itu ke arah ring diseberang. Alvin pun yg sedang tengah serius hanya fokus pada bola ditangannya lantaran tidak ada lawan yg menjadi incaran objeknya sekarang hanya bola.
“eh via awas..” seru ify.
Tapi terlambat. Posisi tubuh via sudah melayang akibat tertabrak tubuh tegap alvin, karna takut jatuh via menarik sesuatu yg ada didepannya. Ya otomatis via menarik baju alvin karna posisinya sekarang alvin sedang ada didepannya. Karna sudah ditarik mau tak mau alvin pun hanya pasrah jika nanti tubuhnya akan merasakan sakit akibat jatuh. Via memejamkan matanya, ia pasrah juga jika harus terjatuh karna salahnya juga yg tidak lihat-lihat.
BRUKKKK!!!
“auuwww” erang via yg masih memejamkan matanya. Diatasnya alvin hanya bisa diam memandangi wajah cantik via dari jarak beberapa inci ini.
‘lo lah silvia gue. Gue yakin pasti gue gak salah. Lo silvia.’ Batin alvin sambil tetap memandangi via yg masih memejamkan matanya.
Di tempatnya ify dan agni hanya bisa menonton adegan ini tanpa ingin menghancurkannya. Sepasang sahabat ini mengerti bahwa via menyukai alvin, ya biarlah mereka seperti itu untuk sementara sampai keduanya sadar, lagipula jaarang orang yg datang untuk mengunjungi lapangan kecil ini, dari dulu hanya ify dan agni-lah yg bermain dan mengurus lapangan itu. Tapi semenjak ify tinggal diKediaman Umari, selama itu agni-lah yg mengurusi lapangan kecil ini tiap minggunya.
Perlahan via mulai membuka matanya, dan betapa kagetnya dia ketika sadar dia berada dalam jarak sedekat ini dengan alvin, orang yg berhasil membuat pipinya merona merah ketika mengingat namanya.
DEG! Perasaan mereka seakan menjadi satu. Waktu pun serasa berhenti beputar dan dunia serasa milik mereka berdua. Serentak darah via mendesir capat, mengalir tanpa kendali ke seluruh bagian tubuhnya. Ia sedang berada di dalam pelukan alvin saat ini. Mata tajam milik alvin itu langsung mengarah ke manik matanya, mengunci seluruh tubuhnya yang mendadak kaku. Dunia pun rasanya beristirahat sejenak dan memilih memperhatikan adegan manis ini dalam kesunyian.
“ehhem..” dehem usil iyel dan cakka yang sukses menghempaskan dua orang anak manusia yang barusaja dibawa terbang oleh dewa Amore kembali ke dunia nyata.
Dengan gerakan cepat alvin segera bangun dan kembali berjalan mengambil bola seperti tidak terjadi sesuatu sebelumnya. Sama sekali tak mempedulikan sorakan heboh dari cakka untuk adegan romantis yang akhirnya dapat mereka lihat secara nyata setelah sebelumnya hanya bisa mereka lihat lewat film atau sinetron drama. Tidak mau terlihat terlalu menikmati adegan tadi, sivia pun bangun dari posisinya dan menuju bangku panjang sambil berusaha menyembunyikan rona-rona merah yg sekarng sudah berseri dikedua pipi chubby-nya.
Iyel tersenyum tipis, mencoba menyelami hati adiknya. Mengambil kesimpulan bahwa setelah kedatangan sivia dikehidupannya, dengan waktu yg masih bisa dihitung via sudah mampu sedikit demi sedikit mengubah alvin menjadi sosok yg dulu. Kilatan mata yang selalu dingin milik adiknya itu juga berbeda dari biasanya saat tadi ia sempat menangkap alvin menatap dalam pada via. Apapun itu iyel hanya ingin kehidupan alvin kembali hidup, mungkin melalui dua hal yang ia yakini akan berhasil sejak beberapa saat lalu, dua hal itu: sivia dan cinta seperti dulu, tapi bukan silvia kali ini sivia. dan iyel pun berharap tidak akan terjadi sesuatu seperti yg dulu pernah alvin rasakan. kisah cinta paling tragis bukan kisah cinta yang hancur karena perselingkuhan, bukan juga cinta yang putus karena perbedaan, apalagi hanya cinta yang terpisah jarak. Setidaknya mereka yang mengalami kisah itu pernah saling mencinta dalam sebuah kepastian. Kisah cinta paling menyedihkan adalah cinta yang tidak peduli. Tak ada kepastian yang didapat dari cinta itu, ia tak berkata untuk membalas perasaanmu namun juga tak menghancurkan harapanmu. Dan celakanya itulah yg dialami alvin dengan kisah masa lalunya dengan silvia.
Mendengar sorakan heboh dari seseorang, ify dan agni menoleh ke asal suara. Dibelakangnya terlihat iyel dan cakka yg masih bersorak-sorak menggoda alvin. Iyel menghampiri ify dan agni, sedang cakka berusaha merebut bola basket ditangan alvin, tentunya sambil terus menggodanya.
“ciie..kayanya lo udah nemuin cinta lo lagi nih..hehe” goda cakka sambil terus berusaha merebut bola berwarna orange dari tangannya
Alvin tidak menanggapinya, ia hanya fokus terhadap gerakan cakka yg sangat ingin merebut bola darinya. Seulas senyuman manis terbentuk dari bibirnya. Tapi, lengkungan itu terlalu tipis, saking tipisnya mungkin tidak ada yg tau bahwa sekarang alvin sedang tersenyum, terkecuali alvin sendiri dan seseorang.
“hai..” sapa iyel ramah.
“ah..hai” jawab agni dan ify.
“hm apa sebelumnya ada sesuatu yg aku lewatkan?”
“maksudmu? Alvin dan sivia?”
“ya..tentu saja. Apa ada kejadian lain yg terlewatkan?”
“tidak.” jawab agni.
“benarkah?”
“tentu.”
“hal sekecil apapun beritau aku ya?”
“memangnya kenapa?” tanya agni.
“tidak. aku kan kakaknya. Bolehlah mengetahui rahasia adik sendiri. Lagipula sudah jarang aku melihatnya seperti ini.” Jawab iyel.
“hmm kakak yg baik.” gumam ify.
“liat itu. Dia tersenyum. Senyuman yg tulus bukan? Ya walaupun saangaat tipis.” Gumam iyel.
“ha? senyum? Datar gitu ekspresi wajahnya. Aneh.” Sela agni.
“iya yel. Memang hampir keliatan seperti senyuman sih, tapi itu terlalu tipis. Dia gak niat senyum apa?” tanya ify heran.
“itu emang senyum yg ciri khas milik putra kedua keluarga Damanik.” Gumam iyel sambil tersenyum. Sedetik kemudian ia menghampiri adik dan saudaranya yg tengah asik bermain.
Ify dan agni saling tatapan, lalu langsung menghampiri sivia yg –mungkin- masih dilanda keterhipnotisan dari alvin.
“hey vi. Kamu gak apa-apa kan?” tanya ify.
“aku..gpp. emang kenapa?”
“gak. Abisnya dari abis kejadian tadi, kamu langsung diem disini.” Jawab ify.
“haha..ciee yg tadi abis ngeliat pangeran hatinya dari deketttt!!” goda agni.
“agni..apaan sih?” sela via sambil memalingkan wajahnya kearah alvin yg sedang bermain basket.
Via yg mendadak diam membuat agni tertarik mengetahui apa objek yg sedaritadi fokus via perhatikan. Agni mengikuti arah bola mata via. Dan tepat! Sasarannya jatuh pada alvin yg sedang bermain basket.
“ehem..gak usah diliatin terus vi. Alvin gak bakal ilang kok.” Goda agni sambil mengencangkan volume suaranya dikalimatnya yg terakhir.
Spontan alvin menoleh kearah sivia yg sedang menatapnya. Alvin tersenyum sebentar, lalu kembali bermain lagi.
Sedangkan sivia yg diberi senyuman seperti itu, sudah deg-degan gak karuan. Darahnya mengalir lebih cepat lagi. Dan pipinya terasa panas kembali.
“ciiee..merah lagi tuh pipinya..”
“apaan sih. Agni kamu seneng banget sih godain akuu!!” sela sivia yg tak mau digoda terus menerus.
“hahaha..abisnya kamu lucu banget sih!” agni terus menggoda sivia.
Sedangkan ify daritadi hanya menatap kosong ponsel berwarna biru mudanya. Tidak tau apa yg membuatnya betah lama-lama terus menatapinya. Sampai-sampai ify tidak menyadari bahwa iyel, cakka dan alvin sudah selesai bermain basket dan sekarang tengah berada dihadapannya dan kedua sahabatnya.
“fy..” panggil iyel.
“eh? Apa? Loh? Kok kalian udah ada disini? Udah selesai main basketnya?” tanya ify gelagapan. Terlihat sekali bahwa daritadi ia tidak fokus. Fikirannya bercabang kemana-mana. Tapi pasti cabang utamanya bersumber pada satu nama.Rio.
“kamu kenapa sih fy? Sakit ya?” tanya cakka.
“gpp kok. Aku baik.”
“yaudah. Kita ke Earthly Paradise mau gak? Sekalian makan disana. Laperr..” gumam cakka.
“hmm Earthly Paradise? Apa itu?” tanya agni.
“tempat favorit kita.” Jawab cakka.
Agni hanya membulatkan mulutnya.
“iya..boleh deh.”
“oiya sekalian kamu mau bawa baju fy? Besok kan kita liburan. Dan sebenarnya aku kesini disuruh Emp jemput kamu. Apa semuanya udah disiapin?” tanya iyel
“umm..udah kok. Aku ambil dulu ya sebentar.” Gumam ify sambil pergi meninggalkan mereka.
“aku kasian deh sama ify. Dia tau kalau dia-lah cucu kandung Emp, tapi tidak bisa mengubah apapun.” Gumam sivia sambil menatap punggung ify yg sudah agak jauh.
“iya. Yaudah, segalanya akan indah pada waktunya.”
“eh..tumben yel ngomong kaya gitu. Aneh banget deh. Kena angin apa lo?” tanya cakka.
“gak. Cuma sedikit fotocopy kalimat seseorang.”
Tak lama kemudian, ify kembali dengan membawa sebuah koper berwarna biru.
“yaudah yuk. Jalan sekarang.” Ajak iyel.
“kita naik apa?” tanya agni.
“kau sama cakka aja ya atau gak ikut sama alvin. Aku bawa motor. Jadi cuman bisa bonceng ify. Vin nitip kopernya ify dimobilmu.” Jelas iyel.
“sip. Taro aja.” Jawab alvin.
Lalu iyel langsung memindahkan koper ify kedalam bagasi mobil alvin.
“sekarang kamu mau ikut dengan siapa nona manis?” tanya cakka.
“kamu aja deh.” Jawab agni.
Lalu cakka mengajak agni menghampiri cagiva hijau kesayangannya.
“ayo fy.” Ajak iyel yg sudah bertengger diatas cagiva birunya.
Lalu mereka langsung pergi ke kediaman Umari tepatnya Earthly Paradise.
***
Dengan santainya, pemuda berpostur tinggi ini berjalan menuju ke tempat privasinya. Tempat dimana ia dapat mencurahkan apa yg ia inginkan. Tempat dimana ia bisa menolak semua permintaan kakek angkatnya itu. Tempat favoritnya. Kamarnya, tepatnya Ruang kerjanya, dimana semua hasil kerjanya yg diam-diam ia kerjakan tanpa sepengetahuan kakek angkatnya itu ia kumpulkan.
Rio –pemuda tadi-menyusuri koridor rumahnya dengan kedua tangan yg berada di dalam saku celana hitamnya. Tak ada yang berbeda darinya, tetap sama, wajah tanpa ekspresi atau cenderung dingin yang selalu ia tawarkan kepada setiap pelayan yang tak sengaja berpapasan dengannya, lengkap dengan headset putih yang menggantung di kedua telingannya. Namun justru wajah itu yang membuat banyak perempuan terlebih lagi mahasiswi dikampus Rio penasaran padanya, sampai menaruh hati padanya. Ekspresi seperti ini, yg justru mampu membuat perempuan yg melihatnya bisa melakukan apapun untuk menjadi miliknya, namun sampai sekarang hanya ify-lah yg bisa. Gadis berwajah polos namun keras kepala itu sudah mampu merobohkan kerasnya benteng tinggi yg terbentuk diotak rio. Ify. Hanya ia yg mampu mencairkan sebongkah es yg sudah menggunung dihati Rio. Dan memang hanya ify-lah yg mampu membuat rio bertekuk lutut padanya.
Ia mulai memasuki kawasan privasinya. Rio masuk kedalam kamarnya dan menuju ruang kerjanya, ruang kerjanya berada dipaling ujung bagian kamar Rio. Sampai didepan pintunya, Rio tersenyum melihat 2 kata yg tergantung dipintu.
“RIO’S DREAM”
Mimpi rio. Ya memang itulah yg dimaksud 2 kata tadi. Memang disitulah tempat mimpi-mimpi rio dikumpulkan. Dari kesukaannya pada musik, basket, beberapa lembar-lembar brosur sales –pekerjaan yg diam-diam ia kerjakan tanpa Emp tahu- dan beberapa barang berharga miliknya.
Tak ingin berdiri terlalu lama, rio mulai memutar kenop pintunya dan masuk kedalam. Ia menghampiri kursi kesayangannya yg berada dibalkon, didekatnya bertengger sebuah gitar accoustic yg pernah ia pakai untuk mengungkapkan perasaannya lewat lagu pada ify. Matanya melihat kesekeliling, pandangannya terhenti pada sebuah figura berwarna biru muda diatas meja kerjanya. Rio tersenyum masam ketika melihat foto yg ada dalam figura itu. Fotonya bersama Ify saat setelah acara ‘kencan pertamanya’. Terlihat disitu ify yg tersenyum sangat manis. Setelah beberapa detik ditatapnya, Rio mengalihkan pandangannya keluar balkon. Melihat 2 motor dan sebuah mobil yg sudah sangat ia kenali sedang memasuki kediaman Umari. Salah satu motor tersebut membawa seseorang yg baru saja ia lihat lewat foto. Ify, ya Ify. Ify berada dalam boncengan Iyel. Rio hanya bisa melihatnya dari jauh, ia tak mau jika ia melakukan sesuatu hal yg bodoh hingga bisa menghancurkan rencananya yg sudah mendekati klimaksnya.
***
sampai di Kediaman Umari ify dkk langsung masuk menuju Earthly Paradise. Disana alvin dan cakka langsung menyantap makanan, sedangkan sivia dan agni sedang duduk dikursi piano sambil mencoba memainkannya. Dan iyel dan ify hanya duduk disebuah sofa dimana sofa itu sering dipakai keempat Tn. Muda untuk berunding.
“yel, bagaimana apa yg kau bicarakan dengan Rio malam itu?” tanya ify.
“dia tidak memberitahuku apa-apa. Dia hanya bilang padaku untuk mempercayainya.” Jawab iyel sambil meneguk segelas orange juice yg ada dihapannya.
“benarkah? Apa sih yg sebenarnya ada difikirannya?” gumam ify.
“tenang saja. Percayalah pada Rio. Semuanya akan baik-baik saja.”
“hey..kalian kalau tidak bisa main jangan merusak piano milikku.” Seru seseorang sambil menghentikan aktivitasnya yg sedang melahap makanannya.
“ehm maaf vin. Kita bukannya ingin rusakin tapi kita emang gak tau cara mainnya. Jadi gitu deh.” Jawab agni.
“piano ini milik kamu vin? Itu berarti kamu bisa memainkannya bukan?” tanya via.
“kenapa?” tanya alvin rada ketus.
“bisa tolong mainkan? Aku suka sekali mendengar orang bermain piano.”
“kau tidak lihat aku sedang makan?”
“ya nanti setelah kamu menghabiskan makananmu.”
“gak mau. Males.” Jawab alvin sambil terus makan.
***
Keesokan Harinya
Hari ini adalah hari pertama liburan untuk mahasiswa/i Universitas Cergy-de Pontoise. Mereka mendapat liburan selama sebulan setelah menghadapi ujian yg begitu menguras otak. Waktu luang ini juga digunakan Rio untuk menyukseskan rencananya.
Rio dan Iyel sudah siap untuk berangkat menuju villa Emp. Sekarang mereka sedang menyandar pada kap mobil yg akan digunakan untuk berangkat ke villa. Mereka terlihat sangat tampan. Rio menggunakan kemeja berwarna coklat muda dengan dasi yg menggantung dilehernya dan tak lupa headset putih yg setia bertengger dikedua telinganya. Dan dengan kacamata hitam yg melindungi mata tajam miliknya dari sinar matahari membuat rio semakin tampan. Tangannya yg sengaja ia masukkan kedalam saku celana hitamnya membuat stylenya terasa begitu nyata dan keren. Disampingnya, iyel juga tak kalah keren dengan menggunakan kemeja soft blue polos dengan 1 kancing bagian atas dibiarkan terbuka, kacamata putih setia menutupi matanya. Dengan celana jins biru dan sepatu keds, penampilan iyel tidak kalah jauh dengan rio. Ya 11-12 lah. Walaupun mereka keturunan bangsawan bukan berarti mereka harus memakai jas setiap hari bukan? Apalagi untuk Rio dan Iyel yg tidak menyukai nasibnya menjadi keturunan bangsawan, bukan sombong mereka hanya tidak suka jika segala sesuatu harus diatur oleh orang lain.
Tak lama kemudian shilla datang dengan membawa payung untuk melindunginya dari sinar matahari, dan tas kecil yg diselempangkan. Dan dibelakangnya, terlihat ify yg sedang kerepotan menenteng beberapa tas dan membawa koper juga.
Rio yg tidak tega melihatnya menghampiri ify, begitu juga dengan iyel. Karna posisi ify dibelakang shilla, jadi shilla sudah senyum-senyum gaje mengharapkan kedatangan kedua pangeran Haling Damanik. Sampai didepan shilla, rio maupun iyel hanya melewatinya begitu saja. Shilla merenggut kesal begitu tau bahwa mereka menghampiri ify bukan dirinya.
Ify sudah hampir kehilangan keseimbangan, saat ify ingin jatuh rio langsung membantu memegang kopernya dan mengembalikan keseimbangannya.
“apa mau aku bantu?” tanya Rio saat melihat ify sudah berdiri tegak lagi.
“tidak..aku bisa sendiri Tn. Rio.” Jawab ify.
Mendengar jawaban ify menyebut kata Tn sebelum memanggil namanya, membuat rio sadar bahwa seharusnya ia tidak menawarkan untuk membantu ify seperti ini. Sedetik kemudian, ia langsung berjalan menghampiri shilla yg sedang manyun.
“ayo, masuk ke mobil.” Ajak Rio. Shilla mengikutinya.
Ify kembali melanjutkan jalannya, saat ingin jalan lagi ify kembali merasa keberatan, karna tak mau membuang waktu yg membuat sang surya tambah semangat bersinar, iyel langsung mengambil koper dari ify dan beberapa tas yg ada padanya tanpa berbicara.
“ayo. Aku bantu.” Gumamnya saat beberapa koper dan tas sudah ada padanya.
“emh..” jawab ify sambil mengikuti iyel meletakkan sisa tas yg ia pegang kedalam bagasi mobil. Lalu mereka langsung menaiki mobil dan tancap gas menuju villa Emp.
***
Didalam perjalanan ify dan iyel sama-sama menghadap kearah jendela. Sedangkan rio dan shilla saling mencuri pandang pada Ify dan Iyel. Tentu saja Rio melihat kearah ify dan shilla yg melihat kearah iyel. Sayangnya, curi pandang shilla terhadap iyel tertangkap basah oleh rio, rio hanya menatap heran sambil menaikkan sebelah alis matanya ketika melihat rona merah pada wajah shilla dan seulas senyuman yg tulus saat melihat Iyel. Rio jadi mencurigai sesuatu. Tapi tak ia ambil pusing ia tetap fokus pada jalanan.
***
sampai di villa, ify kembali berdecak kagum. Keluarga Umari memang sangat kaya. Tidak heran jika keluarga ini disebut sebagai keluarga terkaya diNKRI.
“wow..bagus sekali.” Gumam ify dari atas tangga.
“ini termasuk yg biasa fy, setiap villa Emp, didesaign oleh arsitektur ternama. Tapi, villa yg ini memang benar-benar kualitasnya diatas top. Selain karna susunan bahannya yg bagus pendesaignnya juga benar-benar difikirkan matang-matang, hingga menghasilkan karya sebagus ini.” Jelas iyel sambil menghampiri ify.
“wah yel, kamu sangat mengerti baik tentang arsitek ya?” tanya shilla sambil berdiri dari sofa yg ia duduki.
“bukan mengerti, hanya tertarik.”
“hm aku juga sangat menyukai seni arsitektur. Menurutku mereka sangat unik.”
“jarang sekali ada perempuan yg suka dengan seni ini. Biasanya mereka senang dengan seni lukis atau musik.” Gumam rio ikut dalam pembicaraan.
“benar.” Tambah iyel.
Shilla hanya tersenyum karna dipuji seperti itu.
“yel, shill aku akan mengajak kalian lihat-lihat kebun. Fy setelah kau bereskan koper buatkan kita teh, sepulang dari kebun kita ingin minum teh. Dan kalau sudah kau buat kau boleh letakkan diteras sana depan danau.” Jelas Rio
Ify hanya merenggut ketika tau rio benar-benar menyuruhnya seperti seorang pembantu.
“betul itu. Jangan kamu kira ini bukan dirumah Emp dan kamu melepas seragammu kamu jadi berlaku seenaknya untuk berlibur. Kamu kan sudah disewa Emp untuk menjadi pembantu kita.” Gumam shilla.
“iya. Terima kasih atas peringatannya Nn. Besar.”
“oiya fy jangan lupa buatkan kita roti isi juga. Kalian juga mau kan yel, yo? Roti isi buatannya enak juga.” Tambah shilla.
“terima kasih Nn. Shilla.”
“yasudah ayo pergi.” Ajak rio.
“aku disini saja. Aku akan membantu ify membuatkan roti isinya. Kalian duluan saja.” Gumam iyel yg sukses membuat shilla melongo.
“apa?” tanya shilla dan ify bersama.
Ify tidak menghiraukannya.
“tidak usah yel. Roti isi sangat mudah. Aku bisa mengerjakannya sendiri.” Tolak ify.
“benar itu. Lebih baik kau ikut dengan aku dan rio berjalan-jalan di kebun.” Tambah shilla.
“aku tidak suka jalan-jalan dikebun.” Jawab iyel “sudahlah fy. Ini hanya sedikit bantuan. Lagipula kau kan baru pertama kali datang kesini, jadi pasti tidak tau letak benda-bendanya kan? makanya aku akan bantu.” Tambahnya.
“baiklah.” Jawab ify “aku merapikan koper dulu.” Tambahnya.
“biar ku bantu.” Tawar iyel sambil membantu ify membereskan koper dan membawanya kelantai 2, ke kamar. Ify meletakkan kopernya dan koper milik shilla dikamar pertama. Dan iyel meletakkan kopernya dan koper milik rio dikamar kedua. Setelah itu mereka langsung membuatkan teh dan roti isi untuk shilla, rio dan iyel.
“apa? Buat roti isi saja harus dibantu? Apanya yg mau dibantu sih? Ih dasar iyel..” shilla bergumam pelan, tapi gumamannya masih terdengar jelas oleh rio yg duduk disebelahnya.
“shill. Ayo kita jalan.”
“eh? Iya..”
***
saat ini shilla sedang duduk diteras sangat tidak tenang membiarkan ify dan iyek berduaan, ingin rasanya ia menghampiri mereka dan mengajak iyel untuk segera bergabung bersama, tapi apa boleh buat, sekarang ia hanya bisa mencuri-curi pandang kedapur sambil waspada pada rio agar rencananya tidak ketahuan. Tapi shilla salah, rio terlalu pintar untuk dibodohi semudah itu.
“bagaimana shill? Pemandangannya bagus bukan?” tanya rio.
“ehm..ya bagus sekali.” Jawabnya gugup.
“kamu kenapa? Seperti menunggu sesuatu?” tanya rio sambil menghampirin shilla dan duduk dikursi sebelah shilla.
“tidak. aku tidak menunggu apa-apa.”
“benarkah? Tapi kenapa ku perhatikan kau terus melihat kearah dapur? Apa kau sedang menunggu teh dan roti isi buatan ify dan iyel?”
“ah iya..tentu. aku sangat lapar.” Alibi shilla sambil menoleh kearah dapur“ify lama sekali buat roti isi saja memakan banyak waktu. Iyel juga, kenapa mau dekat dengan pembantu seperti dirinya?” tambahnya sambil menoleh kembali, tapi ternyata saat menoleh wajah rio sudah ada didepannya. Dan kini jarak mereka sudah tinggal beberapa inci. Shilla harap-harap cemas, karna takut rio menciumnya. Dan ternyata adegan itu dilihat oleh ify dan iyel yg sudah selesai membuat teh dan roti isi, itu membuat ify sedikit kaget dan menghentikan jalannya sebentar.
‘apa kau benar-benar menyukai shilla? Aku tidak mengerti perasaanmu.’ Batin ify.
“fy, ayo.” Panggil iyel. Ify mengangguk lalu mengikutinya.
“eh akhirnya kalian datang juga. Aku sudah lama menunggu.” Gumam shilla mengalihkan perhatian sambil menjauhi wajah rio saat melihat iyel datang menghampirinya dengan ify dibelakangnya.
Iyel duduk dikursi yg tersisa. Sedangkan ify berdiri.
“aduh mataku. Perih sekali.” Pekik shilla tiba-tiba.
Rio yg berada disebelahnya spontan ingin menghembuskannya agar kotoran atau debu itu keluar dari matanya, ternyata ify tidak rela, ia menawarkan diri untuk menghembuskannya. Terjadilah peperangan kecil disitu.
“aduh aku keburu sakit..” jerit shilla.
“hey kalian ini..bukannya memperbaiki masalah malah memperburuk.” Gumam iyel menengahi “ini pakai obat mata ku saja daripada dihembus nanti takut ada abkteri dari mulut kalian.” Tambahnya sambil memberikan shilla sebotol kecil obat mata.
Shilla menerimanya lalu meneteskannya pada ata kanannya.
Lalu mereka kembali berbincang, tapi karna cuaca yg tidak mendukung, mereka memutuskan untuk masuk kedalam.
“shill, kamu sudah baik kan?” tanya rio.
“iya. Kan ada obat mata dari iyel. Makasih ya yel.” Jawab shilla.
Iyel hanya tersenyum.
‘pasti kau sedang berpura-pura agar dapat perhatian dari rio.’ Batin ify.
‘hm pasti seseorang disini ada yg berfikir bahwa aku berpura-pura, biarlah. Toh aku benar-benar kemasukan debu.’ Batin shilla.
***
Keesokan Harinya
Pagi ini ify memasak untuk sarapan shilla, rio dan iyel. Ia harus bangun pagi-pagi untuk itu. Karna tidak mau dibilang lelet. Lalu saat ify sedang mengiris bawang bombay, tidak sengaja ia menitikkan air mata. Sebenarnya ada 2 hal logis yg bisa menyebabkannya menangis: 1. Karna rio tidak peduli padanya, dan 2. Ya karna ify sedang mengiris bawang bombay tersebut.
Tak! Tuk! Tak! Tuk!
Suara langkah seseorang membuat ify mendongakkan kepalanya. Dilihatnya shilla sedang berdiri ditangga.
“inilah bedanya Nn. Besar dan pembantu. Kalau Nn. Besar bangun pagi-pagi tidak harus repot, bermalas-malasan pun tak ada yg larang. Sedangkan kau yg seorang pembantu tidak boleh malas, karna harus mempersiapkan sarapan untuk majikannya. Benar bukan?” tanya shilla sambil menghampiri ify.
“hey kau menangis?” tambahnya sambil mengambil minum dikulkas.
“tidak.”
“sudahlah mengaku saja. Sampai menangis seperti itu. Kasihan.”
“aku tidak menangis. Aku sedang mengiris bawang bombay jadi menitikkan air mata karna pedih.” Jawab ify sambil menunjukkan bawang bombaynya.
“ohya?”
“tentu saja. Sudahlah kau tidak usah berpura-pura terus seperti ini. Aku tau kalau kau dan Emp bekerja sama demi membuat aku dan rio mengaku bahwa kami saling mencintai kan? aku mendengar semuanya.” Gumam ify yg sudah tidak tahan mengeluarkan emosinya.
Shilla sempat bingung, tapi detik kemudian ia berusaha bersikap tenang.
“ha? mana mungkin..”
“jangan mengelak lagi penipu. Aku tidak akan mempan dengan ucapan bohongmu.”
“baik. karna kau sudah tau lebih baik aku beritahu lagi. Aku memang bukan cucu kandung Emp, lantas kenapa? Lagipula sudah pernah ku bilang kan bahwa aku bukan menginginkan harta Emp, aku hanya ingin Rio.” Jelas shilla.
“aku tau kau hanya berpura-pura. Kau tidak benar-benar menyukai rio.”
“memang, awalnya aku hanya ingin menjalankan rencana Emp, tapi lama kelamaan sejak aku dekat dengan Rio, aku jadi suka padanya. Mungin mencintainya.”
“tidak mungkin. Kau itu bukan cucu kandung Emp, mana mungkin Emp merestui penerus terbaiknya menikah dengan orang yg bukan cucunya.”
“kau harusnya sadar fy, sekarang yg terpenting bukan cucu kandung ataupun palsu, yg penting adalah perasaan Rio yg sudah jatuh cinta padaku.”
“sudah kubilang itu tidak mungkin.”
“kenapa? Kau takut bila itu jadi kenyataan? Lagipula didunia ini tidak ada yg tidak mungkin Nn. Alyssa. Dan salahmu sendiri yg dulu menolak bertunangan dengan rio. Jadi jangan salahkan aku kalau rio suka padaku.”
“tidak..itu tidak..”
“tidak apa?”
“kau..”
“aku apa? Apa yg akan kau lakukan padaku? Ha?” tantang shilla.
Lalu ify mengambil beberapa irisan bawang bombay yg sudah ia sisihkan, dan melemparkannya pada shilla sedetik kemudian rambut shilla sudah acak-acak tidak karuan dengan beberapa irisan bawang bombay. Bersamaan dengan itu rio datang menghampiri mereka.
“ada apa ini? Apa kau baik-baik saja shilla?” tanya Rio.
“aku..”
“ah..rio. padahal aku datang dan menanyainya apakah sarapannya sudah siap, tapi dia tidak menjawab melainkan melempariku dengan irisan bawang bombay ini.” Potong shilla sambil memasang wajah memelas.
“ify, apa yg kamu lakukan? Bereskan ini dan siapkan makanan. Aku tidak mau melihat ini lagi.” Bentak rio
“apapun penjelasanku, kau juga takkan mau mengerti.” Jawab ify
“ayo shilla, kamu ganti baju dulu.” Ajak rio.
Mereka meninggalkan ify yg sedang membersihkan serpihan bawang bombay yg ada dilantai.
‘kau benar-benar tidak peduli padaku yo? Apa kau lebih memilih untuk membelanya? Kenapa ini terjadi? Apa kau sungguh-sungguh mencintainya? Tidak. tidak mungkin perasaan rio berubah secepat ini. Tapi kenapa tidak? apa mungkin ia benar-benar terluka dengan perkataanku waktu itu? Aku menyesal..sungguh..’ batin ify sambil merapikan bawang bombay itu. Dan perlahan butiran bening itu pun turun dari singgahsananya karna ify tidak mampu menahannya. Rio yg sedaritadi melihat ify dari atas , hanya bisa merasa bersalah karna telah membuatnya menangis. Tapi rencananya sudah berjalan dengan lancar, tinggal menunggu ending dari ceritanya.
***
malam ini, semua kaget karna keputusan rio yg menentukan bahwa malam ini ia akan tidaur sekamar dengan shilla dan ify dengan iyel.
“Mario Haling, ada apa denganmu? Kenapa kau memutuskan ini sendiri?” tanya iyel yg sudah tidak tahan dengan rencana kedua temannya ini.
“simple, aku tidak ingin melihat shilla kenapa-kenapa, karna ify sepertinya benar-benar tidak suka dengan shilla. Kejadian tadi membuatku khawatir akan shilla.” Jawab rio tenang.
“Tn. Muda Rio sangat baik sudah menentukan rencana ini, kita tentu tidak boleh menolaknya bukan ye?” tanya ify yg sudah putus asa.
“hey semuanya tolong sadar.” Pekik iyel.
“kenapa apa kau membenciku?” tanya ify.
“bukan. Tapi..”
“yasudah begini saja keputusannya.” Sepakat ify.
“baik.” sepakat rio sambil menjentikkan jarinya “begini saja keputusannya.” Tambahnya sambil beranjak dari tempat duduknya.
Iyel hanya memandang aneh kedua temannya ini.
“ayo shilla.” Ajak rio sambil menarik shilla masuk kekamarnya.
“tunggu..” seru ify yg membuat langkah kaki rio dan shilla berhenti.
“rio, aku ingin bertanya satu hal, apa kau tidak peduli bila sesuatu terjadi denganku dan iyel?” tanya ify sambil memegang lengan kokoh rio. Shilla melepas genggaman tangannya dari rio. ia membiarkan ify berdiri disamping rio dan ia menjauhkan dirinya.
Iyel menatap heran pada shilla, sebenarnya dia berpihak pada ify atau Emp?
“apa kau benar-benar tidak peduli bila sesuatu terjadi denganku dan iyel?” tanya ify sambil tetap memegang lengan rio dengan kelopak matanya yg sudah tergenang oleh air mata.
‘hmph! Karma selalu aja balas dendam. Ini kan ucapan gue waktu itu. Kenapa diulang lagi sama ify? Aduh kenapa kamu nangis sih fy? Jangan nangis dong, aku sayang kamu.’ batin rio.
Perlahan rio menarik lengannya. Membuat ify terperangah dengan sikap rio, yg ternyata sekarang memang sudah berubah. Ini bukan rio yg dulu, sepertinya rio yg sekarng benar-benar menyukai shilla.
‘kenapa yo? Apa kamu sungguh menyukai shilla? Karma kenapa kau balas dendam padaku? Aku hanya mempermainkan Emp, kenapa jadi seperti ini? Kumohon yo..’ batin ify dalam hati.
Iyel menghampiri Rio.
“aku tidak tau apa rencanamu. Tapi melihatmu seperti itu pada ify, aku sangat tidak terima. Kau tau aku sangat menyayanginya. Jika kau tidak bisa menjaga dan menyayanginya lagi, jangan berlaku kasar padanya. Sudah cukup kau mempermainkannya. Sekarang jangan ikut campur tentang urusan yg menyangkut ify. Semuanya biar aku yg urus.” Jelas iyel sambil merangkul ify menuju kamarnya.
Shilla yg melihat ify dirangkul seperti itu sangat tidak rela. Ia merasa seperti ada sesuatu yg menghimpit dadanya. Sesak sekali. Mungkin ini yg dinamakan cemburu. Shilla tidak bisa menahan emosi ini lebih lama lagi, dari awal ketika melihat iyel selalu membantu ify, sebenarnya shilla sudah merasakan sakit ini, tapi ia tidak memperdulikannya. Tapi sekarang sakit semakin menjadi-jadi. Shilla mengepalkan tangannya kuat-kuat. Mencoba meredam emosinya. Tapi tidak bisa.
“Tunggu! Kalian berhenti!” seru shilla yg sudah tidak tahan.
Ify dan iyel menghentikan langkahnya.
“ify, aku melarangmu untuk tidur dengan iyel. Aku melarangmu. Kau tidak boleh tidur sekamar dengannya.” Perintah shilla.
Ify berbalik.
“atas dasar apa kau melarangku? Aku bersama siapapun itu urusanku, kau tak berhak ikut campur!” sewot ify.
“tapi untuk sekarang. Aku melarangmu. Pokoknya kau tidak boleh tidur sekamar dengan iyel.”
“kenapa? Apa karna kau Nn. Besar jadi kau berhak melarangku? Ha?”
“orang yg aku suka adalah Gabriel Damanik!” gumam shilla.
Semua terperangah mendengarnya, terkecuali rio, ia hanya kaget biasa saja. Tapi tokoh yg sangat syock mendengar ucapan shilla tadi adalah orang yg disebutkannya yaitu iyel.
“orang yg kusuka adalah Gabriel Damanik!!” tegas shilla sekali lagi.
‘ok. Semuanya sudah terbongkar kan? dan rencanaku tepat berhasil.’ Batin rio.
***
shilla menceritakan semuanya. Ia pun mengeluarkan selembar foto anak perempuan berkacamata, dengan kulit sawo matang, dan betubuh gemuk. Ia mengaku itu dirinya 10 tahun yg lalu.
“apa? Ini benar-benar kau shilla?” tanya ify tidak percaya. Seorang shilla yg bak seorang model ternyata 10 tahun lalu sangat tidak sama..jauh berbeda.
Shilla menganggukkan kepalanya.
“ya. 10 tahun yg lalu saat ulang tahun iyel yg ke 10, aku mengambil fotoku dikebun keluarga Umari. Saat itu banyak sekali putri-putri dari keluarga yg kaya dan cantik datang. Sedangkan aku? Dengan penampilanku waktu itu aku hanya bisa diam, tidak berani mendekat aku hanya bisa melihat iyel dari jauh.” Jelas shilla.
“jadi, intinya kau sudah menyukai iyel selama 10 tahun ini?” tanya rio.
“iya. Berkali-kali aku ikut sekolah kecantikan dan sekolah modelling dengan satu harapan aku bisa menjadi cantik suatu hari nanti dan bisa bertemu dengan iyel lagi.”
“aku sungguh salut padamu shill. Yel bagaimana perasaanmu sekarang?” tanya rio.
“aku sungguh belum pernah merasakan hal ini. Ada orang yg menyukaiku dan itu sudah 10 tahun. Benar-benar luar biasa.” Jawab iyel takjub.
“tapi kenapa kau malah membantu Emp?” tanya ify.
“ini kemauanku sendiri. Aku menawarkannya pada Emp ketika mendengar berita tentang kalian, dan dari luar aku memang terlihat membantu Emp, tapi sebenarnya kau hanya ingin berada dekat dengan iyel,berada satu rumah dengannya dan memberitahunya tentang keberadaanku.” Jelas shilla.
“oh..wah aku benar-benar salut padamu. Kau sangat sabar menunggu selama 10 tahun.” Puji ify.
Tiba-tiba iyel meninggalkan mereka semua dan masuk kedalam kamarnya dengan rio.
“yasudah kau lebih baik tidur. Pasti lelah kan?” tanya ify.
“tapi jika kita pulang gimana?”
“tidak apa-apa. Kita akan bicara pada kakek.”
“terima kasih ify. Yasudah aku tidur dulu.” Gumam shilla sambil masuk kekamarnya dengan ify.
Kini tinggal ify dan rio.
“heu akhirnya semuanya berakhir. Aku lelah.” Gumam ify lalu sambil berdiri dan berbalik menuju kamarnya. Tapi langkahnya terhenti ketika merasa ada tubuh seseorang yg sedang merengkuhnya. Rio.
“tunggu. Aku masih sangat merindukanmu. Maaf telah membuatmu menangis tadi. Aku benar-benar merasa bersalah.” Gumam rio sambil memeluk ify.
Ify melepaskan pelukannya dengan rio, lalu memutar badannya hingga menghadap rio.
“kau membuatku gila. Kau membuatku rapuh, kau membuatku sangat....” ify tak sanggup melanjutkan kata-katanya.
Sungai kecil itu pun mulai mengalir di pipi ify.
“kamu kenapa? Kok nangis?”
“aku hampir mati kalau kenyataannya kau akan benar-benar menikah dengan shilla. Aku terus-terusan menyalahi diriku karna tindakan bodohku. Tapi ternyata kamu malah bersandiwara tanpa memberitahuku. Aku benar-benar hancur. Kau tau?” ify semakin menangis. Rio kembali menarik ify kedalam pelukannya.
“maaf yaa..tapi itu semua aku lakuin agar endingnya seperti ini. Aku melakukan itu untuk mencapai kebahagiaan ini. Untuk kita. Kamu dan aku. Kamu tau? Aku juga hancur melihatmu menangis, aku juga hancur saat aku harus menyuruh-nyuruhmu. Aku juga hancur saat harus bersandiwara tanpa memberitahumu fy..”
Ify melepas pelukannya.
“aku minta maaf. Benar-benar minta maaf. Ini semua berawal dari kesalahanku. Aku yg salah karna tidak memberitahumu rencana awalku. Maaf.”
“bukan kamu yg salah. Tapi aku, andai saja dari awal aku mau bertunangan denganmu pasti semuanya tidak akan seperti ini.” Gumam rio “lain kali, kamu harus memberitahuku jika merencanakan sesuatu ya cantik?” tambahnya.
“kamu juga. Kita janji ya.”
“ya dan satu pelajarannya. Semua dapat melakukan apapun untuk tetap berada dekat dengan orang yg dicintainya. Benar?”
“iyaa..benar !” gumam ify sambil memeluk rio erat.
Rio pun hanya tersenyum menanggapi ify.
***
‘aku tidak pernah menyangka bahwa kau menyukaiku selama 10 tahun shill..’ batin seseorang dikamarnya.
->>bersambung..
Part 23: Terbongkar Lagi!
Dering ponsel perempuan ini, menghentikan aktivitas melamun sang empunya, ia menoleh pada ponselnya yang tergeletak diatas meja. Segera diraihnya ponsel berwarna biru muda itu.
-
From: Iyel
Segalanya akan indah pada waktunya. Percayalah pada Rio! J
-
Untaian kata yg tertera pada layar ponselnya membuat moodnya cukup kembali baik. 2 kalimat yg dikirim iyel –sang pengirim- yg bermaksud untuk menyemangati gadis ini, sepertinya cukup tersampaikan dan tertangkap oleh gadis ini. Bibir mungilnya yg sedaritadi hanya membentuk garis lurus kini sudah mulai membentuk sebuah lengkungan manis. Sambil tersenyum ia mendongakkan kepalanya ke langit. Senyumannya semakin mengembang melihat begitu banyaknya bintang malam ini. Mereka menemani sang bulan yg masih dilanda kesunyiannya.
***
Keesokan Harinya di Kediaman Umari
Pagi ini perasaan shilla sangat tidak karuan, ia khawatir akan liburannya besok. Ia takut terjadi sesuatu yg tidak diinginkan. Karna takut perasaan khawatirnya tambah merajalela, shilla pergi menemui Emp untuk berunding.
“ada apa shilla? Kenapa kau terlihat begitu khawatir?” tanya Emp ketika melihat shilla sudah ada dihadapannya dengan raut wajah yg sudah tidak karuan.
“hm Emp, bagaimana ini? Besok sudah mau liburan. Aku harus bagaimana?” keluh shilla.
“mau bagaimana? Sudahlah kau tenang saja. Tidak akan apa-apa. Lagipula ada ify disana. Ia tidak mungkin dengan mudahnya menyerahkan Rio padamu. Dia adalah cucuku dan aku tau kalau dia tidak akan menyerah.” Jawab Emp.
“tapi bagaimana kalau Rio menginginkan sesuatu? Menginap satu kamar mungkin? Lagipula kenapa harus villa-mu yg didekat danau sih Emp? Disana kan kamarnya hanya ada 2, ya walaupun tiap satu kamar ada 2 ranjang, tapi tetap saja...ahh katamu waktu itu berlibur ke villa-mu yg ada dipinggir pantai?”
“tidak mungkin Rio akan seperti itu. Aku tau sifatnya. Tenang saja. Aku yakin tidak lama lagi mereka akan menghadap kepadaku dan mengaku.”
“apa kau begitu yakin dengan perasaan mereka?”
“tentu. Sudah kau tenang saja. Tugasmu hanya untuk memanas-manasi ify agar dia mau mengaku bahwa dia sangat mencintai Rio. Hanya fikirkan saja itu jangan memikirkan yg lain. Mengerti?”
“baik. lagipula memang hanya itu yg sekarang aku bisa lakukan sebelum semuanya ketahuan.” Gumam shilla.
“excel..” panggil Emp.
“ya Emp?”
“kau jemput ify atau suruh saja iyel. Besok kan dia akan berlibur bersama shilla dan Rio. Jadi dia harus sudah ada disini.” Suruh Emp.
“baik Emp. Excel akan beritau Tn. Muda Iyel.” Gumam manager mangare sambil membungkukkan badannya. Lalu sedetik kemudian ia pergi mencari iyel.
***
pagi yg cerah ini digunakan sepasang sahabat ini untuk bermain bersama, mereka tengah berlari-lari kecil sambil mengitari sebuah lapangan kecil dekat rumah Agni. Sambil mendribble bola basketnya agni menghampiri ify yg sedang melenturkan badannya.
“basket yuk fy. Udah lama nih..” ajak agni.
“hm? Aku udah lama gak main ag..apa masih bisa?”
“bisa lah. Lagian kan kita cuman main aja..gak tanding.” Gumam agni “yuk.” Tambahnya.
Ify menerima tawaran agni dan berjalan menuju ke tengah lapangan.
Mereka mulai bertanding, permainan mereka cukup professional. Saling menjaga juga saling menyerang. Dan sampai lemparan three point agni mengakhiri pertandingan. Hasilnya nyaris sekali, hanya beda 1 bola. Tentunya dengan agni sebagai pemenangnya.
Prok!! Prok!! Prok!!
Tepuk tangan dari 2 orang ini mengagetkan mereka. Lalu agni dan ify menoleh ke belakang. Dilihatnya via dan...alvin yg sedang berdiri sambil bertepuk tangan. Ditambah seulas senyuman manis dari via.
“hebat juga ya kamu fy ag..bisa main basket.” Gumam via.
“gak kali vi. Gitu doang mah semuanya juga bisa.” Jawab agni.
“semua? Gak semuanya ag..aku aja gak bisa. Hehe”
“haha..dia mah bisa apa? Lari dikit aja udah cape..” cibir alvin.
Via memajukan bibirnya hingga beberapa centi.
“gak usah begitu. Jadi jelek tau.” Sela alvin.
“jadi kalau aku kaya gini cantik dong??” tanya via sambil menyunggingkan senyumannya.
“hmm.” Jawab alvin singkat sambil mengambil bole basket yg tergeletak didekat salah satu ringnya.
“ciiee..merah tuh wajah kamu vi.” Goda ify.
“haha..bener tuh via..” tambah agni.
“apaan sih?” sela via ‘aduh kenapa wajah aku merah? Cuacanya gak panas-panas banget kok. Apa mungkin aku suka sama alvin? ahh masa sih? Tapi aku ngerasa kaya udah pernah ketemu sama alvin dulu ya?’ batin via.
“ayoo..kamu mikirin apa? Ngelamun gitu?”
“ah..gak kok.” Jawab via “duduk situ yuk.” Ajak via sambil menunjuk sebuah bangku panjang diseberang lalu menghampirinya.
Saat berjalan kearah bangku panjang, via yg melihat kearah ify dan agni atau berjalan mundur tidak melihat alvin yg sedang berlari sambil mendribble bola berwarna orange itu ke arah ring diseberang. Alvin pun yg sedang tengah serius hanya fokus pada bola ditangannya lantaran tidak ada lawan yg menjadi incaran objeknya sekarang hanya bola.
“eh via awas..” seru ify.
Tapi terlambat. Posisi tubuh via sudah melayang akibat tertabrak tubuh tegap alvin, karna takut jatuh via menarik sesuatu yg ada didepannya. Ya otomatis via menarik baju alvin karna posisinya sekarang alvin sedang ada didepannya. Karna sudah ditarik mau tak mau alvin pun hanya pasrah jika nanti tubuhnya akan merasakan sakit akibat jatuh. Via memejamkan matanya, ia pasrah juga jika harus terjatuh karna salahnya juga yg tidak lihat-lihat.
BRUKKKK!!!
“auuwww” erang via yg masih memejamkan matanya. Diatasnya alvin hanya bisa diam memandangi wajah cantik via dari jarak beberapa inci ini.
‘lo lah silvia gue. Gue yakin pasti gue gak salah. Lo silvia.’ Batin alvin sambil tetap memandangi via yg masih memejamkan matanya.
Di tempatnya ify dan agni hanya bisa menonton adegan ini tanpa ingin menghancurkannya. Sepasang sahabat ini mengerti bahwa via menyukai alvin, ya biarlah mereka seperti itu untuk sementara sampai keduanya sadar, lagipula jaarang orang yg datang untuk mengunjungi lapangan kecil ini, dari dulu hanya ify dan agni-lah yg bermain dan mengurus lapangan itu. Tapi semenjak ify tinggal diKediaman Umari, selama itu agni-lah yg mengurusi lapangan kecil ini tiap minggunya.
Perlahan via mulai membuka matanya, dan betapa kagetnya dia ketika sadar dia berada dalam jarak sedekat ini dengan alvin, orang yg berhasil membuat pipinya merona merah ketika mengingat namanya.
DEG! Perasaan mereka seakan menjadi satu. Waktu pun serasa berhenti beputar dan dunia serasa milik mereka berdua. Serentak darah via mendesir capat, mengalir tanpa kendali ke seluruh bagian tubuhnya. Ia sedang berada di dalam pelukan alvin saat ini. Mata tajam milik alvin itu langsung mengarah ke manik matanya, mengunci seluruh tubuhnya yang mendadak kaku. Dunia pun rasanya beristirahat sejenak dan memilih memperhatikan adegan manis ini dalam kesunyian.
“ehhem..” dehem usil iyel dan cakka yang sukses menghempaskan dua orang anak manusia yang barusaja dibawa terbang oleh dewa Amore kembali ke dunia nyata.
Dengan gerakan cepat alvin segera bangun dan kembali berjalan mengambil bola seperti tidak terjadi sesuatu sebelumnya. Sama sekali tak mempedulikan sorakan heboh dari cakka untuk adegan romantis yang akhirnya dapat mereka lihat secara nyata setelah sebelumnya hanya bisa mereka lihat lewat film atau sinetron drama. Tidak mau terlihat terlalu menikmati adegan tadi, sivia pun bangun dari posisinya dan menuju bangku panjang sambil berusaha menyembunyikan rona-rona merah yg sekarng sudah berseri dikedua pipi chubby-nya.
Iyel tersenyum tipis, mencoba menyelami hati adiknya. Mengambil kesimpulan bahwa setelah kedatangan sivia dikehidupannya, dengan waktu yg masih bisa dihitung via sudah mampu sedikit demi sedikit mengubah alvin menjadi sosok yg dulu. Kilatan mata yang selalu dingin milik adiknya itu juga berbeda dari biasanya saat tadi ia sempat menangkap alvin menatap dalam pada via. Apapun itu iyel hanya ingin kehidupan alvin kembali hidup, mungkin melalui dua hal yang ia yakini akan berhasil sejak beberapa saat lalu, dua hal itu: sivia dan cinta seperti dulu, tapi bukan silvia kali ini sivia. dan iyel pun berharap tidak akan terjadi sesuatu seperti yg dulu pernah alvin rasakan. kisah cinta paling tragis bukan kisah cinta yang hancur karena perselingkuhan, bukan juga cinta yang putus karena perbedaan, apalagi hanya cinta yang terpisah jarak. Setidaknya mereka yang mengalami kisah itu pernah saling mencinta dalam sebuah kepastian. Kisah cinta paling menyedihkan adalah cinta yang tidak peduli. Tak ada kepastian yang didapat dari cinta itu, ia tak berkata untuk membalas perasaanmu namun juga tak menghancurkan harapanmu. Dan celakanya itulah yg dialami alvin dengan kisah masa lalunya dengan silvia.
Mendengar sorakan heboh dari seseorang, ify dan agni menoleh ke asal suara. Dibelakangnya terlihat iyel dan cakka yg masih bersorak-sorak menggoda alvin. Iyel menghampiri ify dan agni, sedang cakka berusaha merebut bola basket ditangan alvin, tentunya sambil terus menggodanya.
“ciie..kayanya lo udah nemuin cinta lo lagi nih..hehe” goda cakka sambil terus berusaha merebut bola berwarna orange dari tangannya
Alvin tidak menanggapinya, ia hanya fokus terhadap gerakan cakka yg sangat ingin merebut bola darinya. Seulas senyuman manis terbentuk dari bibirnya. Tapi, lengkungan itu terlalu tipis, saking tipisnya mungkin tidak ada yg tau bahwa sekarang alvin sedang tersenyum, terkecuali alvin sendiri dan seseorang.
“hai..” sapa iyel ramah.
“ah..hai” jawab agni dan ify.
“hm apa sebelumnya ada sesuatu yg aku lewatkan?”
“maksudmu? Alvin dan sivia?”
“ya..tentu saja. Apa ada kejadian lain yg terlewatkan?”
“tidak.” jawab agni.
“benarkah?”
“tentu.”
“hal sekecil apapun beritau aku ya?”
“memangnya kenapa?” tanya agni.
“tidak. aku kan kakaknya. Bolehlah mengetahui rahasia adik sendiri. Lagipula sudah jarang aku melihatnya seperti ini.” Jawab iyel.
“hmm kakak yg baik.” gumam ify.
“liat itu. Dia tersenyum. Senyuman yg tulus bukan? Ya walaupun saangaat tipis.” Gumam iyel.
“ha? senyum? Datar gitu ekspresi wajahnya. Aneh.” Sela agni.
“iya yel. Memang hampir keliatan seperti senyuman sih, tapi itu terlalu tipis. Dia gak niat senyum apa?” tanya ify heran.
“itu emang senyum yg ciri khas milik putra kedua keluarga Damanik.” Gumam iyel sambil tersenyum. Sedetik kemudian ia menghampiri adik dan saudaranya yg tengah asik bermain.
Ify dan agni saling tatapan, lalu langsung menghampiri sivia yg –mungkin- masih dilanda keterhipnotisan dari alvin.
“hey vi. Kamu gak apa-apa kan?” tanya ify.
“aku..gpp. emang kenapa?”
“gak. Abisnya dari abis kejadian tadi, kamu langsung diem disini.” Jawab ify.
“haha..ciee yg tadi abis ngeliat pangeran hatinya dari deketttt!!” goda agni.
“agni..apaan sih?” sela via sambil memalingkan wajahnya kearah alvin yg sedang bermain basket.
Via yg mendadak diam membuat agni tertarik mengetahui apa objek yg sedaritadi fokus via perhatikan. Agni mengikuti arah bola mata via. Dan tepat! Sasarannya jatuh pada alvin yg sedang bermain basket.
“ehem..gak usah diliatin terus vi. Alvin gak bakal ilang kok.” Goda agni sambil mengencangkan volume suaranya dikalimatnya yg terakhir.
Spontan alvin menoleh kearah sivia yg sedang menatapnya. Alvin tersenyum sebentar, lalu kembali bermain lagi.
Sedangkan sivia yg diberi senyuman seperti itu, sudah deg-degan gak karuan. Darahnya mengalir lebih cepat lagi. Dan pipinya terasa panas kembali.
“ciiee..merah lagi tuh pipinya..”
“apaan sih. Agni kamu seneng banget sih godain akuu!!” sela sivia yg tak mau digoda terus menerus.
“hahaha..abisnya kamu lucu banget sih!” agni terus menggoda sivia.
Sedangkan ify daritadi hanya menatap kosong ponsel berwarna biru mudanya. Tidak tau apa yg membuatnya betah lama-lama terus menatapinya. Sampai-sampai ify tidak menyadari bahwa iyel, cakka dan alvin sudah selesai bermain basket dan sekarang tengah berada dihadapannya dan kedua sahabatnya.
“fy..” panggil iyel.
“eh? Apa? Loh? Kok kalian udah ada disini? Udah selesai main basketnya?” tanya ify gelagapan. Terlihat sekali bahwa daritadi ia tidak fokus. Fikirannya bercabang kemana-mana. Tapi pasti cabang utamanya bersumber pada satu nama.Rio.
“kamu kenapa sih fy? Sakit ya?” tanya cakka.
“gpp kok. Aku baik.”
“yaudah. Kita ke Earthly Paradise mau gak? Sekalian makan disana. Laperr..” gumam cakka.
“hmm Earthly Paradise? Apa itu?” tanya agni.
“tempat favorit kita.” Jawab cakka.
Agni hanya membulatkan mulutnya.
“iya..boleh deh.”
“oiya sekalian kamu mau bawa baju fy? Besok kan kita liburan. Dan sebenarnya aku kesini disuruh Emp jemput kamu. Apa semuanya udah disiapin?” tanya iyel
“umm..udah kok. Aku ambil dulu ya sebentar.” Gumam ify sambil pergi meninggalkan mereka.
“aku kasian deh sama ify. Dia tau kalau dia-lah cucu kandung Emp, tapi tidak bisa mengubah apapun.” Gumam sivia sambil menatap punggung ify yg sudah agak jauh.
“iya. Yaudah, segalanya akan indah pada waktunya.”
“eh..tumben yel ngomong kaya gitu. Aneh banget deh. Kena angin apa lo?” tanya cakka.
“gak. Cuma sedikit fotocopy kalimat seseorang.”
Tak lama kemudian, ify kembali dengan membawa sebuah koper berwarna biru.
“yaudah yuk. Jalan sekarang.” Ajak iyel.
“kita naik apa?” tanya agni.
“kau sama cakka aja ya atau gak ikut sama alvin. Aku bawa motor. Jadi cuman bisa bonceng ify. Vin nitip kopernya ify dimobilmu.” Jelas iyel.
“sip. Taro aja.” Jawab alvin.
Lalu iyel langsung memindahkan koper ify kedalam bagasi mobil alvin.
“sekarang kamu mau ikut dengan siapa nona manis?” tanya cakka.
“kamu aja deh.” Jawab agni.
Lalu cakka mengajak agni menghampiri cagiva hijau kesayangannya.
“ayo fy.” Ajak iyel yg sudah bertengger diatas cagiva birunya.
Lalu mereka langsung pergi ke kediaman Umari tepatnya Earthly Paradise.
***
Dengan santainya, pemuda berpostur tinggi ini berjalan menuju ke tempat privasinya. Tempat dimana ia dapat mencurahkan apa yg ia inginkan. Tempat dimana ia bisa menolak semua permintaan kakek angkatnya itu. Tempat favoritnya. Kamarnya, tepatnya Ruang kerjanya, dimana semua hasil kerjanya yg diam-diam ia kerjakan tanpa sepengetahuan kakek angkatnya itu ia kumpulkan.
Rio –pemuda tadi-menyusuri koridor rumahnya dengan kedua tangan yg berada di dalam saku celana hitamnya. Tak ada yang berbeda darinya, tetap sama, wajah tanpa ekspresi atau cenderung dingin yang selalu ia tawarkan kepada setiap pelayan yang tak sengaja berpapasan dengannya, lengkap dengan headset putih yang menggantung di kedua telingannya. Namun justru wajah itu yang membuat banyak perempuan terlebih lagi mahasiswi dikampus Rio penasaran padanya, sampai menaruh hati padanya. Ekspresi seperti ini, yg justru mampu membuat perempuan yg melihatnya bisa melakukan apapun untuk menjadi miliknya, namun sampai sekarang hanya ify-lah yg bisa. Gadis berwajah polos namun keras kepala itu sudah mampu merobohkan kerasnya benteng tinggi yg terbentuk diotak rio. Ify. Hanya ia yg mampu mencairkan sebongkah es yg sudah menggunung dihati Rio. Dan memang hanya ify-lah yg mampu membuat rio bertekuk lutut padanya.
Ia mulai memasuki kawasan privasinya. Rio masuk kedalam kamarnya dan menuju ruang kerjanya, ruang kerjanya berada dipaling ujung bagian kamar Rio. Sampai didepan pintunya, Rio tersenyum melihat 2 kata yg tergantung dipintu.
“RIO’S DREAM”
Mimpi rio. Ya memang itulah yg dimaksud 2 kata tadi. Memang disitulah tempat mimpi-mimpi rio dikumpulkan. Dari kesukaannya pada musik, basket, beberapa lembar-lembar brosur sales –pekerjaan yg diam-diam ia kerjakan tanpa Emp tahu- dan beberapa barang berharga miliknya.
Tak ingin berdiri terlalu lama, rio mulai memutar kenop pintunya dan masuk kedalam. Ia menghampiri kursi kesayangannya yg berada dibalkon, didekatnya bertengger sebuah gitar accoustic yg pernah ia pakai untuk mengungkapkan perasaannya lewat lagu pada ify. Matanya melihat kesekeliling, pandangannya terhenti pada sebuah figura berwarna biru muda diatas meja kerjanya. Rio tersenyum masam ketika melihat foto yg ada dalam figura itu. Fotonya bersama Ify saat setelah acara ‘kencan pertamanya’. Terlihat disitu ify yg tersenyum sangat manis. Setelah beberapa detik ditatapnya, Rio mengalihkan pandangannya keluar balkon. Melihat 2 motor dan sebuah mobil yg sudah sangat ia kenali sedang memasuki kediaman Umari. Salah satu motor tersebut membawa seseorang yg baru saja ia lihat lewat foto. Ify, ya Ify. Ify berada dalam boncengan Iyel. Rio hanya bisa melihatnya dari jauh, ia tak mau jika ia melakukan sesuatu hal yg bodoh hingga bisa menghancurkan rencananya yg sudah mendekati klimaksnya.
***
sampai di Kediaman Umari ify dkk langsung masuk menuju Earthly Paradise. Disana alvin dan cakka langsung menyantap makanan, sedangkan sivia dan agni sedang duduk dikursi piano sambil mencoba memainkannya. Dan iyel dan ify hanya duduk disebuah sofa dimana sofa itu sering dipakai keempat Tn. Muda untuk berunding.
“yel, bagaimana apa yg kau bicarakan dengan Rio malam itu?” tanya ify.
“dia tidak memberitahuku apa-apa. Dia hanya bilang padaku untuk mempercayainya.” Jawab iyel sambil meneguk segelas orange juice yg ada dihapannya.
“benarkah? Apa sih yg sebenarnya ada difikirannya?” gumam ify.
“tenang saja. Percayalah pada Rio. Semuanya akan baik-baik saja.”
“hey..kalian kalau tidak bisa main jangan merusak piano milikku.” Seru seseorang sambil menghentikan aktivitasnya yg sedang melahap makanannya.
“ehm maaf vin. Kita bukannya ingin rusakin tapi kita emang gak tau cara mainnya. Jadi gitu deh.” Jawab agni.
“piano ini milik kamu vin? Itu berarti kamu bisa memainkannya bukan?” tanya via.
“kenapa?” tanya alvin rada ketus.
“bisa tolong mainkan? Aku suka sekali mendengar orang bermain piano.”
“kau tidak lihat aku sedang makan?”
“ya nanti setelah kamu menghabiskan makananmu.”
“gak mau. Males.” Jawab alvin sambil terus makan.
***
Keesokan Harinya
Hari ini adalah hari pertama liburan untuk mahasiswa/i Universitas Cergy-de Pontoise. Mereka mendapat liburan selama sebulan setelah menghadapi ujian yg begitu menguras otak. Waktu luang ini juga digunakan Rio untuk menyukseskan rencananya.
Rio dan Iyel sudah siap untuk berangkat menuju villa Emp. Sekarang mereka sedang menyandar pada kap mobil yg akan digunakan untuk berangkat ke villa. Mereka terlihat sangat tampan. Rio menggunakan kemeja berwarna coklat muda dengan dasi yg menggantung dilehernya dan tak lupa headset putih yg setia bertengger dikedua telinganya. Dan dengan kacamata hitam yg melindungi mata tajam miliknya dari sinar matahari membuat rio semakin tampan. Tangannya yg sengaja ia masukkan kedalam saku celana hitamnya membuat stylenya terasa begitu nyata dan keren. Disampingnya, iyel juga tak kalah keren dengan menggunakan kemeja soft blue polos dengan 1 kancing bagian atas dibiarkan terbuka, kacamata putih setia menutupi matanya. Dengan celana jins biru dan sepatu keds, penampilan iyel tidak kalah jauh dengan rio. Ya 11-12 lah. Walaupun mereka keturunan bangsawan bukan berarti mereka harus memakai jas setiap hari bukan? Apalagi untuk Rio dan Iyel yg tidak menyukai nasibnya menjadi keturunan bangsawan, bukan sombong mereka hanya tidak suka jika segala sesuatu harus diatur oleh orang lain.
Tak lama kemudian shilla datang dengan membawa payung untuk melindunginya dari sinar matahari, dan tas kecil yg diselempangkan. Dan dibelakangnya, terlihat ify yg sedang kerepotan menenteng beberapa tas dan membawa koper juga.
Rio yg tidak tega melihatnya menghampiri ify, begitu juga dengan iyel. Karna posisi ify dibelakang shilla, jadi shilla sudah senyum-senyum gaje mengharapkan kedatangan kedua pangeran Haling Damanik. Sampai didepan shilla, rio maupun iyel hanya melewatinya begitu saja. Shilla merenggut kesal begitu tau bahwa mereka menghampiri ify bukan dirinya.
Ify sudah hampir kehilangan keseimbangan, saat ify ingin jatuh rio langsung membantu memegang kopernya dan mengembalikan keseimbangannya.
“apa mau aku bantu?” tanya Rio saat melihat ify sudah berdiri tegak lagi.
“tidak..aku bisa sendiri Tn. Rio.” Jawab ify.
Mendengar jawaban ify menyebut kata Tn sebelum memanggil namanya, membuat rio sadar bahwa seharusnya ia tidak menawarkan untuk membantu ify seperti ini. Sedetik kemudian, ia langsung berjalan menghampiri shilla yg sedang manyun.
“ayo, masuk ke mobil.” Ajak Rio. Shilla mengikutinya.
Ify kembali melanjutkan jalannya, saat ingin jalan lagi ify kembali merasa keberatan, karna tak mau membuang waktu yg membuat sang surya tambah semangat bersinar, iyel langsung mengambil koper dari ify dan beberapa tas yg ada padanya tanpa berbicara.
“ayo. Aku bantu.” Gumamnya saat beberapa koper dan tas sudah ada padanya.
“emh..” jawab ify sambil mengikuti iyel meletakkan sisa tas yg ia pegang kedalam bagasi mobil. Lalu mereka langsung menaiki mobil dan tancap gas menuju villa Emp.
***
Didalam perjalanan ify dan iyel sama-sama menghadap kearah jendela. Sedangkan rio dan shilla saling mencuri pandang pada Ify dan Iyel. Tentu saja Rio melihat kearah ify dan shilla yg melihat kearah iyel. Sayangnya, curi pandang shilla terhadap iyel tertangkap basah oleh rio, rio hanya menatap heran sambil menaikkan sebelah alis matanya ketika melihat rona merah pada wajah shilla dan seulas senyuman yg tulus saat melihat Iyel. Rio jadi mencurigai sesuatu. Tapi tak ia ambil pusing ia tetap fokus pada jalanan.
***
sampai di villa, ify kembali berdecak kagum. Keluarga Umari memang sangat kaya. Tidak heran jika keluarga ini disebut sebagai keluarga terkaya diNKRI.
“wow..bagus sekali.” Gumam ify dari atas tangga.
“ini termasuk yg biasa fy, setiap villa Emp, didesaign oleh arsitektur ternama. Tapi, villa yg ini memang benar-benar kualitasnya diatas top. Selain karna susunan bahannya yg bagus pendesaignnya juga benar-benar difikirkan matang-matang, hingga menghasilkan karya sebagus ini.” Jelas iyel sambil menghampiri ify.
“wah yel, kamu sangat mengerti baik tentang arsitek ya?” tanya shilla sambil berdiri dari sofa yg ia duduki.
“bukan mengerti, hanya tertarik.”
“hm aku juga sangat menyukai seni arsitektur. Menurutku mereka sangat unik.”
“jarang sekali ada perempuan yg suka dengan seni ini. Biasanya mereka senang dengan seni lukis atau musik.” Gumam rio ikut dalam pembicaraan.
“benar.” Tambah iyel.
Shilla hanya tersenyum karna dipuji seperti itu.
“yel, shill aku akan mengajak kalian lihat-lihat kebun. Fy setelah kau bereskan koper buatkan kita teh, sepulang dari kebun kita ingin minum teh. Dan kalau sudah kau buat kau boleh letakkan diteras sana depan danau.” Jelas Rio
Ify hanya merenggut ketika tau rio benar-benar menyuruhnya seperti seorang pembantu.
“betul itu. Jangan kamu kira ini bukan dirumah Emp dan kamu melepas seragammu kamu jadi berlaku seenaknya untuk berlibur. Kamu kan sudah disewa Emp untuk menjadi pembantu kita.” Gumam shilla.
“iya. Terima kasih atas peringatannya Nn. Besar.”
“oiya fy jangan lupa buatkan kita roti isi juga. Kalian juga mau kan yel, yo? Roti isi buatannya enak juga.” Tambah shilla.
“terima kasih Nn. Shilla.”
“yasudah ayo pergi.” Ajak rio.
“aku disini saja. Aku akan membantu ify membuatkan roti isinya. Kalian duluan saja.” Gumam iyel yg sukses membuat shilla melongo.
“apa?” tanya shilla dan ify bersama.
Ify tidak menghiraukannya.
“tidak usah yel. Roti isi sangat mudah. Aku bisa mengerjakannya sendiri.” Tolak ify.
“benar itu. Lebih baik kau ikut dengan aku dan rio berjalan-jalan di kebun.” Tambah shilla.
“aku tidak suka jalan-jalan dikebun.” Jawab iyel “sudahlah fy. Ini hanya sedikit bantuan. Lagipula kau kan baru pertama kali datang kesini, jadi pasti tidak tau letak benda-bendanya kan? makanya aku akan bantu.” Tambahnya.
“baiklah.” Jawab ify “aku merapikan koper dulu.” Tambahnya.
“biar ku bantu.” Tawar iyel sambil membantu ify membereskan koper dan membawanya kelantai 2, ke kamar. Ify meletakkan kopernya dan koper milik shilla dikamar pertama. Dan iyel meletakkan kopernya dan koper milik rio dikamar kedua. Setelah itu mereka langsung membuatkan teh dan roti isi untuk shilla, rio dan iyel.
“apa? Buat roti isi saja harus dibantu? Apanya yg mau dibantu sih? Ih dasar iyel..” shilla bergumam pelan, tapi gumamannya masih terdengar jelas oleh rio yg duduk disebelahnya.
“shill. Ayo kita jalan.”
“eh? Iya..”
***
saat ini shilla sedang duduk diteras sangat tidak tenang membiarkan ify dan iyek berduaan, ingin rasanya ia menghampiri mereka dan mengajak iyel untuk segera bergabung bersama, tapi apa boleh buat, sekarang ia hanya bisa mencuri-curi pandang kedapur sambil waspada pada rio agar rencananya tidak ketahuan. Tapi shilla salah, rio terlalu pintar untuk dibodohi semudah itu.
“bagaimana shill? Pemandangannya bagus bukan?” tanya rio.
“ehm..ya bagus sekali.” Jawabnya gugup.
“kamu kenapa? Seperti menunggu sesuatu?” tanya rio sambil menghampirin shilla dan duduk dikursi sebelah shilla.
“tidak. aku tidak menunggu apa-apa.”
“benarkah? Tapi kenapa ku perhatikan kau terus melihat kearah dapur? Apa kau sedang menunggu teh dan roti isi buatan ify dan iyel?”
“ah iya..tentu. aku sangat lapar.” Alibi shilla sambil menoleh kearah dapur“ify lama sekali buat roti isi saja memakan banyak waktu. Iyel juga, kenapa mau dekat dengan pembantu seperti dirinya?” tambahnya sambil menoleh kembali, tapi ternyata saat menoleh wajah rio sudah ada didepannya. Dan kini jarak mereka sudah tinggal beberapa inci. Shilla harap-harap cemas, karna takut rio menciumnya. Dan ternyata adegan itu dilihat oleh ify dan iyel yg sudah selesai membuat teh dan roti isi, itu membuat ify sedikit kaget dan menghentikan jalannya sebentar.
‘apa kau benar-benar menyukai shilla? Aku tidak mengerti perasaanmu.’ Batin ify.
“fy, ayo.” Panggil iyel. Ify mengangguk lalu mengikutinya.
“eh akhirnya kalian datang juga. Aku sudah lama menunggu.” Gumam shilla mengalihkan perhatian sambil menjauhi wajah rio saat melihat iyel datang menghampirinya dengan ify dibelakangnya.
Iyel duduk dikursi yg tersisa. Sedangkan ify berdiri.
“aduh mataku. Perih sekali.” Pekik shilla tiba-tiba.
Rio yg berada disebelahnya spontan ingin menghembuskannya agar kotoran atau debu itu keluar dari matanya, ternyata ify tidak rela, ia menawarkan diri untuk menghembuskannya. Terjadilah peperangan kecil disitu.
“aduh aku keburu sakit..” jerit shilla.
“hey kalian ini..bukannya memperbaiki masalah malah memperburuk.” Gumam iyel menengahi “ini pakai obat mata ku saja daripada dihembus nanti takut ada abkteri dari mulut kalian.” Tambahnya sambil memberikan shilla sebotol kecil obat mata.
Shilla menerimanya lalu meneteskannya pada ata kanannya.
Lalu mereka kembali berbincang, tapi karna cuaca yg tidak mendukung, mereka memutuskan untuk masuk kedalam.
“shill, kamu sudah baik kan?” tanya rio.
“iya. Kan ada obat mata dari iyel. Makasih ya yel.” Jawab shilla.
Iyel hanya tersenyum.
‘pasti kau sedang berpura-pura agar dapat perhatian dari rio.’ Batin ify.
‘hm pasti seseorang disini ada yg berfikir bahwa aku berpura-pura, biarlah. Toh aku benar-benar kemasukan debu.’ Batin shilla.
***
Keesokan Harinya
Pagi ini ify memasak untuk sarapan shilla, rio dan iyel. Ia harus bangun pagi-pagi untuk itu. Karna tidak mau dibilang lelet. Lalu saat ify sedang mengiris bawang bombay, tidak sengaja ia menitikkan air mata. Sebenarnya ada 2 hal logis yg bisa menyebabkannya menangis: 1. Karna rio tidak peduli padanya, dan 2. Ya karna ify sedang mengiris bawang bombay tersebut.
Tak! Tuk! Tak! Tuk!
Suara langkah seseorang membuat ify mendongakkan kepalanya. Dilihatnya shilla sedang berdiri ditangga.
“inilah bedanya Nn. Besar dan pembantu. Kalau Nn. Besar bangun pagi-pagi tidak harus repot, bermalas-malasan pun tak ada yg larang. Sedangkan kau yg seorang pembantu tidak boleh malas, karna harus mempersiapkan sarapan untuk majikannya. Benar bukan?” tanya shilla sambil menghampiri ify.
“hey kau menangis?” tambahnya sambil mengambil minum dikulkas.
“tidak.”
“sudahlah mengaku saja. Sampai menangis seperti itu. Kasihan.”
“aku tidak menangis. Aku sedang mengiris bawang bombay jadi menitikkan air mata karna pedih.” Jawab ify sambil menunjukkan bawang bombaynya.
“ohya?”
“tentu saja. Sudahlah kau tidak usah berpura-pura terus seperti ini. Aku tau kalau kau dan Emp bekerja sama demi membuat aku dan rio mengaku bahwa kami saling mencintai kan? aku mendengar semuanya.” Gumam ify yg sudah tidak tahan mengeluarkan emosinya.
Shilla sempat bingung, tapi detik kemudian ia berusaha bersikap tenang.
“ha? mana mungkin..”
“jangan mengelak lagi penipu. Aku tidak akan mempan dengan ucapan bohongmu.”
“baik. karna kau sudah tau lebih baik aku beritahu lagi. Aku memang bukan cucu kandung Emp, lantas kenapa? Lagipula sudah pernah ku bilang kan bahwa aku bukan menginginkan harta Emp, aku hanya ingin Rio.” Jelas shilla.
“aku tau kau hanya berpura-pura. Kau tidak benar-benar menyukai rio.”
“memang, awalnya aku hanya ingin menjalankan rencana Emp, tapi lama kelamaan sejak aku dekat dengan Rio, aku jadi suka padanya. Mungin mencintainya.”
“tidak mungkin. Kau itu bukan cucu kandung Emp, mana mungkin Emp merestui penerus terbaiknya menikah dengan orang yg bukan cucunya.”
“kau harusnya sadar fy, sekarang yg terpenting bukan cucu kandung ataupun palsu, yg penting adalah perasaan Rio yg sudah jatuh cinta padaku.”
“sudah kubilang itu tidak mungkin.”
“kenapa? Kau takut bila itu jadi kenyataan? Lagipula didunia ini tidak ada yg tidak mungkin Nn. Alyssa. Dan salahmu sendiri yg dulu menolak bertunangan dengan rio. Jadi jangan salahkan aku kalau rio suka padaku.”
“tidak..itu tidak..”
“tidak apa?”
“kau..”
“aku apa? Apa yg akan kau lakukan padaku? Ha?” tantang shilla.
Lalu ify mengambil beberapa irisan bawang bombay yg sudah ia sisihkan, dan melemparkannya pada shilla sedetik kemudian rambut shilla sudah acak-acak tidak karuan dengan beberapa irisan bawang bombay. Bersamaan dengan itu rio datang menghampiri mereka.
“ada apa ini? Apa kau baik-baik saja shilla?” tanya Rio.
“aku..”
“ah..rio. padahal aku datang dan menanyainya apakah sarapannya sudah siap, tapi dia tidak menjawab melainkan melempariku dengan irisan bawang bombay ini.” Potong shilla sambil memasang wajah memelas.
“ify, apa yg kamu lakukan? Bereskan ini dan siapkan makanan. Aku tidak mau melihat ini lagi.” Bentak rio
“apapun penjelasanku, kau juga takkan mau mengerti.” Jawab ify
“ayo shilla, kamu ganti baju dulu.” Ajak rio.
Mereka meninggalkan ify yg sedang membersihkan serpihan bawang bombay yg ada dilantai.
‘kau benar-benar tidak peduli padaku yo? Apa kau lebih memilih untuk membelanya? Kenapa ini terjadi? Apa kau sungguh-sungguh mencintainya? Tidak. tidak mungkin perasaan rio berubah secepat ini. Tapi kenapa tidak? apa mungkin ia benar-benar terluka dengan perkataanku waktu itu? Aku menyesal..sungguh..’ batin ify sambil merapikan bawang bombay itu. Dan perlahan butiran bening itu pun turun dari singgahsananya karna ify tidak mampu menahannya. Rio yg sedaritadi melihat ify dari atas , hanya bisa merasa bersalah karna telah membuatnya menangis. Tapi rencananya sudah berjalan dengan lancar, tinggal menunggu ending dari ceritanya.
***
malam ini, semua kaget karna keputusan rio yg menentukan bahwa malam ini ia akan tidaur sekamar dengan shilla dan ify dengan iyel.
“Mario Haling, ada apa denganmu? Kenapa kau memutuskan ini sendiri?” tanya iyel yg sudah tidak tahan dengan rencana kedua temannya ini.
“simple, aku tidak ingin melihat shilla kenapa-kenapa, karna ify sepertinya benar-benar tidak suka dengan shilla. Kejadian tadi membuatku khawatir akan shilla.” Jawab rio tenang.
“Tn. Muda Rio sangat baik sudah menentukan rencana ini, kita tentu tidak boleh menolaknya bukan ye?” tanya ify yg sudah putus asa.
“hey semuanya tolong sadar.” Pekik iyel.
“kenapa apa kau membenciku?” tanya ify.
“bukan. Tapi..”
“yasudah begini saja keputusannya.” Sepakat ify.
“baik.” sepakat rio sambil menjentikkan jarinya “begini saja keputusannya.” Tambahnya sambil beranjak dari tempat duduknya.
Iyel hanya memandang aneh kedua temannya ini.
“ayo shilla.” Ajak rio sambil menarik shilla masuk kekamarnya.
“tunggu..” seru ify yg membuat langkah kaki rio dan shilla berhenti.
“rio, aku ingin bertanya satu hal, apa kau tidak peduli bila sesuatu terjadi denganku dan iyel?” tanya ify sambil memegang lengan kokoh rio. Shilla melepas genggaman tangannya dari rio. ia membiarkan ify berdiri disamping rio dan ia menjauhkan dirinya.
Iyel menatap heran pada shilla, sebenarnya dia berpihak pada ify atau Emp?
“apa kau benar-benar tidak peduli bila sesuatu terjadi denganku dan iyel?” tanya ify sambil tetap memegang lengan rio dengan kelopak matanya yg sudah tergenang oleh air mata.
‘hmph! Karma selalu aja balas dendam. Ini kan ucapan gue waktu itu. Kenapa diulang lagi sama ify? Aduh kenapa kamu nangis sih fy? Jangan nangis dong, aku sayang kamu.’ batin rio.
Perlahan rio menarik lengannya. Membuat ify terperangah dengan sikap rio, yg ternyata sekarang memang sudah berubah. Ini bukan rio yg dulu, sepertinya rio yg sekarng benar-benar menyukai shilla.
‘kenapa yo? Apa kamu sungguh menyukai shilla? Karma kenapa kau balas dendam padaku? Aku hanya mempermainkan Emp, kenapa jadi seperti ini? Kumohon yo..’ batin ify dalam hati.
Iyel menghampiri Rio.
“aku tidak tau apa rencanamu. Tapi melihatmu seperti itu pada ify, aku sangat tidak terima. Kau tau aku sangat menyayanginya. Jika kau tidak bisa menjaga dan menyayanginya lagi, jangan berlaku kasar padanya. Sudah cukup kau mempermainkannya. Sekarang jangan ikut campur tentang urusan yg menyangkut ify. Semuanya biar aku yg urus.” Jelas iyel sambil merangkul ify menuju kamarnya.
Shilla yg melihat ify dirangkul seperti itu sangat tidak rela. Ia merasa seperti ada sesuatu yg menghimpit dadanya. Sesak sekali. Mungkin ini yg dinamakan cemburu. Shilla tidak bisa menahan emosi ini lebih lama lagi, dari awal ketika melihat iyel selalu membantu ify, sebenarnya shilla sudah merasakan sakit ini, tapi ia tidak memperdulikannya. Tapi sekarang sakit semakin menjadi-jadi. Shilla mengepalkan tangannya kuat-kuat. Mencoba meredam emosinya. Tapi tidak bisa.
“Tunggu! Kalian berhenti!” seru shilla yg sudah tidak tahan.
Ify dan iyel menghentikan langkahnya.
“ify, aku melarangmu untuk tidur dengan iyel. Aku melarangmu. Kau tidak boleh tidur sekamar dengannya.” Perintah shilla.
Ify berbalik.
“atas dasar apa kau melarangku? Aku bersama siapapun itu urusanku, kau tak berhak ikut campur!” sewot ify.
“tapi untuk sekarang. Aku melarangmu. Pokoknya kau tidak boleh tidur sekamar dengan iyel.”
“kenapa? Apa karna kau Nn. Besar jadi kau berhak melarangku? Ha?”
“orang yg aku suka adalah Gabriel Damanik!” gumam shilla.
Semua terperangah mendengarnya, terkecuali rio, ia hanya kaget biasa saja. Tapi tokoh yg sangat syock mendengar ucapan shilla tadi adalah orang yg disebutkannya yaitu iyel.
“orang yg kusuka adalah Gabriel Damanik!!” tegas shilla sekali lagi.
‘ok. Semuanya sudah terbongkar kan? dan rencanaku tepat berhasil.’ Batin rio.
***
shilla menceritakan semuanya. Ia pun mengeluarkan selembar foto anak perempuan berkacamata, dengan kulit sawo matang, dan betubuh gemuk. Ia mengaku itu dirinya 10 tahun yg lalu.
“apa? Ini benar-benar kau shilla?” tanya ify tidak percaya. Seorang shilla yg bak seorang model ternyata 10 tahun lalu sangat tidak sama..jauh berbeda.
Shilla menganggukkan kepalanya.
“ya. 10 tahun yg lalu saat ulang tahun iyel yg ke 10, aku mengambil fotoku dikebun keluarga Umari. Saat itu banyak sekali putri-putri dari keluarga yg kaya dan cantik datang. Sedangkan aku? Dengan penampilanku waktu itu aku hanya bisa diam, tidak berani mendekat aku hanya bisa melihat iyel dari jauh.” Jelas shilla.
“jadi, intinya kau sudah menyukai iyel selama 10 tahun ini?” tanya rio.
“iya. Berkali-kali aku ikut sekolah kecantikan dan sekolah modelling dengan satu harapan aku bisa menjadi cantik suatu hari nanti dan bisa bertemu dengan iyel lagi.”
“aku sungguh salut padamu shill. Yel bagaimana perasaanmu sekarang?” tanya rio.
“aku sungguh belum pernah merasakan hal ini. Ada orang yg menyukaiku dan itu sudah 10 tahun. Benar-benar luar biasa.” Jawab iyel takjub.
“tapi kenapa kau malah membantu Emp?” tanya ify.
“ini kemauanku sendiri. Aku menawarkannya pada Emp ketika mendengar berita tentang kalian, dan dari luar aku memang terlihat membantu Emp, tapi sebenarnya kau hanya ingin berada dekat dengan iyel,berada satu rumah dengannya dan memberitahunya tentang keberadaanku.” Jelas shilla.
“oh..wah aku benar-benar salut padamu. Kau sangat sabar menunggu selama 10 tahun.” Puji ify.
Tiba-tiba iyel meninggalkan mereka semua dan masuk kedalam kamarnya dengan rio.
“yasudah kau lebih baik tidur. Pasti lelah kan?” tanya ify.
“tapi jika kita pulang gimana?”
“tidak apa-apa. Kita akan bicara pada kakek.”
“terima kasih ify. Yasudah aku tidur dulu.” Gumam shilla sambil masuk kekamarnya dengan ify.
Kini tinggal ify dan rio.
“heu akhirnya semuanya berakhir. Aku lelah.” Gumam ify lalu sambil berdiri dan berbalik menuju kamarnya. Tapi langkahnya terhenti ketika merasa ada tubuh seseorang yg sedang merengkuhnya. Rio.
“tunggu. Aku masih sangat merindukanmu. Maaf telah membuatmu menangis tadi. Aku benar-benar merasa bersalah.” Gumam rio sambil memeluk ify.
Ify melepaskan pelukannya dengan rio, lalu memutar badannya hingga menghadap rio.
“kau membuatku gila. Kau membuatku rapuh, kau membuatku sangat....” ify tak sanggup melanjutkan kata-katanya.
Sungai kecil itu pun mulai mengalir di pipi ify.
“kamu kenapa? Kok nangis?”
“aku hampir mati kalau kenyataannya kau akan benar-benar menikah dengan shilla. Aku terus-terusan menyalahi diriku karna tindakan bodohku. Tapi ternyata kamu malah bersandiwara tanpa memberitahuku. Aku benar-benar hancur. Kau tau?” ify semakin menangis. Rio kembali menarik ify kedalam pelukannya.
“maaf yaa..tapi itu semua aku lakuin agar endingnya seperti ini. Aku melakukan itu untuk mencapai kebahagiaan ini. Untuk kita. Kamu dan aku. Kamu tau? Aku juga hancur melihatmu menangis, aku juga hancur saat aku harus menyuruh-nyuruhmu. Aku juga hancur saat harus bersandiwara tanpa memberitahumu fy..”
Ify melepas pelukannya.
“aku minta maaf. Benar-benar minta maaf. Ini semua berawal dari kesalahanku. Aku yg salah karna tidak memberitahumu rencana awalku. Maaf.”
“bukan kamu yg salah. Tapi aku, andai saja dari awal aku mau bertunangan denganmu pasti semuanya tidak akan seperti ini.” Gumam rio “lain kali, kamu harus memberitahuku jika merencanakan sesuatu ya cantik?” tambahnya.
“kamu juga. Kita janji ya.”
“ya dan satu pelajarannya. Semua dapat melakukan apapun untuk tetap berada dekat dengan orang yg dicintainya. Benar?”
“iyaa..benar !” gumam ify sambil memeluk rio erat.
Rio pun hanya tersenyum menanggapi ify.
***
‘aku tidak pernah menyangka bahwa kau menyukaiku selama 10 tahun shill..’ batin seseorang dikamarnya.
->>bersambung..
Minggu, 31 Juli 2011
Romantic Princess Part 22
Romantic Princess
Part 22
“emm..Emp?”
“ya?”
“bagaimana kalau liburan kali ini aku gunakan untuk mendekatkan hubunganku dengan shilla Emp? Ya agar kami bisa jadi akrab. Bagaimana kalau ke villamu yg ada dipinggir pantai itu?” Gumam rio sambil merangkul shilla.
Shilla yg dirangkul sudah panik tidak karuan. Tidak menyangka jika rio akan seperti itu.
“bagaimana Emp? Dan kau setuju kan shilla?” tanya rio sambil menoleh kepada shilla. Lalu ia mendekatkan wajahnya pada shilla.
“eh? Liburan?”
Rio mengangguk.
“hanya berdua kah?” tanya Emp.
“tentu.”
“tidak bisa jika kau ingin liburan, aku akan izinkan asal kau mengajak seseorang lagi, seperti ify. Ya dia bisa disewa untuk menjadi pembantu bukan? Aku tidak ingin cucuku repot sendiri.” Sela Emp.
‘kena kau! Dulu saat ify masih cucumu, jika aku menyarankan ini, pasti kau akan langsung menyetujuinya. Dasar kau kakek tua.’ Batin rio sambil tersenyum.
“ify? Kenapa harus ify?”
“iya benar kata Emp. Lagipula dia kan bisa menjadi pelayanku. Dia patuh kok sekarang. Jadi gampang jika disuruh-suruh.” Jawab shilla.
“baik. tapi aku juga akan mengajak iyel. Agar ify tidak mengganggu kita. Ya kan shilla?”
“iyel?” tanya shilla kaget.
“iya memang kenapa? Ku fikir ify dan iyel sangat akrab, jadi biarlah mereka berdua dan kau dan aku. Kau setuju?”
‘apa ify dan iyel sangat akrab?’ tanya shilla dalam hati.
“ok. Silahkan bersenang-senang.” Gumam Emp ‘yg penting cucuku ikut.’ Batinnya dalam hati.
Lalu mereka kembali melayang dengan fikiran masing-masing.
***
dari tadi gadis cantik ini hanya mengetukkan jarinya pada ponselnya. Berharap dapat balasan sms dari kekasihnya, tapi nyatanya sudah lebih dari 30 menit ia mengirimkan pesan singkat itu, balasan tak kunjung datang. Sampai akhirnya mobil yg ia naiki sampai diperumahan rumah yg kumuh.
Setelah paman sam memakirkan mobilnya, manager mangare langsung bergegas turun dan membukakan pintu mobil untuk ify – gadis tadi-. Ify sendiri hanya diam-diam saja setelah turun dari mobil itu.
“ify apa kau akan pergi ke noszta?” tanya manager mangare.
“tidak.”
“benarkah?”
“maksudku tidak untuk sekarang. tapi liburan nanti.” Jawab ify “sudah ya..aku mau kedalam. Terima kasih manager kau sudah baik karna mau mengantarku. Permisi.” Tambahnya sambil pergi menghampiri sebuah rumah yg ia yakini rumah sahabatnya.
Manager mangare langsung pulang dan memberitahukan ini pada Emp.
Setelah meninggalkan manager mangare, ify langsung menghampiri sebuah rumah sederhana yg tak jauh dari situ. Setelah sampai didepan pintunya, ify mengetok pintunya.
“permisi..agni.” sapa ify.
Lalu keluar seorang perempuan dengan kaos oblong dan celana jins selutut sambil memamerkan senyum manisnya.
Setelah mengetahui orang yg membukakan pintu padanya, ify langsung berhambur ke pelukan orang itu.
“aku kangen kamu ag..” gumam ify dipelukan agni.
“aku juga.” Balas agni “masuk yuk. Cerita didalam aja. Kebetulan orang tuaku lagi kerja jadi dirumah aku cuman sendiri. Untung kamu mau dateng.” Seru agni panjang lebar.
Lalu tanpa ba-bi-bu lagi mereka langsung masuk kedalam rumah agni. Ify duduk dikursi sebelah agni sambil memejamkan matanya.
“nih fy minum. Maaf ya cuman air putih.”
Ify tersadar dari lamunannya lalu membuka matanya.
“eh,, gpp kok ag.. makasih ya.”
“trus kenapa kamu kesini?”
“lah? Gak boleh ya?”
“boleh lah.”
“Hmm..untuk beberapa hari aku boleh nginap disini gak?”
“ya boleh lah.. kenapa enggak? Lagian aku kangen kita main-main kaya dulu lagi.”
Ify tersenyum mendengar jawaban agni. Lalu kembali memejamkan matanya.
“fy..” panggil agni
Ify hanya diam.
“fy,” gumam agni sambil menoleh ke ify.
Dilihatnya ify yg sedang tidur, dari wajahnya kelihatan kalau dia sangat lelah, seperti memikirkan rencana untuk perang. Karna tidak mau membangunkan sahabat kecilnya itu, agni berlari kekamarnya lalu kembali dengan sebuah selimut ditangannya, lalu dengan hati-hati ia menyelimuti tubuh ify.
***
setelah sampai dikediaman Umari, manager mangare langsung mencari Emp, dilihatnya Emp sedang duduk termenung dikursi kesayangannya. Manager mangare menghampirinya.
“Emp..” panggil manager mangare.
Emp menoleh.
“untuk sekarang Nn. Ify tidak akan pergi ke noszta, tapi ia bilang ia baru akan pergi saat liburan nanti.”
Mendengar laporan dari manager mangare, Emp memejamkan matanya. Ia berharap agar bisa mengulang waktu dan menghentikan permainan bodohnya ini.
“excel..” panggil Emp saat setelah sejenak memejamkan matanya.
“iya Emp?”
“tolong panggilkan iyel kesini.”
“baik Emp.” Lalu manager mangare langsung bergegas meninggalkan Emp. Setelah keluar dari ruangan Emp, manager mangare langsung mencari iyel. Ia bertanya-tanya dulu pada para pembantu yg mungkin melihatnya.
“apa kau melihat iyel?”
“tadi Tn. Muda bilang ingin bermain basket bersama ketiga Tn. Muda yg lain.”
Setelah mendapat informasi, manager mangare langsung bergegas menemui iyel.
***
Lapangan basket
Keempat pangeran tampan ini sedang berkumpul untuk mulai beradu kekuatan dalam bidang olahraga basket. Tapi pada saat permainan mereka baru saja akan dimulai, manager mangare datang dan mengacaukan acara mereka.
“maaf mengganggu. Tn. Muda iyel, Emp memanggilmu.”
“apa? Aku?” tanya iyel.
“iya. Ayo.” Ajak manager mangare.
“hmmph selalu mengganggu.” Gumam iyel. Lalu mengikuti manager mangare dari belakang.
‘rupanya Emp sudah mulai bertindak, jadi acara liburan ini akan kupakai untuk membuktikan sesuatu.’ Batin seseorang yg sedang menatap kepergian iyel.
***
“ada apa Emp?”
“liburan ini kau ikut bersama rio dan shilla berlibur divillaku.”
“hah?”
“tidak ada bantahan. Kau kesana bersama ify juga. Jadi tolong kau bilang padanya, untuk tidak pergi ke noszta dulu. Kalian berliburlah dulu. Mengerti yel?”
“baik Emp. Sekarang aku akan beritau ify.”
“dia dirumah temannya.”
“teman?”
“iya. Teman kecilnya.”
“baik Emp.” Lau iyel langsung meninggalkan mereka dan pergi kerumah agni.
Sampai dirumah agni, ia langsung mengetuk pintu rumah yg sudah diyakininya adalah rumah agni. Setelah beberapa menit, keluarlah perempuan manis dari dalam rumah itu. Melihat agni yg keluar, iyel langsung memamerkan senyumannya. Agni hanya menatap heran pada iyel.
“hai..” sapa iyel.
“oh hai. Kenapa?”
“ada ify?”
“ada, eh masuk dulu aja. Ify lagi tidur.” Jawab agni mempersilahkan iyel masuk.
Iyel mengikuti agni masuk kedalam. Sampai didalam dilihatnya ify yg sedang tertidur pulas diruang tamu.
“jadi alasan apa kamu datang?” tanya agni.
“aku disuruh Emp untuk memberitau ify bahwa liburan nanti kita disuruh berlibur untuk menemani Rio dan shilla yg sedang mendekatkan hubungan mereka.” Jelas iyel.
“apa? Apa maksudmu mendekatkan hubungan mereka? Bukankah ify dan rio saling mencintai?” agni heran.
“lah? Kamu tidak tau? Memangnya ify tidak cerita padamu?”
“belum. Setelah sampai disini ia tertidur, tapi sepertinya ia sangat lelah, jadi aku tidak bertanya apa-apa dulu.” Jawab agni.
“yasudah biar ify saja yg cerita. Tolong sampaikan pesanku tadi padanya ya. Jika ada yg ingin ditanyakan suruh dia hubungi aku saja.” Gumam iyel.
“oh ok baiklah..”
“yasudah aku pamit dulu. Sampai ketemu lagi.” Gumam iyel sambil pergi meninggalkan agni.
***
malam harinya dikediaman Umari
Makan malam berlangsung sunyi dikediaman Umari, sehingga tidak ada kehangatan yg tercipta dari keluarga ini.
“ehem..” Emp berdehem
“excel, bagaimana apakah semuanya sudah disiapkan? Tentang liburan shilla dan rio?”
“semuanya siap Emp..” jawab excel.
“Emp, bukankah liburan masih seminggu lagi? Tapi mengapa sudah dipersiapkan?” tanya shilla.
“tidak apa-apa bukan? Agar lebih mudah jika harinya sudah tiba.” Jawab Emp “yel apa kau sudah memberitau ify?” tambahnya.
“sudah Emp.”
“baik. shilla silahkan kamu berlibur dengan Rio. Dan ify akan membantumu.”
“ya Emp.”
Setelah selesai makan malam. Rio langsung pergi meninggalkan ruang makan dan menuju kamarnya. Sampainya dikamar, rio berlari kebalkonnya sambil menenteng sebuah gitarnya, ia duduk dikursi sambil menyandarkan tubuhnya pada tembok disebelahnya. Rio mengadahkan wajahnya kelangit, melihat bulan yg yenagh dilanda kesunyian, karna tiada satu pun bintang yg terlihat bersinar bersmanya. Sambil mencoba merenungkan rencananya memorinya mengulang masa-masa saat pertama kali ia bernyanyi untuk ify dirumah tua waktu itu.
***
Tak jauh beda dengan Rio. Malam hari ini digunakan perempuan cantik ini untuk merenung. Ia mencoba memikirkan dampak akibat rencana bodohnya ini. Apakah rencananya akan dilanjutkan atau akan ia hentikan karna tidak ingin lebih banyak menimbulkan kesalahpahaman pada kekasihnya itu.
Ia keluar dari rumah sahabatnya dan duduk dikursi halaman depan rumah sahabatnya itu. Sambil menyandarkan tubuhnya pada tembok halaman rumah agni –sahabatnya-, ia melihat kearah langit. mencoba mencari jawaban atas masalahnya itu. Tak ada jawaban dari langit, hanya ada bulan yg tengah sendiri. Ify –gadis tadi- tersenyum melihatnya, ternyata bukan hanya dia yg sedang merasa kesepian fikirnya.
***
karna tak ingin malam ini terlalu sunyi, masih diposisi tadi –menyandarkan tubuhnya pada tembok-, rio mulai memetik gitarnya dan memainkan instrument sebuah lagu.
Dan dengan keadaan yg sama, seperti mempunyai kontak batin yg kuat, ditempatnya ify juga ingin menyanyikan sebuah lagu. Yg ia maksud agar sang bulan tidak lagi kesepian. Dan harapan itu juga ia tujukan kepada dirinya. Dan ia juga rio sedang dalam posisi yg sama dengannya, ia berharap lewat bulan, ia bisa menyampaikan perasaannya sekarang pada rio.
(Rio)
Bila waktu terus memanggil
Agar dua hati dapat menyatu
Bukan aku tak ingin cinta
Tapi aku takut menyakitimu
(Ify)
Dan kini aku jauh darimu
Ada yang hilang dari hatiku
(Rio-Ify)
Cinta tak dapat ditebak apa maunya hati
Salahkah kita
(Rio)
Bukan maksud menduakanmu
Aku tak ingin mendustai hati
Aku juga mencintaimu
Ku menjauh hanya untuk berfikir
(Ify)
Dan kini aku jauh darimu
Ada yang hilang dari hatiku
(Rio-Ify)
Letih memandang wajah hari
Yang memanduku tuk mencarimu
Cinta tak dapat ditebak apa maunya hati
Salahkah kita
Hanya tak bisa dustai hati untuk mencinta
Salahkah kita
(Rio)
Bukan aku tak ingin cinta
(Ify)
Tak ingin cinta
(Rio)
Tapi aku takut menyakitimu
(Ify)
Dan kini aku jauh darimu
Ada yang hilang dari hatiku
(Rio-Ify)
Letih memandang wajah hari
Yang memanduku tuk mencarimu
Cinta tak dapat ditebak apa maunya hati
Salahkah kita
Hanya tak bisa dustai hati untuk mencinta
Salahkah kita
(Rio-Ify)
Biarlah semua kini kita berpisah
Namun hati kita tetap menyatu
Ku sangat rindu ingin bertemu sampai
Tujuh purnama ku tetap menunggu
(Rio-Ify)
Bila waktu terus memanggil
Source: http://liriklaguindonesia.net/r/robin-hood/robin-hood-feat-asmirandah-salahkah-kita/#ixzz1TUizIdRF
***
Keesokan Harinya
Hari ini Universitas Cergy-de Pontoise masih masuk untuk membagikan hasil test yg sudah dilalui kemarin. Seluruh murid sudah harap-harap cemas menunggu hasil testnya. Termasuk sepasang sahabat ini. Dari tadi mereka berpegangan tangan saling mendoakan agar mendapat hasil yg bagus.
Sampai akhirnya pak Rizky membagikan selembaran kertas dihadapan mereka berdua. Senyuman manis mengembang dibibir mereka ketika tau hasilnya tidak seburuk apa yg mereka fikirkan. Sekarang mereka hanya memandang puas dengan hasil yg mereka terima.
“baik. Anak-anak,, selamat dengan hasil yg kalian dapat ini. Dan luar biasa karna di kelas ini tidak ada yg dibawah rata-rata. Dan selamat kepada Nn. Shilla, sivia dan ify yg mendapat nilai 100. Ok, karna tidak ada lagi yg saya bicarakan kalian boleh keluar. Terima kasih!” gumam pak Rizky sambil pergi meninggalkan kelas ify dkk.
Dibangkunya ify dan sivia masih mengucap syukur akan hasil test yg mereka dapat. Mereka sangat tidak percaya akan mendapatkan hasil yg sempurna ini. Terutama ify, ia yg awalnya sangat tidak mengerti akan pelajaran tentang ‘ilmu pemasaran’ bisa mendapatkan hasil yg sempurna pada midtest.
“aku gak nyangka banget loh vi dapet nilai 100.” Gumam ify.
“iya aku juga.” Jawab sivia “Oiya nanti jalan yuk fy..kata alvin kamu udah gak tinggal dirumah Emp lagi kan?” tambahnya.
“emm boleh. Ajak agni sekalian ya?”
“sipp..” gumam sivia sambil mengacungkan kedua jempolnya.
“eh,,eh tapi kok kamu bilang kata alvin?”
“iya. Kenapa?”
“kata alvin? Sejak kapan alvin mau ngomong sama perempuan? Sama aku aja kadang gak mau. Kok sama kamu mau..”
“haha..aku gak tau deh. Semalem aku smsan sama dia. Jadi sekalian aku nanya-nanya tentang kamu aja deh..hehe”
“huu tapi bagus deh. Semoga kamu jadian aja sama si alvin..haha”
“ih apaan sih kamu fy..siapa yg suka lagi sama alvin? Ngarang.” Sela via, tapi dengan rona-rona merah dipipi chubby-nya.
“haha..masa ga suka sih? Merah gitu pipinya,,udah kaya kepiting rebus aja deh..hahaha.” ledek ify sambil pergi keluar kelas.
Saat keluar tidak sengaja ify menabrak seseorang yg lebih tinggi darinya. Ify berbalik dan berniat untuk minta maaf pada orang itu, tapi ternyata orang itu langsung berjalan melewati ify begitu saja. Terlihat sekali bahwa orang itu ingin menghindar dari ify. ify hanya memandang kecewa ketika tau orang itu langsung melewatinya tanpa mengucapkan sepatah katapun padanya. Dan lebih kecewanya lagi saat ia melihat orang itu menghampiri shilla.
“fy..” panggil via.
“eh? Kenapa vi?”
“kamu yg kenapa?”
“gak usah diliatin fy. Aku juga bingung kenapa kakak jadi seperti itu.” Gumam seseorang dari belakang via dan ify.
Dilihatnya cakka sedang berdiri tegak dengan 2 saudaranya disampingnya. tak sedikit para kaum hawa yg iri melihat ketiga pangeran idaman mendekati via dan ify.
Ify hanya tersenyum menannggapi omongan cakka tadi.
“emm fy, kamu sudah diberitau agni tentang liburan kita?” tanya iyel.
“iya. Semalam dia memberitauku. Tapi kenapa harus aku? Bukankah masih banyak pembantu lain yg bisa mereka suruh?”
“aku tidak tau. Ini permintaan shilla kata Emp. Oiya nanti siang bisa kita jalan? Aku ingin membiacarakan sesuatu padamu.” Gumam iyel.
“tidak bisa.” Gumam via dan cakka bersama.
“hey kalian kompak sekali.” Cibir alvin.
“memang kenapa?” tanya iyel.
“ify ada janji denganku dan agni. Kita mau jalan. Kamu tidak bisa mengajak ify begitu saja yel.” Jawab via
“aku tidak setuju yel. Kau ingin mengajak ify tanpa memikirkan perasaanku sebagai orang yg menyukainya?” tanya cakka.
“heu yasudah.. gimana kalau kita jalan bareng. Ya untuk membicarakan masalah ini. Bagaimana?” sepakat iyel.
“hmm boleh juga. Tidak apa kan vi?” tanya ify.
“yasudahlah aku ikut saja.” Gumam via.
“kalian berdua juga harus ikut. Aku tidak mau menjadi laki-laki sendirian.” Gumam iyel.
“hmmph. Bukankah kau sudah biasa jalan dengan banyak wanita seperti ini yel?” sindir alvin
“biarkanlah. Lebih baik aku masih jalan dengan wanita. Sedangkan kau? Kemana-mana selalu dengan cakka. Apa kau tidak berfikir orang-orang diluar sana, akan menilaimu sebagai pencinta sejenis?” ledek iyel.
“untuk apa aku memikirkan fikiran orang lain? Tidak ada gunanya.”
“heu yasudah..sampai ketemu nanti. Aku malas berdebat denganmu.” Gumam iyel sambil pergi meninggalkan ify dkk. Dibelakangnya cakka dan alvin mengikutinya.
***
Siang Harinya
Ketiga pasang teman ini, sedang asik berbincang disalah satu sudut cafe ini. Mereka tengah terlibat dalam pembiacaraan hangat layaknya sahabat.
“fy, apa kau berfikir bahwa rio berubah?” iyel membukan pembicaraan baru.
“hmm iya.” Jawab ify ragu.
“apa kau tau penyebabnya?”
“ya mungkin penyebabnya adalah aku. Aku yg merencanakan permainan bodoh ini.” Ify memulai monolognya.
Sedangkan yg lain menempatkan dirinya sebagai pendengar.
“jadi shilla bukanlah cucu asli Emp? Dan dia bersekongkol dengan Emp?” tanya cakka setelah ify selesai bercerita.
“sudah kuduga bahwa kau lah cucu kandung Emp fy.” Gumam via.
“lalu, apa yg kau rencanakan?” tanya agni
“aku hanya ingin membuktikan bahwa akulah cucu kandung Emp yg sebenarnya tanpa harus termakan jebakannya dengan shilla. Tapi sepertinya rio salah paham padaku. Lalu aku harus bagaimana? Berbagai cara sudah kulakuakan, tapi sudah beberapa hari ini dia tidak membalas smsku, mengangkat telponku, dan menghindari kontak mata denganku. Tadi pun kalian liat sendiri bukan? Bahkan dia lebih memilih berbicara dengan shilla daripada denganku. Sebelum menjalankan rencana ini, perasaan rio tidak terlintas diotakku, aku takut dia salah paham padaku, dan kata-kataku waktu itu benar-benar melukai perasaannya. Aku takut dia benar-benar akan menikah dengan shilla.” Jelas ify.
Sivia mengelus pundak ify. mencoba memberi kekuatan pada ify.
“biar nanti aku coba bicarakan dengan rio. Kau percaya saja padaku.” Gumam iyel.
Lalu mereka kembali berbincang dengan bersahabat.
***
malam harinya dikediaman Umari. Iyel dan rio sedang duduk tenang dibalkon kamar rio. Mereka masih duduk dalam diam. Padahal sudah 30 menit mereka duduk bersama disana ditemani segelas teh manis. Tapi belum ada sepatah kata pun yg keluar dari bibir mereka.
Malam yg sunyi ini pun hanya semakin terasa sunyi.
“ehemm..” deheman iyel membuyarkan kesunyian yg semakin menjadi-jadi ini.
Rio menoleh kearah iyel.
“jadi apa yg ingin kau bicarakan disini denganku?” tanyanya sambil menaikkan sebelah alis matanya.
“aku ingin bertanya padamu, kenapa akhir-akhir ini kau menjauh dari ify? dan sikapmu beda sekali dengan hari-hari sebelumnya?” tanya iyel to the point.
“apa? Masalah itu? Hmm.. aku sedang merencanakan sesuatu. Kau tenanglah dan percaya padaku. Jika kau berada dipihakku, tetap percaya dan ikuti saja permainanku. Aku ingin membuktikkan sesuatu yg menurutku janggal disini.” Jawab rio.
“hmm baik lah.” Jawab iyel ‘lebih baik aku tidak memberitahumu bahwa shilla bukanlah cucu kandung Emp yg sebenarnya, aku ingin lihat apa rencanamu..’ batin iyel.
“tapi kenapa kau harus menghindar dari ify?”
“itu adalah bagian dari rencanaku. Kau diam saja. Sudah kubilang percayalah padaku. Segalanya akan indah pada waktunya. Aku selalu percaya pada kata-kata itu. Dan ku harap kau juga akan percaya padaku.” Gumam rio.
Iyel hanya menanggapi jawaban rio dengan senyumannya. Dan meneguk teh dihadapannya. Lalu jemarinya yg lincah mulai menari diponselnya.
Dering ponsel perempuan ini, menghentikan aktivitas melamun sang empunya, ia menoleh pada ponselnya yg tergeletak diatas meja. Segera diraihnya hp biru muda itu.
-
From: Iyel
Segalanya akan indah pada waktunya. Percayalah pada Rio! J
-
Untaian kata yg tertera pada layar ponselnya, membuat moodnya cukup kembali baik. 2 kalimat yg dikirim iyel –sang pengirim- bermaksud untuk menyemangati gadis ini, sepertinya cukup tersampaikan dan tertangkap oleh gadis ini. Bibir mungilnya yg sedaritadi hanya membentuk garis lurus kini sudah mulai membentuk sebuah lengkungan manis. Yg artinya, ia benar-benar mengharapkan kalimat itu terbukti. Sambil tersenyum, ia mendongakkan kepalanya ke langit. senyumannya semakin mengembang melihat begitu banyaknya bintang malam ini. Mereka menemani sang bulan yg kemarin tengah dilanda kesepiannya.
->>bersambung..
Part 22
“emm..Emp?”
“ya?”
“bagaimana kalau liburan kali ini aku gunakan untuk mendekatkan hubunganku dengan shilla Emp? Ya agar kami bisa jadi akrab. Bagaimana kalau ke villamu yg ada dipinggir pantai itu?” Gumam rio sambil merangkul shilla.
Shilla yg dirangkul sudah panik tidak karuan. Tidak menyangka jika rio akan seperti itu.
“bagaimana Emp? Dan kau setuju kan shilla?” tanya rio sambil menoleh kepada shilla. Lalu ia mendekatkan wajahnya pada shilla.
“eh? Liburan?”
Rio mengangguk.
“hanya berdua kah?” tanya Emp.
“tentu.”
“tidak bisa jika kau ingin liburan, aku akan izinkan asal kau mengajak seseorang lagi, seperti ify. Ya dia bisa disewa untuk menjadi pembantu bukan? Aku tidak ingin cucuku repot sendiri.” Sela Emp.
‘kena kau! Dulu saat ify masih cucumu, jika aku menyarankan ini, pasti kau akan langsung menyetujuinya. Dasar kau kakek tua.’ Batin rio sambil tersenyum.
“ify? Kenapa harus ify?”
“iya benar kata Emp. Lagipula dia kan bisa menjadi pelayanku. Dia patuh kok sekarang. Jadi gampang jika disuruh-suruh.” Jawab shilla.
“baik. tapi aku juga akan mengajak iyel. Agar ify tidak mengganggu kita. Ya kan shilla?”
“iyel?” tanya shilla kaget.
“iya memang kenapa? Ku fikir ify dan iyel sangat akrab, jadi biarlah mereka berdua dan kau dan aku. Kau setuju?”
‘apa ify dan iyel sangat akrab?’ tanya shilla dalam hati.
“ok. Silahkan bersenang-senang.” Gumam Emp ‘yg penting cucuku ikut.’ Batinnya dalam hati.
Lalu mereka kembali melayang dengan fikiran masing-masing.
***
dari tadi gadis cantik ini hanya mengetukkan jarinya pada ponselnya. Berharap dapat balasan sms dari kekasihnya, tapi nyatanya sudah lebih dari 30 menit ia mengirimkan pesan singkat itu, balasan tak kunjung datang. Sampai akhirnya mobil yg ia naiki sampai diperumahan rumah yg kumuh.
Setelah paman sam memakirkan mobilnya, manager mangare langsung bergegas turun dan membukakan pintu mobil untuk ify – gadis tadi-. Ify sendiri hanya diam-diam saja setelah turun dari mobil itu.
“ify apa kau akan pergi ke noszta?” tanya manager mangare.
“tidak.”
“benarkah?”
“maksudku tidak untuk sekarang. tapi liburan nanti.” Jawab ify “sudah ya..aku mau kedalam. Terima kasih manager kau sudah baik karna mau mengantarku. Permisi.” Tambahnya sambil pergi menghampiri sebuah rumah yg ia yakini rumah sahabatnya.
Manager mangare langsung pulang dan memberitahukan ini pada Emp.
Setelah meninggalkan manager mangare, ify langsung menghampiri sebuah rumah sederhana yg tak jauh dari situ. Setelah sampai didepan pintunya, ify mengetok pintunya.
“permisi..agni.” sapa ify.
Lalu keluar seorang perempuan dengan kaos oblong dan celana jins selutut sambil memamerkan senyum manisnya.
Setelah mengetahui orang yg membukakan pintu padanya, ify langsung berhambur ke pelukan orang itu.
“aku kangen kamu ag..” gumam ify dipelukan agni.
“aku juga.” Balas agni “masuk yuk. Cerita didalam aja. Kebetulan orang tuaku lagi kerja jadi dirumah aku cuman sendiri. Untung kamu mau dateng.” Seru agni panjang lebar.
Lalu tanpa ba-bi-bu lagi mereka langsung masuk kedalam rumah agni. Ify duduk dikursi sebelah agni sambil memejamkan matanya.
“nih fy minum. Maaf ya cuman air putih.”
Ify tersadar dari lamunannya lalu membuka matanya.
“eh,, gpp kok ag.. makasih ya.”
“trus kenapa kamu kesini?”
“lah? Gak boleh ya?”
“boleh lah.”
“Hmm..untuk beberapa hari aku boleh nginap disini gak?”
“ya boleh lah.. kenapa enggak? Lagian aku kangen kita main-main kaya dulu lagi.”
Ify tersenyum mendengar jawaban agni. Lalu kembali memejamkan matanya.
“fy..” panggil agni
Ify hanya diam.
“fy,” gumam agni sambil menoleh ke ify.
Dilihatnya ify yg sedang tidur, dari wajahnya kelihatan kalau dia sangat lelah, seperti memikirkan rencana untuk perang. Karna tidak mau membangunkan sahabat kecilnya itu, agni berlari kekamarnya lalu kembali dengan sebuah selimut ditangannya, lalu dengan hati-hati ia menyelimuti tubuh ify.
***
setelah sampai dikediaman Umari, manager mangare langsung mencari Emp, dilihatnya Emp sedang duduk termenung dikursi kesayangannya. Manager mangare menghampirinya.
“Emp..” panggil manager mangare.
Emp menoleh.
“untuk sekarang Nn. Ify tidak akan pergi ke noszta, tapi ia bilang ia baru akan pergi saat liburan nanti.”
Mendengar laporan dari manager mangare, Emp memejamkan matanya. Ia berharap agar bisa mengulang waktu dan menghentikan permainan bodohnya ini.
“excel..” panggil Emp saat setelah sejenak memejamkan matanya.
“iya Emp?”
“tolong panggilkan iyel kesini.”
“baik Emp.” Lalu manager mangare langsung bergegas meninggalkan Emp. Setelah keluar dari ruangan Emp, manager mangare langsung mencari iyel. Ia bertanya-tanya dulu pada para pembantu yg mungkin melihatnya.
“apa kau melihat iyel?”
“tadi Tn. Muda bilang ingin bermain basket bersama ketiga Tn. Muda yg lain.”
Setelah mendapat informasi, manager mangare langsung bergegas menemui iyel.
***
Lapangan basket
Keempat pangeran tampan ini sedang berkumpul untuk mulai beradu kekuatan dalam bidang olahraga basket. Tapi pada saat permainan mereka baru saja akan dimulai, manager mangare datang dan mengacaukan acara mereka.
“maaf mengganggu. Tn. Muda iyel, Emp memanggilmu.”
“apa? Aku?” tanya iyel.
“iya. Ayo.” Ajak manager mangare.
“hmmph selalu mengganggu.” Gumam iyel. Lalu mengikuti manager mangare dari belakang.
‘rupanya Emp sudah mulai bertindak, jadi acara liburan ini akan kupakai untuk membuktikan sesuatu.’ Batin seseorang yg sedang menatap kepergian iyel.
***
“ada apa Emp?”
“liburan ini kau ikut bersama rio dan shilla berlibur divillaku.”
“hah?”
“tidak ada bantahan. Kau kesana bersama ify juga. Jadi tolong kau bilang padanya, untuk tidak pergi ke noszta dulu. Kalian berliburlah dulu. Mengerti yel?”
“baik Emp. Sekarang aku akan beritau ify.”
“dia dirumah temannya.”
“teman?”
“iya. Teman kecilnya.”
“baik Emp.” Lau iyel langsung meninggalkan mereka dan pergi kerumah agni.
Sampai dirumah agni, ia langsung mengetuk pintu rumah yg sudah diyakininya adalah rumah agni. Setelah beberapa menit, keluarlah perempuan manis dari dalam rumah itu. Melihat agni yg keluar, iyel langsung memamerkan senyumannya. Agni hanya menatap heran pada iyel.
“hai..” sapa iyel.
“oh hai. Kenapa?”
“ada ify?”
“ada, eh masuk dulu aja. Ify lagi tidur.” Jawab agni mempersilahkan iyel masuk.
Iyel mengikuti agni masuk kedalam. Sampai didalam dilihatnya ify yg sedang tertidur pulas diruang tamu.
“jadi alasan apa kamu datang?” tanya agni.
“aku disuruh Emp untuk memberitau ify bahwa liburan nanti kita disuruh berlibur untuk menemani Rio dan shilla yg sedang mendekatkan hubungan mereka.” Jelas iyel.
“apa? Apa maksudmu mendekatkan hubungan mereka? Bukankah ify dan rio saling mencintai?” agni heran.
“lah? Kamu tidak tau? Memangnya ify tidak cerita padamu?”
“belum. Setelah sampai disini ia tertidur, tapi sepertinya ia sangat lelah, jadi aku tidak bertanya apa-apa dulu.” Jawab agni.
“yasudah biar ify saja yg cerita. Tolong sampaikan pesanku tadi padanya ya. Jika ada yg ingin ditanyakan suruh dia hubungi aku saja.” Gumam iyel.
“oh ok baiklah..”
“yasudah aku pamit dulu. Sampai ketemu lagi.” Gumam iyel sambil pergi meninggalkan agni.
***
malam harinya dikediaman Umari
Makan malam berlangsung sunyi dikediaman Umari, sehingga tidak ada kehangatan yg tercipta dari keluarga ini.
“ehem..” Emp berdehem
“excel, bagaimana apakah semuanya sudah disiapkan? Tentang liburan shilla dan rio?”
“semuanya siap Emp..” jawab excel.
“Emp, bukankah liburan masih seminggu lagi? Tapi mengapa sudah dipersiapkan?” tanya shilla.
“tidak apa-apa bukan? Agar lebih mudah jika harinya sudah tiba.” Jawab Emp “yel apa kau sudah memberitau ify?” tambahnya.
“sudah Emp.”
“baik. shilla silahkan kamu berlibur dengan Rio. Dan ify akan membantumu.”
“ya Emp.”
Setelah selesai makan malam. Rio langsung pergi meninggalkan ruang makan dan menuju kamarnya. Sampainya dikamar, rio berlari kebalkonnya sambil menenteng sebuah gitarnya, ia duduk dikursi sambil menyandarkan tubuhnya pada tembok disebelahnya. Rio mengadahkan wajahnya kelangit, melihat bulan yg yenagh dilanda kesunyian, karna tiada satu pun bintang yg terlihat bersinar bersmanya. Sambil mencoba merenungkan rencananya memorinya mengulang masa-masa saat pertama kali ia bernyanyi untuk ify dirumah tua waktu itu.
***
Tak jauh beda dengan Rio. Malam hari ini digunakan perempuan cantik ini untuk merenung. Ia mencoba memikirkan dampak akibat rencana bodohnya ini. Apakah rencananya akan dilanjutkan atau akan ia hentikan karna tidak ingin lebih banyak menimbulkan kesalahpahaman pada kekasihnya itu.
Ia keluar dari rumah sahabatnya dan duduk dikursi halaman depan rumah sahabatnya itu. Sambil menyandarkan tubuhnya pada tembok halaman rumah agni –sahabatnya-, ia melihat kearah langit. mencoba mencari jawaban atas masalahnya itu. Tak ada jawaban dari langit, hanya ada bulan yg tengah sendiri. Ify –gadis tadi- tersenyum melihatnya, ternyata bukan hanya dia yg sedang merasa kesepian fikirnya.
***
karna tak ingin malam ini terlalu sunyi, masih diposisi tadi –menyandarkan tubuhnya pada tembok-, rio mulai memetik gitarnya dan memainkan instrument sebuah lagu.
Dan dengan keadaan yg sama, seperti mempunyai kontak batin yg kuat, ditempatnya ify juga ingin menyanyikan sebuah lagu. Yg ia maksud agar sang bulan tidak lagi kesepian. Dan harapan itu juga ia tujukan kepada dirinya. Dan ia juga rio sedang dalam posisi yg sama dengannya, ia berharap lewat bulan, ia bisa menyampaikan perasaannya sekarang pada rio.
(Rio)
Bila waktu terus memanggil
Agar dua hati dapat menyatu
Bukan aku tak ingin cinta
Tapi aku takut menyakitimu
(Ify)
Dan kini aku jauh darimu
Ada yang hilang dari hatiku
(Rio-Ify)
Cinta tak dapat ditebak apa maunya hati
Salahkah kita
(Rio)
Bukan maksud menduakanmu
Aku tak ingin mendustai hati
Aku juga mencintaimu
Ku menjauh hanya untuk berfikir
(Ify)
Dan kini aku jauh darimu
Ada yang hilang dari hatiku
(Rio-Ify)
Letih memandang wajah hari
Yang memanduku tuk mencarimu
Cinta tak dapat ditebak apa maunya hati
Salahkah kita
Hanya tak bisa dustai hati untuk mencinta
Salahkah kita
(Rio)
Bukan aku tak ingin cinta
(Ify)
Tak ingin cinta
(Rio)
Tapi aku takut menyakitimu
(Ify)
Dan kini aku jauh darimu
Ada yang hilang dari hatiku
(Rio-Ify)
Letih memandang wajah hari
Yang memanduku tuk mencarimu
Cinta tak dapat ditebak apa maunya hati
Salahkah kita
Hanya tak bisa dustai hati untuk mencinta
Salahkah kita
(Rio-Ify)
Biarlah semua kini kita berpisah
Namun hati kita tetap menyatu
Ku sangat rindu ingin bertemu sampai
Tujuh purnama ku tetap menunggu
(Rio-Ify)
Bila waktu terus memanggil
Source: http://liriklaguindonesia.net/r/robin-hood/robin-hood-feat-asmirandah-salahkah-kita/#ixzz1TUizIdRF
***
Keesokan Harinya
Hari ini Universitas Cergy-de Pontoise masih masuk untuk membagikan hasil test yg sudah dilalui kemarin. Seluruh murid sudah harap-harap cemas menunggu hasil testnya. Termasuk sepasang sahabat ini. Dari tadi mereka berpegangan tangan saling mendoakan agar mendapat hasil yg bagus.
Sampai akhirnya pak Rizky membagikan selembaran kertas dihadapan mereka berdua. Senyuman manis mengembang dibibir mereka ketika tau hasilnya tidak seburuk apa yg mereka fikirkan. Sekarang mereka hanya memandang puas dengan hasil yg mereka terima.
“baik. Anak-anak,, selamat dengan hasil yg kalian dapat ini. Dan luar biasa karna di kelas ini tidak ada yg dibawah rata-rata. Dan selamat kepada Nn. Shilla, sivia dan ify yg mendapat nilai 100. Ok, karna tidak ada lagi yg saya bicarakan kalian boleh keluar. Terima kasih!” gumam pak Rizky sambil pergi meninggalkan kelas ify dkk.
Dibangkunya ify dan sivia masih mengucap syukur akan hasil test yg mereka dapat. Mereka sangat tidak percaya akan mendapatkan hasil yg sempurna ini. Terutama ify, ia yg awalnya sangat tidak mengerti akan pelajaran tentang ‘ilmu pemasaran’ bisa mendapatkan hasil yg sempurna pada midtest.
“aku gak nyangka banget loh vi dapet nilai 100.” Gumam ify.
“iya aku juga.” Jawab sivia “Oiya nanti jalan yuk fy..kata alvin kamu udah gak tinggal dirumah Emp lagi kan?” tambahnya.
“emm boleh. Ajak agni sekalian ya?”
“sipp..” gumam sivia sambil mengacungkan kedua jempolnya.
“eh,,eh tapi kok kamu bilang kata alvin?”
“iya. Kenapa?”
“kata alvin? Sejak kapan alvin mau ngomong sama perempuan? Sama aku aja kadang gak mau. Kok sama kamu mau..”
“haha..aku gak tau deh. Semalem aku smsan sama dia. Jadi sekalian aku nanya-nanya tentang kamu aja deh..hehe”
“huu tapi bagus deh. Semoga kamu jadian aja sama si alvin..haha”
“ih apaan sih kamu fy..siapa yg suka lagi sama alvin? Ngarang.” Sela via, tapi dengan rona-rona merah dipipi chubby-nya.
“haha..masa ga suka sih? Merah gitu pipinya,,udah kaya kepiting rebus aja deh..hahaha.” ledek ify sambil pergi keluar kelas.
Saat keluar tidak sengaja ify menabrak seseorang yg lebih tinggi darinya. Ify berbalik dan berniat untuk minta maaf pada orang itu, tapi ternyata orang itu langsung berjalan melewati ify begitu saja. Terlihat sekali bahwa orang itu ingin menghindar dari ify. ify hanya memandang kecewa ketika tau orang itu langsung melewatinya tanpa mengucapkan sepatah katapun padanya. Dan lebih kecewanya lagi saat ia melihat orang itu menghampiri shilla.
“fy..” panggil via.
“eh? Kenapa vi?”
“kamu yg kenapa?”
“gak usah diliatin fy. Aku juga bingung kenapa kakak jadi seperti itu.” Gumam seseorang dari belakang via dan ify.
Dilihatnya cakka sedang berdiri tegak dengan 2 saudaranya disampingnya. tak sedikit para kaum hawa yg iri melihat ketiga pangeran idaman mendekati via dan ify.
Ify hanya tersenyum menannggapi omongan cakka tadi.
“emm fy, kamu sudah diberitau agni tentang liburan kita?” tanya iyel.
“iya. Semalam dia memberitauku. Tapi kenapa harus aku? Bukankah masih banyak pembantu lain yg bisa mereka suruh?”
“aku tidak tau. Ini permintaan shilla kata Emp. Oiya nanti siang bisa kita jalan? Aku ingin membiacarakan sesuatu padamu.” Gumam iyel.
“tidak bisa.” Gumam via dan cakka bersama.
“hey kalian kompak sekali.” Cibir alvin.
“memang kenapa?” tanya iyel.
“ify ada janji denganku dan agni. Kita mau jalan. Kamu tidak bisa mengajak ify begitu saja yel.” Jawab via
“aku tidak setuju yel. Kau ingin mengajak ify tanpa memikirkan perasaanku sebagai orang yg menyukainya?” tanya cakka.
“heu yasudah.. gimana kalau kita jalan bareng. Ya untuk membicarakan masalah ini. Bagaimana?” sepakat iyel.
“hmm boleh juga. Tidak apa kan vi?” tanya ify.
“yasudahlah aku ikut saja.” Gumam via.
“kalian berdua juga harus ikut. Aku tidak mau menjadi laki-laki sendirian.” Gumam iyel.
“hmmph. Bukankah kau sudah biasa jalan dengan banyak wanita seperti ini yel?” sindir alvin
“biarkanlah. Lebih baik aku masih jalan dengan wanita. Sedangkan kau? Kemana-mana selalu dengan cakka. Apa kau tidak berfikir orang-orang diluar sana, akan menilaimu sebagai pencinta sejenis?” ledek iyel.
“untuk apa aku memikirkan fikiran orang lain? Tidak ada gunanya.”
“heu yasudah..sampai ketemu nanti. Aku malas berdebat denganmu.” Gumam iyel sambil pergi meninggalkan ify dkk. Dibelakangnya cakka dan alvin mengikutinya.
***
Siang Harinya
Ketiga pasang teman ini, sedang asik berbincang disalah satu sudut cafe ini. Mereka tengah terlibat dalam pembiacaraan hangat layaknya sahabat.
“fy, apa kau berfikir bahwa rio berubah?” iyel membukan pembicaraan baru.
“hmm iya.” Jawab ify ragu.
“apa kau tau penyebabnya?”
“ya mungkin penyebabnya adalah aku. Aku yg merencanakan permainan bodoh ini.” Ify memulai monolognya.
Sedangkan yg lain menempatkan dirinya sebagai pendengar.
“jadi shilla bukanlah cucu asli Emp? Dan dia bersekongkol dengan Emp?” tanya cakka setelah ify selesai bercerita.
“sudah kuduga bahwa kau lah cucu kandung Emp fy.” Gumam via.
“lalu, apa yg kau rencanakan?” tanya agni
“aku hanya ingin membuktikan bahwa akulah cucu kandung Emp yg sebenarnya tanpa harus termakan jebakannya dengan shilla. Tapi sepertinya rio salah paham padaku. Lalu aku harus bagaimana? Berbagai cara sudah kulakuakan, tapi sudah beberapa hari ini dia tidak membalas smsku, mengangkat telponku, dan menghindari kontak mata denganku. Tadi pun kalian liat sendiri bukan? Bahkan dia lebih memilih berbicara dengan shilla daripada denganku. Sebelum menjalankan rencana ini, perasaan rio tidak terlintas diotakku, aku takut dia salah paham padaku, dan kata-kataku waktu itu benar-benar melukai perasaannya. Aku takut dia benar-benar akan menikah dengan shilla.” Jelas ify.
Sivia mengelus pundak ify. mencoba memberi kekuatan pada ify.
“biar nanti aku coba bicarakan dengan rio. Kau percaya saja padaku.” Gumam iyel.
Lalu mereka kembali berbincang dengan bersahabat.
***
malam harinya dikediaman Umari. Iyel dan rio sedang duduk tenang dibalkon kamar rio. Mereka masih duduk dalam diam. Padahal sudah 30 menit mereka duduk bersama disana ditemani segelas teh manis. Tapi belum ada sepatah kata pun yg keluar dari bibir mereka.
Malam yg sunyi ini pun hanya semakin terasa sunyi.
“ehemm..” deheman iyel membuyarkan kesunyian yg semakin menjadi-jadi ini.
Rio menoleh kearah iyel.
“jadi apa yg ingin kau bicarakan disini denganku?” tanyanya sambil menaikkan sebelah alis matanya.
“aku ingin bertanya padamu, kenapa akhir-akhir ini kau menjauh dari ify? dan sikapmu beda sekali dengan hari-hari sebelumnya?” tanya iyel to the point.
“apa? Masalah itu? Hmm.. aku sedang merencanakan sesuatu. Kau tenanglah dan percaya padaku. Jika kau berada dipihakku, tetap percaya dan ikuti saja permainanku. Aku ingin membuktikkan sesuatu yg menurutku janggal disini.” Jawab rio.
“hmm baik lah.” Jawab iyel ‘lebih baik aku tidak memberitahumu bahwa shilla bukanlah cucu kandung Emp yg sebenarnya, aku ingin lihat apa rencanamu..’ batin iyel.
“tapi kenapa kau harus menghindar dari ify?”
“itu adalah bagian dari rencanaku. Kau diam saja. Sudah kubilang percayalah padaku. Segalanya akan indah pada waktunya. Aku selalu percaya pada kata-kata itu. Dan ku harap kau juga akan percaya padaku.” Gumam rio.
Iyel hanya menanggapi jawaban rio dengan senyumannya. Dan meneguk teh dihadapannya. Lalu jemarinya yg lincah mulai menari diponselnya.
Dering ponsel perempuan ini, menghentikan aktivitas melamun sang empunya, ia menoleh pada ponselnya yg tergeletak diatas meja. Segera diraihnya hp biru muda itu.
-
From: Iyel
Segalanya akan indah pada waktunya. Percayalah pada Rio! J
-
Untaian kata yg tertera pada layar ponselnya, membuat moodnya cukup kembali baik. 2 kalimat yg dikirim iyel –sang pengirim- bermaksud untuk menyemangati gadis ini, sepertinya cukup tersampaikan dan tertangkap oleh gadis ini. Bibir mungilnya yg sedaritadi hanya membentuk garis lurus kini sudah mulai membentuk sebuah lengkungan manis. Yg artinya, ia benar-benar mengharapkan kalimat itu terbukti. Sambil tersenyum, ia mendongakkan kepalanya ke langit. senyumannya semakin mengembang melihat begitu banyaknya bintang malam ini. Mereka menemani sang bulan yg kemarin tengah dilanda kesepiannya.
->>bersambung..
Kamis, 21 Juli 2011
Romantic Princess Part 21
Romantic Princess
Part 21: Satu Rahasia Terkuak!
Tiba-tiba pintu ruang makan kembali terbuka, tapi tidak nampak sosok manager mangare disana, hanya ada iyel yg masuk dengan senyuman yg masih terukir dibibirnya. Ia berjalan seakan tanpa beban, lalu menghampiri shilla.
“kelihatannya makanannya enak. Boleh aku ikut bergabung?” tanya iyel ramah.
“tentu boleh.” Jawab shilla ramah sambil terus tersenyum.
Rio yg melihat gelagat aneh yg ditimbulkan shilla merasa ada sesuatu yg salah disini. Tapi tak ia permasalahkan, ia kembali duduk dan menikmati makanannya.
“sudah. Duduk yel, makan saja makananmu.” Suruh Emp.
***
selesai makan malam waktunya rio untuk mengajari shilla pelajaran tentang pemasaran yg ia tidak mengerti. Setelah puas akan penjelasan dari rio, mereka langsung pergi bersama kekamar masing-masing.
selesai makan malam waktunya rio untuk mengajari shilla pelajaran tentang pemasaran yg ia tidak mengerti. Setelah puas akan penjelasan dari rio, mereka langsung pergi bersama kekamar masing-masing.
***
Gadis berwajah tirus ini, masih diam diatas kasurnya sambil menatap kelangit-langit kamarnya. Saat ini ia tengah membayangkan apa yg terjadi dengan kekasihnya dengan perempuan lain. Kalau bukan karna ini perintah Emp, gadis ini pasti tidak mungkin mengijinkan kekasihnya itu mengajari perempuan lain, terlebih lagi seorang Ashilla Zahrantiara, nama perempuan yg kini sudah menjadi musuh beratnya.
Gadis berwajah tirus ini, masih diam diatas kasurnya sambil menatap kelangit-langit kamarnya. Saat ini ia tengah membayangkan apa yg terjadi dengan kekasihnya dengan perempuan lain. Kalau bukan karna ini perintah Emp, gadis ini pasti tidak mungkin mengijinkan kekasihnya itu mengajari perempuan lain, terlebih lagi seorang Ashilla Zahrantiara, nama perempuan yg kini sudah menjadi musuh beratnya.
Kembali masih dalam posisi yg sama, ify –gadis tadi- mencoba memikirkan sesuatu hal positif yg ia yakini akan dilakukan oleh kekasihnya, tidak mungkin seorang Rio –kekasihnya- melakukan hal-hal yg membuatnya kecewa. tapi, mungkin tidak dengan shilla, nama perempuan yg kini sudah semakin melekat diotaknya, nama yg sangat ia hafal, nama yg sudah membuat kehidupannya berubah 180 derajat, karna bukan tidak mungkin shilla akan merayu rio.
Ify merenggut kesal ketika mengingat raut wajah shilla yg sangat meremehkannya. Tiba-tiba ify mengingat apa yg ia lihat tempo hari, saat ia ingin memberikan secangkir teh untuk shilla, ia tidak melihat ada tanda lahir yg sama dengan yg dimiliki Nn. Alyssa yg sebenarnya. Apa benar dugaannya? Bahwa shilla bukanlah cucu kandung Emp, dan dia melakukan ini hanya untuk memiliki harta kekayaan Emp? Tapi, kenapa? Bukankah shilla bilang bahwa dikeluarganya yg dulu uang tak jadi masalah untuknya? Dan apapun yg shilla minta, pasti akan diberikan. Jadi apa motivasi shilla untuk menipu Emp? Karna lelah, ify memutuskan untuk merebahkan dirinya, mencoba memejamkan matanya, dan melepaskan pikirannya sejenak.
***
Keesokan harinya
Pagi ini, ify memutuskan untuk mencari tau jawaban atas segala pertanyaan yg memenuhi otaknya selama semalaman. Setelah bersiap-siap, ify langsung bergegas menuju kamar Nn. Alyssa, ia tidak ingin kejadian waktu itu terulang lagi dan sekaligus untuk mencari tau jawaban dari kebingungannya.
Kira-kira baru beberapa langkah ify berjalan, ponsel disaku seragam pembantunya bergetar, ify mengeluarkan barang elektronik itu dari sakunya. Dilihatnya ada sebuah pesan masuk, dengan segera Ify menekan tombol ‘OK’ untuk membuka isi pesan tersebut.
From: Via
Fy, tenang aja, aku udah nyuruh orang buat nyelidikkin tentang cucu kandung Emp yg sebenarnya. Nanti hasilnya pasti aku kasih tau. Ok?
“ha? yaampun sampe nyuruh orang segala ni si via? Ckck..” gumam ify sambil tersenyum. Ia tidak menyangka akan dapat perhatian sebesar itu dari teman barunya.
Masih dalam senyum manisnya yg terukir dibibir mungilnya, ify menekan tombol untuk membalas sms Via tersebut, kemudian mengetikkan beberapa kata dan langsung menekan tanda kirim.
To: Via
Iya. Makasih banyak vi, sekarang aku juga mau buktiin sesuatu, nanti aku ceritain ya?
Tak butuh waktu lama, sms balasan pun datang.
From: Via
Ok..sampai ketemu nanti.
Merasa puas dengan jawaban via, ify melanjutkan langkahnya menuju kamar shilla. Sampai dikamar shilla dengan hati-hati ify mengetuk pintu dulu. Setelah menunggu beberapa menit, -karna tidak ada jawaban- ify memutuskan untuk langsung masuk. Ify memeriksa kedalam, tidak ada tanda-tanda bahwa ada shilla didalam kamarnya. Sampai sayup-sayup terdengar seseorang yg sedang bersenandung. Ify mencarinya, sampai ia temukan sumber suara, yaitu dari kamar mandi.
‘oh ternyata lagi mandi. Pantes gak denger. Yaudahlah aku balik dulu.’ Pikir ify sambil berjalan menjauhi kamar shilla, tetapi baru beberapa langkah, ia berhenti, dan mengurungkan niatnya. Ia berfikir bukankah ini saat yg bagus untuk membuktikan bahwa shilla bukanlah cucu kandung Emp? Tapi bagaimana caranya?
Karna terlalu lama berfikir, ify tidak menyadari bahwa shilla sudah ada dibelakangnya, lengkap dengan handuknya.
“ehem.” Shilla berdehem yg sukses mengagetkan ify.
“eh? Sudah selesai kau?” tanya ify.
“ada apa kau kesini?”
“seperti biasa, aku melayanimu Nn. Alyssa.”
“benarkah? Bukankah kau ingin mencari tau sesuatu tentang semalam?”
“apa maksudmu?”
“ya..tentang semalam, setelah kau diusir dari ruang makan, lalu aku dan rio belajar bersama..huah kau tau? Aku sangaaaattt senang!” shilla mencoba memanas-manasi ify.
Ify diam. Perasaan yang ditahannya kini menjadi-jadi, bahkan kini seperti menyumbat pernafasannya dan membuatnya menjadi sesak.
Shilla yg menyadari ify cemburu, mencoba tersenyum.
“oiya, aku mau memberi tau kau satu hal.”
“apa?”
“tidak sekarang tentunya, nanti malam disini. Aku ingin memberitahumu suatu rahasia besar.
Tenang saja, hanya kau dan aku yg tau.” Gumam shilla “sekarang ambilkan sarapan. Aku ingin makan disini saja.” Tambahnya sambil beranjak pergi untuk berganti pakaian.
“baik. nanti malam?” tanya ify.
Shilla menghentikan langkahnya.
“iya. Setelah makan malam tentunya.”
“tapi aku kan tidak boleh ikut melayani diruang makan lagi setelah insiden itu.”
“oh..yasudah, kalau begitu.....hmm kamu datang kesini jam 9 malam saja. Karna setengah jam sebelumnya, aku ingin belajar lagi dengan rio.” Gumam shilla.
“oh..ok.” lalu ify langsung pergi kedapur untuk mengambilkan sarapan untuk shilla.
***
Siang ini, sepasang sahabat sedang membicarakan sesuatu hal yg akhir-akhir ini sedang mengacaukan pikiran keduanya. Mereka masih duduk santai didalam kelas, padahal bel sudah berbunyi kira-kira 5 menit yg lalu. Didalam kelas pun kini hanya tinggal mereka berdua.
“jadi apa yg mau kamu bicarakan vi?” tanya ify memulai pembicaraan.
“aku baru dapet informasi dari orang suruhan aku, kalau shilla itu bukan cucu kandung Emp, dia itu anak kandung dari keluarganya dulu.” Jawab via.
“ohya?”
“iya. Makanya kita harus ngelakuin sesuatu, buat nunjukkin ke Emp kalau shilla bukan cucu kandungnya dan kamulah cucu kandungnya yg sebenarnya fy.”
“ya..tentang itu, kita fikirkan caranya nanti saja ya vi? Karna untuk sekarang, aku masih belum yakin juga.”
“ok. Oiya, jadi apa yg ingin kamu bicarakan padaku?”
“hmm..shilla ingin berbicara padaku satu hal malam ini, tapi aku tak tau apa.”
“masa? Apa yg ingin dia beritau padamu ya fy?”
“aku tidak tau. Tenang saja, jika ada apa-apa aku pasti langsung mengabarimu.”
“ok. Eh ngomong-ngomong, apa kabar sahabat kecilmu itu? Si agni?”
“oh..dia baik. kenapa?”
“tidak. lain kali, kita jalan bersama ya? Seperti sahabat-sahabat lainnya. Ok?”
“oh..baik. eh vi..lebih baik tentang ini kau jangan beritau siapa-siapa ya?”
“tentang apa?”
“tentang cucu kandung Emp yg sebenarnya.”
“memang kenapa? Bukankah sebaiknya keempat Tn. Muda kita beritau?”
“tapi apakah jika mereka tau semua langsung kembali seperti awal? Mereka tau pun tidak akan mengubah sesuatu. Kau seperti tidak tau Emp saja, semuanya harus dengan bukti. Ya kan?”
“iya juga sih. Jadi apa rencanamu?”
“iya..kita diam-diam saja,..tentang bukti...aku yg akan menyelidikinya.”
“baiklah.”
Lalu mereka melanjutkan pembicaraan dengan nada layaknya sepasang sahabat.
***
malam sudah larut, namun gadis cantik ini masih terjaga. Ia melangkahkan kakinya menuju kamar shilla -majikannya-. Ia mencoba menjadi orang yg tepat janji walau sebenarnya ia tidak mau membuang waktu istirahatnya hanya untuk bertemu dengan shilla. Sampai didepan kamar shilla, Ia tidak melihat ada tanda-tanda bahwa shilla ada dikamarnya, karna jam les belajar pemasaran dengan rio masih berlangsung. Akhirnya ia memutuskan untuk menunggunya. Tidak tau apa yg membuatnya sepeduli ini dengan orang yg -mungkin- sangat dibencinya kini, hingga dia mau menunggu didepan pintu kamarnya hanya untuk mendengarkan suatu hal yg belum diyakininya kalau itu penting.
malam sudah larut, namun gadis cantik ini masih terjaga. Ia melangkahkan kakinya menuju kamar shilla -majikannya-. Ia mencoba menjadi orang yg tepat janji walau sebenarnya ia tidak mau membuang waktu istirahatnya hanya untuk bertemu dengan shilla. Sampai didepan kamar shilla, Ia tidak melihat ada tanda-tanda bahwa shilla ada dikamarnya, karna jam les belajar pemasaran dengan rio masih berlangsung. Akhirnya ia memutuskan untuk menunggunya. Tidak tau apa yg membuatnya sepeduli ini dengan orang yg -mungkin- sangat dibencinya kini, hingga dia mau menunggu didepan pintu kamarnya hanya untuk mendengarkan suatu hal yg belum diyakininya kalau itu penting.
Kini, ify –gadis tadi- mulai menghentakkan kakinya, mencoba menghilangkan rasa pegal yg menyerang sendi-sendi anggota gerak bawahnya. Ia tidak habis fikir dengan apa yg kini terjadi pada dirinya, mengapa ia masih setia didepan pintu kamar shilla padahal belum tentu shilla akan menepati janjinya. Sedetik kemudian, ify mengambil ponselnya disaku celananya, diliriknya jam digital pada layar ponselnya itu, ify menghela napas berat kira-kira sudah lebih dari 1 jam ia menunggu didepan pintu kamar shilla dari waktu yg ditunjukkan. Terlebih lagi ia menunggu dengan posisi berdiri. Sekarang pun waktu menunjukkan pukul 10 malam tepat. Tapi tidak ada tanda-tanda shilla menepati janjinya lalu menemuinya.
Tiba-tiba langkah kaki seseorang membuyarkan pikirannya. Ia menoleh, shilla sedang berdiri dihadapannya dengan wajah tanpa dosa.
‘akhirnya dia datang.’ Batin ify. “jadi apa yg ingin kau beritahukan padaku?” tanya ify.
“apa? Sudahlah, lain kali saja, itu tidak terlalu penting. Lagipula sekarang ini aku sangat lelah,
aku ingin istirahat. Pergi!” gumam shilla sambil mendorong ify. Lalu berjalan mendekati pintu kamarnya.
Saat ingin melangkah kaki shilla tercegal kaki ify yg memang sengaja dilakukan ify yg tidak terima dengan perlakuan shilla yg sudah membuatnya menunggu hingga 1 jam. Alhasil, shilla terjatuh. Ia yg sedang pakai rok membuat sedikit pahanya terlihat. Ify yg melihatnya, berhasil mengetahui bahwa shilla bukanlah cucu kandung Emp, karna memang shilla tidak memiliki tanda lahir berbentuk love itu.
“eh? Dimana tanda lahirmu? Kenapa tidak ada?” tanya ify.
Shilla yg ditanya seperti itu, mendadak salah tingkah. Ia bingung untuk menjawab apa.
Akhirnya karna takut, shilla langsung masuk kedalam pintu kamarnya. Ify yg tidak ingin kehilangan kesempatan emas ini mengejar shilla. Sampai didalam terjadilah kejar-kejaran antara shilla dan ify. Karna lelah, ify menarik rambut shilla yg terurai panjang, bermaksud untuk menghentikan acara ‘kejar-kejaran’ itu. Shilla pun terjatuh. Akhirnya ia pun mengalah.
“jadi, apa maksudmu?”
“apa?” tanya shilla kesal, karna sekarang rambutnya menjadi berantakan dan sedikit kusut. Ia membenahinya.
“kenapa tidak ada tanda lahir milik Nn. Alyssa? Apa kau bermaksud untuk menipu Emp?”
“tidak...”
“hmm?”
“ok sudah terlanjur, kau pun sudah tau. Jadi janjiku untuk memberitahumu sesuatu akan kutepati. Tentang tanda lahir itu aku memang tidak memilikinya, yaa karna aku bukanlah Alyssa Umari yg sebenarnya. Tapi, untuk menipu Emp tidak juga.”
“apa?”
“iya. Apa lagi?”
“kau bilang tidak menipu Emp?”
“ya iyalah.”
“tapi..kau. Ah,, apa sih motivasimu penipu?”
“heh, kau tidak usah memanggilku penipu.”
“cepat katakan.”
“baik. motivasiku hanya satu.”
“apa? Harta kekayaan Emp?”
“harta? Aku tak perlu itu. Lagipula kalau harta sih, dikeluarga kandungku juga aku punya. Ya
walaupun tak sebanyak Emp.”
“lalu?”
“aku mengingikan satu hal yg hanya bisa dimiliki oleh Nn. Alyssa.” Jawab shilla sok misterius.
“apa? Kedudukan? Kejayaan? Apa?” tanya ify gemas.
“masa kau tidak tau sih? Kau kan sempat menjadi Nn. Alyssa. Lagipula hanya menjadi Nn. Alyssa jika ingin mendapatkan dia.”
“dia? Ha?” ify terlonjak kaget begitu tau maksud shilla menipu Emp.
“rio.”
“apa? Rio?”
“iya. Tentu saja rio. Aku sangat menginginkan rio menjadi milikku. Karna hanya dengan menjadi Nn. Alyssa sajalah aku dapat memiliki rio seutuhnya. Karna aku dengar Emp akan menikahkan cucunya dengan penerus kebanggaannya yaitu Rio. Lagipula siapa orang yg tak ingin menikah dengan rio kecuali yaa..kalau orang itu tidak normal.” Jelas shilla panjang lebar.
“jadi kau..”
“iya ify. Kenapa? Tidak bolehkah?”
“aku akan adukan ini pada Emp. Lihat saja.”
“silahkan. Sekarang juga kalau kau mau tidak apa-apa.” Gumam shilla menantang.
Ify yg merasa diremehkan, mulai meninggalkan shilla menuju kamar Emp.
***
ify melangkahkan kakinya dengan kesal. Ia sedikit kesal dengan apa yg menjadi alasan shilla menipu Emp. Yaitu Rio. Sampai didepan kamar Emp ify langsung menerobos masuk, ia tidak peduli dengan manager mangare yg sudah bercuap-cuap memarahinya karna mengganggu waktu istirahat Emp.
ify melangkahkan kakinya dengan kesal. Ia sedikit kesal dengan apa yg menjadi alasan shilla menipu Emp. Yaitu Rio. Sampai didepan kamar Emp ify langsung menerobos masuk, ia tidak peduli dengan manager mangare yg sudah bercuap-cuap memarahinya karna mengganggu waktu istirahat Emp.
“maaf ify. Kamu tidak boleh masuk.” Gumam manager mangare saat ify sudah berada dihadapan Emp.
“Emp, aku ingin bicara.”
Emp menoleh seakan bertanya ‘apa’.
“shilla bukanlah cucu kandungmu. Ia tidak mempunyai tanda lahir itu. Aku sudah melihatnya. Kalau kau tidak percaya, mari kita panggil dan kita buktikan, Emp.” Jelas ify susah payah. Tapi apa tanggapan Emp, ia hanya menatap ify dengan heran lalu memberi kode ke manager mangare agar menyuruh ify keluar.
“maaf ify, kamu harus keluar. Lagipula jangan mencoba memfitnah majikanmu. Apa untungnya untuk Nn. Shilla menipu Emp.” Sela manager mangare.
“apa? Fitnah? Aku tidak memfitnahnya. Lagipula dia menipu Emp karna dia ingin memiliki Rio. Ini dia sendiri yg mengakuinya. Percayalah padaku Emp.”
“ehem.” Emp berdehem lalu memberikan kode pada manager mangare bahwa dia sangat mengantuk dan menginginkan ify keluar dari kamarnya.
“baik Emp. Maaf ify, kau harus pergi sekarang juga!!” gumam manager mangare sedikit membentak.
“lihat saja aku pasti akan membuktikannya.” Gumam ify lalu pergi meninggalkan mereka.
“huh sebal. Kenapa Emp tidak percaya padaku? Lihat saja nanti aku pasti akan membuktikannya.” Langkahnya terhenti ketika mengetahui siapa yg ada didepannya sekarang.
“bagaimana? Apa reaksi Emp? Apa dia akan mengusirku? Ha? aduh, aku takut sekali.” Gumam orang itu sambil meledek.
Ify hanya bisa mendelik melihat perlakuan shilla.
“kenapa? Tidak bisa kan? hmm..baguslah. kalau begitu, sekarang lebih baik kamu tidur, jangan lupa besok kau harus melayaniku, Pembantu kecil!” ujarnya meledek.
Ify berdecak kesal. Apa-apaan ini? Kenapa dia diam saja?
“oiya..jangan telat ya..pelayanku. hahahaha.” Tambah shilla sambil tertawa.
Sebal. Perasaan ify saat ini, tapi kenapa ia tidak bisa melakukan apapun saat diejek seperti itu?
‘ok. Kau boleh tertawa sekarang shilla. Tapi lihat besok, apakah kau masih bisa tertawa lagi seperti ini, penipu?’ batin ify lalu pergi kekamarnya.
Sampai dikamarnya, ify langsung merebahkan dirinya. Ia sempat berfikir, apa ia harus memberitau semua ini pada rio dan merundingkannya dengan teman-temannya?
‘apa aku beritau rio? Dan yg lain? Ah..tidak..tidak. ini kan antara aku dengan shilla. Aku tidak akan melibatkan siapa pun disini. Lihat saja, aku akan membuktikan sesuatu. Aku akan membuat semuanya terdiam. Pokoknya aku akan membuktikan bahwa shilla bukanlah cucu kandung Emp.’ Tekat ify.
***
keesokan Harinya
keesokan Harinya
Selama seminggu kedepan akan diadakan mid test untuk mencoba mengetahui kemampuan para mahasiswa/siswi di Universitas Cergy de-pontoise. Termasuk dengan ify. Selama seminggu kedepan pula ify terbebas dari tugasnya menjadi pembantu untuk fokus belajar. Ini perintah Emp, tidak tau penyebabnya apa. Yg jelas ify sangat bersyukur, karna ia akan gunakan baik-baik kesempatan ini untuk belajar, karna sebenarnya banyak sekali ilmu pemasaran yg kurang ia mengerti, selain diakibatkan waktu belajarnya yg kurang, dari awal ia juga tidak mengerti tentang ilmu pemasaran. Ify juga ingin membuktikan bahwa ia tidak bodoh, ia pasti bisa menyesuaikan dirinya dengan orang lain.
<skip>
<skip>
Tidak terasa seminggu sudah berlalu, mid test sudah selesai. Ini saatnya ify untuk kembali bekerja dan membuktikan pada Emp, tentang shilla bukanlah cucu kandungnya. Tapi ify tidak menyadari satu hal, sudah seminggu ini, ia tidak berkomunikasi sama sekali dengan rio, alvin, cakka maupun iyel. Dengan via pun, hanya kalau via menyapa saja. Tapi itu tidak dipermasalahkan oleh ify, sekarang ini ia hanya ingin mencari bukti tentang shilla tanpa meminta bantuan dari siapapun, dia bahkan tidak memberi tau teman-temannya termasuk Rio.
Padahal jika ia memberitau mereka tidak akan terjadi satu hal yg tidak diinginkan. Seperti sekarang ini, ia merencanakan sesuatu.
Siang ini, ify sedang mengikuti shilla yg ingin minum teh ditaman kediaman Umari, sebagai pelayan pribadinya ify tentu menurutinya, sekaligus karna ingin mencari bukti untuk membuktikan pada Emp.
“kau bisa jalan dengan cepat tidak sih?” tanya shilla yg sudah kepanasan. Terlihat dari wajahnya yg memerah.
“iya..iya. tunggu sebentar. Tanganku kan hanya dua.” Gumam ify sambil meletakkan nampan
diatas meja didepan shilla. Lalu kemudian langsung mengambil kipas dan mengipaskannya.
“tenagamu mana? Cepatlah..aku sangat gerah.”
“iya.iya.” jawab ify kesal. Lalu ia mencoba memikirkan sesuatu.
‘apa aku cabut sehelai rambutnya sekarang saja? Agar aku bisa memberikan pada Emp untuk melakukan tes DNA ulang dan membuktikan pada Emp bahwa dia penipu?.’ Batin ify. Lalu
tangannya diam-diam mulai mencari sehelai rambut shilla yg berterbangan. Hup! Dapat! Tapi dengan jeritan kecil dari shilla tentunya.
Shilla terlonjak dan sedikit berjerit ketika merasakan ada yg mencabut sehelai rambutnya.
“apa maksudmu? Kau fikir dengan mengambil sehelai rambutku semua akan selesai? Jangan bodoh.”
“tidak.”
“hmph. Sekarang aku ini masih majikanmu. Aku akan adukan ini, dan kau tunggu saja hukumanmu.” Ancam shilla sambil pergi meninggalkan ify.
Ify yg menjadi sedikit kesal akhirnya membuang begitu saja sehelai rambut milik shilla yg kini dianggapnya sudah tidak berarti lagi. Sedetik kemudian ia mendengar manager mangare memanggilnya. Sepertinya ia akan mendapat hukumannya.
“ada apa?” tanya ify
“kau masih bertanya ada apa?”
Ify hanya melengos mendengar pertanyaan manager mangare.
“menurut peraturan pembantu keluarga Umari, jika seorang pembantu sengaja mencabut rambut majikan itu sama saja tidak menghormati majikan. Jadi dia harus meminta maaf pada majikan tersebut,, dan menurut peraturan pun ada dua hukuman yg tersedia untuk pembantu kurang ajar seperti kamu. Pertama, yaitu aku akan memotong gajimu bulan ini untuk mengganti kerugian atau Kedua, kamu akan dikurung selama semalaman untuk mengintrospeksi diri..jadii”
“aku tidak akan meminta maaf pada seorang penipu.” Potong ify singkat.
“ok. Sekarang, jika kau ingin meminta bantuan dari Tn. Muda Rio untuk melepaskanmu, aku tidak akan keberatan. Tapi jika kau tidak ingin meminta bantuan kau harus meminta maaf pada Nn. Shilla untuk tidak mengulanginya lagi dan terima hukumanmu.” Jelas manager mangare.
“aku tidak akan meminta bantuan pada siapapun termasuk rio, ini masalahku dan shilla. Jadi aku tidak akan mengikutsertakan orang lain yg tidak ada sangkut pautnya dengan ini. Kalau kau menyuruhku meminta maaf padanya aku tidak mau. Silahkan saja mau potong gajiku atau mengurungku. Aku tidak peduli.” Jawab ify panjang lebar yg sukses membuat manager mangare melongo.
“ok baik kalau begitu. Gajimu akan aku potong, dan sekarang kamu ikut aku. Akan ku kurung kau selama 2 hari. Karna kebetulan besok adalah hari Minggu.” Gumam manager mangare menuju ke tempat kurungan para pembantu untuk mengintrospeksi dirinya.
Ify hanya mengikutinya dari belakang. Sekarang ini ify merasa sangat kalah. Ia sampai mendapatkan kerugian material dan non material. Huh! Tapi ify adalah ify. Jika ia bilang akan bertarung sendiri, ia pasti akan melakukannya sendiri. Dan sekarang pun ia menjalani hukumannya tanpa meminta bantuan dari orang lain termasuk Rio.
***
Keempat Tn. Muda ini sedang mengumpul bersama, membicarakan sesuatu yg akhir-akhir ini mengganggu pikirannya. Bukan hanya berempat, ia juga mengundang beberapa wanita untuk menemaninya berdiskusi. Ya,.. wanita-wanita itu tak lain adalah sahabat daripada seseorang yg sekarang menjadi bahan diskusinya.
Keempat Tn. Muda ini sedang mengumpul bersama, membicarakan sesuatu yg akhir-akhir ini mengganggu pikirannya. Bukan hanya berempat, ia juga mengundang beberapa wanita untuk menemaninya berdiskusi. Ya,.. wanita-wanita itu tak lain adalah sahabat daripada seseorang yg sekarang menjadi bahan diskusinya.
“jadi apa yg sekarang terjadi pada ify ya? Mengapa dia jadi tidak kelihatan lagi. Padahal kita serumah, tapi aku tidak pernah melihatnya. Apa kau tau Agni, via?” tanya iyel.
“benar. Aku saja jarang melihatnya.” Tambah rio.
“aku tidak tau. Dia tidak pernah mengabarkanku lagi. Jadi aku tidak tau apa-apa tentang ify
sekarang.” Jawab agni.
“oh.. kalau kau? Apa ify bercerita sesuatu padamu?” tanya alvin.
“hmm..tidak. tapi kukira ini semua pasti ada hubungannya dengan shilla.” Jawab via.
“haduh. Dia lagi. Menurutmu apa yg terjadi?” tanya cakka.
“aku tidak terlalu yakin. Tapi, sepertinya ify sedang menyelidiki sesuatu.”
“benarkah?”
“iya.”
Lalu mereka kembali berdiskusi dan bertukar pikiran tentang kegiatan yg akhir-akhir ini dilakukan.
***
Keesokan harinya
Emp yg mengetahui bahwa ify dikurung ingin tau apa sebabnya. Akhirnya setelah mengetahui penyebabnya ia membiarkan ify untuk keluar dari kurungan itu dan langsung menugaskannya membersihkan kamarnya. Ify pun menurutinya. Ia bersyukur karna tidak dikurung selama satu hari.
“huh. Dasar, setelah membebaskanku malah langsung menyuruhku membersihkan kamarnya. Tapi tak apa. Dari pada disana. Sumpek.” Gumam ify sambil bersih-bersih.
Saat sedang bersih-bersih, ify mendengar langkah kaki mendekatinya beserta dengan suara Emp dan...shilla. ify ingin cepat-cepat keluar dari situ, tapi langkah kaki mereka terdengar sangat dekat. Akhirnya ify bersembunyi dan mencoba mendengarkan apa yg sedang dibicarakan Emp dan shilla.
“jadi dia mencabut sehelai rambutmu shilla?” tanya Emp.
“iya Emp. Aku takut, sebentar lagi dia akan meminta bantuan pada Rio dan teman-temannya.
Lalu saat itu aku harus bagaimana?” tanya shilla.
“tenang saja. Ify itu adalah cucu kandungku. Aku tau dia takkan meminta bantuan pada siapapun. Oiya..maaf sudah merepotkanmu. Sampaikan salamku pada Roy Pratama ya. Bilang terima kasih karna mau meminjamkan cucunya untuk bekerja sama denganku.”
“iya Emp,, tapi apa tidak apa kita membohongi ify seperti ini?”
“tenang saja. Sekarang aku tinggal mengumumkan pertunanganmu dengan rio, lalu ify tidak akan bertahan lama dan akhirnya dia dan rio mau mengakui kalau mereka saling mencintai. Dan itulah saat tersukses dari rencanaku.”
“baik Emp.”
Ify yg sedari tadi menguping pembicaraan Emp-Shilla sontak kaget. Ia tidak menyangka ternyata kakeknya bersekongkol dengan shilla.
‘jadi benar aku cucu kandungnya? Dan Kakek melakukan ini untuk menjebakku dan rio agar aku dan rio mengakui bahwa kita saling mencintai? Dasar..kakek tuaa..’ batin ify geram lalu bersiap-siap untuk langsung masuk dan menanyakan tentang ini. Tapi tiba-tiba ia terhenti, ia mengurungkan niatnya. Lalu berfikir.
‘jangan. Kalau aku masuk sekarang, ,mereka terlalu beruntung. Karna kau sudah mempermainkanku, aku juga akan mempermainkanmu Kakek. Jangan takut, hanya sekedar rencana kecil, tidak seperti rencanamu ini, tapi mungkin akan mempunyai masalah sedikit jika aku melakukan ini...hmm tak apa. Sebaiknya aku pergi dulu darisini.’ Batin ify.
Sementara ify sedang mengendap-endap untuk keluar dari kamar Emp agar tidak ada yg tau, sejujurnya dia berharap tidak ada manager mangare diluar dan harapannya terkabul. Didalam Emp dan shilla malah asik berbincang, mereka sama sekali tidak menyadari bahwa rencananya sudah ddiketahui oleh ify. Akhirnya ify pun bisa kembali kekamarnya dengan tenang. Dan besok rencananya akan dilaksanakan.
Sampai dikamar ify langsung membereskan baju-bajunya dan memasukkannya kedalam koper miliknya. Mulai menjalankan rencana pertama.
“ok. Sekarang aku akan membereskan koperku, dan besok aku akan pergi dari sini.” Tekat ify lalu tidur.
***
pagi ini bu okky dikejutkan oleh ify karna ify meminta untuk berhenti bekerja dan pergi dari rumah Umari. Tapi bu okky melarangnya.
pagi ini bu okky dikejutkan oleh ify karna ify meminta untuk berhenti bekerja dan pergi dari rumah Umari. Tapi bu okky melarangnya.
“jangan pergi ify. Kita harus beritau Emp dulu.”
“baik. ayo kesana.” Gumam ify sambil mengajak bu okky ke kamar Emp. Tapi tidak disangka saat menoleh kebelakang, Emp sudah berdiri dihadapannya lengkap dengan shilla dan manager mangare.
“apa maksudmu membawa koper itu fy?” tanya Emp.
“oh kebetulan. Emp aku ingin pergi dari sini. Karna aku ingin sekali bertemu orang tuaku dinoszta. Dan untukmu, manager mangare dan Nn. Shilla terima kasih karna sudah mengizinkanku tinggal disini. Dan juga aku minta maaf jika aku kurang sopan selama ini.” Gumam ify sambil tersenyum.
Tiba-tiba wajah shilla panik tidak tau apa penyebabnya. Lalu ify menghampiri shilla.
“Nn. Shilla, maaf tidak bisa jadi pelayan pribadimu lagi. Aku lelah. Dan mengenai pertunanganmu dengan Tn. Muda Rio selamat ya.. aku turut senang.” Gumam ify.
“apa? Maksudku, bukankah kau menyukai Rio?”
“maaf, sebelumnya aku memang tidak tau diri karna menyukai Tn. Muda Rio, tapi setelah melihat kalian, aku sadar bahwa kaulah yg cocok dengan Tn. Muda Rio. Sedangkan aku? Aku hanya seorang pembantu. Sangat tidak pantas.”
“apa kau benar-benar ingin pergi ke noszta?”
“iya Emp.”
“bukankah kau mencintai Rio?”
“sebelumnya kau salah paham Emp, sebenarnya tidak ada yg terjadi antara aku danTn. Muda Rio, jadi silahkan lanjutkan membuat acara pertunangan antara Tn. Muda Rio dengan Nn. Shilla, karna mereka sangat serasi.” Gumam ify.
Tanpa sadar sebenarnya hatinya sakit saat mengatakan kalimat terakhir. Ia merasa sangat aneh jika mengatakannya. Tapi, demi rencananya ia belajar untuk tidak perduli.
Lalu ify berbalik badan, betapa kagetnya dia ketika melihat siapa yg kini sudah ada dihadapannya. Ternyata Rio sudah berdiri dihadapannya dengan raut kekecewaan yg terukir jelas diwajahnya. Persis seperti saat Rio mengetahui rencananya dengan iyel.
“kukira kau mau kemana membawa koper seperti itu. Ternyata kau ingin pergi dari sini. Ya..meninggalkan semuanya.” Gumam rio sambil berjalan menghampiri ify.
Raut wajah ify yg tadi tenang berubah menjadi gelisah, ia takut bahwa rio salah paham.
“kutanyakan padamu, apa kau tidak peduli jika aku benar-benar menikah dengan shilla?” tanya rio saat sudah ada dihadapan ify.
Ify diam. Tidak berani menjawab karna tidak tau harus jawab apa. Hatinya sudah berbisik bilanglah yg sebenarnya pada rio. Tapi otaknya berkata lain. Karna jika ia nekat memberitau rio sekarang, rencananya pasti akan hancur.
“ehm..kutanyakan sekali lagi. Apa kau tidak peduli jika aku benar-benar menikah dengan shilla?”
Semua yg ada disitu sudah pucat. Tidak tau apa yg akan terjadi. Terutama shilla, ia tidak membayangkan akan menikah dengan rio nantinya.
Ify masih bungkam. Sedari tadi ia hanya menunduk tidak berani menatap mata tajam rio.
“apa benar kau tidak peduli? Hmm?” tanya rio lagi, dan sekarang rio mendekatkan wajahnya pada ify lalu mengangkat dagu tirus milik ify.
Ify menatap mata rio, mencoba memberi tau lewat telepati, tapi sepertinya itu sudah tidak mungkin, kini pun rio sedang menatapnya dengan benci.
‘rio, aku ini sedang bersandiwara. Apa kamu tidak bisa membedakannya?’ batin ify yg bereaksi lewat matanya. Berharap rio akan mengerti.
“baik.” gumam rio sambil melepas tangannya dari dagu ify, lalu beralih pada Emp. “Emp, kau ingin aku menikah dengan shilla kan? baik aku janji.” Tambahnya.
Sontak Emp kaget. Ia tidak percaya rio benar-benar menyetujuinya.
“apa? Rio, emm soal pertunangan ini bisa kita bicarakan lain kali.” Jawab Emp gugup.
“ya.terserah. aku sudah tidak peduli. Biar kalian sajalah yg menentukan. Aku lelah. Jika ingin berdiskusi lagi kau bisa memanggilku nanti. Permisi.” Gumam rio sambil pergi meninggalkan
semuanya.
Ify hanya bisa diam. Dia tidak menyangka akan ada hal ini. Selama memikirkan masalahnya, ia sama sekali melupakan perasaan rio. Aduh betapa bodohnya dia. Sekarang apa yg harus dia lakukan? Hatinya mengatakan bahwa sekarang dia harus mengejar rio dan menjelaskannya.
Tapi otaknya bilang dia harus meneruskan rencananya, karna kalau benar ia cucu kandung Emp, pasti nanti ia akan dijodohkan juga dengan Rio, lagipula rio kan tidak ingin jadi penerus. Ify masih terus berfikir. Sampai pertanyaan Emp membuyarkan pikirannya.
“fy, kau jadi pergi?” tanya Emp.
“ah..tentu Emp. Kan sudah ku bilang.” Jawab ify mencoba untuk tenang, sekarang ini apapun yg akan keluar dari mulutnya, itulah kehendak otaknya, ternyata keras kepalanya masih lebih besar daripada hati nuraninya. ‘lagipula jika aku cucunya pasti dia tidak akan membiarkanku pergi.’ Fikir ify.
“kau benar-benar ingin pergi menemui orangtuamu?”
“tentu saja.”
“sekarang?”
“iya Emp. Sudah aku pergi. Oiya mengenai gajiku, kau bisa mentransfernya ke rekeningku.” Gumam ify sambil beranjak pergi.
‘ok. Aku akan teruskan rencanaku. Masalah rio,,,bisa diatasi.’ Tekat ify.
“fy tunggu.”
“ada apa?”
“lebih baik tinggal disini dulu.” Rayu Emp. “kalau kau pergi, nanti siapa yg akan melayani shilla. Kasian dia sendiri.”
‘kena kau! Dasar kakek tua!’ batin ify senang. “maaf kek, aku ingin pergi. Lagipula masih banyak pembantu disini. Suruh saja mereka. Permisi.” Gumam ify lalu mempercepat langkahnya.
“Emp, bagaimana..”
“kakek Umari, bagaimana ini? Mengapa semuanya bisa jadi sepeti ini?” protes shilla.
“tenang semuanya.”
“apa masih bisa bilang tenang Emp?” tanya excel.
“ecxel, sekarang kau antarkan ify. Ikuti saja perintahnya untuk saat ini. Kau. Ikut aku, kita
ajak rio makan siang nanti bersama. Mungkin saja dia akan berubah pikiran.” Jelas Emp.
Manager mangare langsung mengikuti ify.
“baik Emp.” Gumam shilla. Lalu kembali kekamarnya.
***
pemuda tampan ini masuk kekamarnya dengan tergesa-gesa. Ia tidak tau apa yg ia fikirkan hingga ia membuat keputusan itu. Ia duduk dikursi dibalkonnya. Sambil mencoba menenangkan dirinya lalu memikirkan hal positif dari kejadian tadi.
pemuda tampan ini masuk kekamarnya dengan tergesa-gesa. Ia tidak tau apa yg ia fikirkan hingga ia membuat keputusan itu. Ia duduk dikursi dibalkonnya. Sambil mencoba menenangkan dirinya lalu memikirkan hal positif dari kejadian tadi.
“mungkin sekarang ini ify sangat marah karna ulah Emp dan shilla. Ok fy. Aku tidak akan mengecewakanmu. Tapi untuk sekarang ini, aku harus jaga jarak denganmu. Lagipula kedatangan shilla begitu tiba-tiba, aku merasa sesuatu yg aneh. Dan juga sepertinya shilla tidak menyukaiku, melainkan iyel, karna setiap ia tersenyum padaku, senyumnya tidak setulus senyuman untuk iyel. Jadi aku akan bersandiwara dulu.” Gumam Rio –pemuda tadi- sambil memejamkan matanya.
***
“ify, kau mau kemana? Aku antar.” Gumam manager mangare saat bisa menyamai langkahnya dengan ify.
“sekarang aku mau menemui temanku. Dirumahku yg dulu. Tolong antarkan.”
“baik.”
Lalu mereka langsung menuju parkiran mobil dan langsung tancap gas menuju rumah Agni, sahabat ify.
Dimobil keheningan tercipta, hanya terdengar suara jari dengan kipet ponsel milik ify yg beradu. Ify sedang mengetikkan sesuatu untuk agni.
To: Agni
Ag, aku akan kerumahmu, ya..mungkin sementara aku menginap. Kau tidak keberatan kan?
Tak menunggu lama, sms balasan pun datang.
From: Agni
Tentu tidak. dengan senang hati fy. Kebetulan sekarang aku sedang libur, kau tak usah menungguku.
To: Agni
Ok. Tunggu aku yaa..
From: Agni
Sipph.
Merasa puas dengan smsannya dengan agni, ify tersenyum. Lalu bayangan rio kembali terputar dimemorinya. Ify cepat-cepat mengetikkan sms untuk rio. Berharap rio tidak salah paham terlalu jauh.
To: Rio
Yo, please don’t angry. Trust me.
Setelah ada laporan terkirim, ify bernapas lega. Lalu fikirannya melayang keluar.
***
masih dibalkonnya, rio tetap memejamkan matanya walaupun dia tidak benar-benar tidur. Ia hanya mengistirahatkan fikirannya sebentar. Tiba-tiba getaran ponsel disaku celananya menghancurkan rasa rileksnya. Dengan malas-malasan ia mengambil ponselnya. Dilihatnya satu pesan masuk, lalu ia menekan tanda ‘OK’ dan membacanya.
masih dibalkonnya, rio tetap memejamkan matanya walaupun dia tidak benar-benar tidur. Ia hanya mengistirahatkan fikirannya sebentar. Tiba-tiba getaran ponsel disaku celananya menghancurkan rasa rileksnya. Dengan malas-malasan ia mengambil ponselnya. Dilihatnya satu pesan masuk, lalu ia menekan tanda ‘OK’ dan membacanya.
From: Ify
Yo, please don’t angry. Trust me.
Hanya dua kalimat yg tertulis disana. Tapi bagi rio, itu mengandung makna yg sangat berarti. Senyum manisnya terukir dari bibirnya. Lalu ia hanya meletakkan ponselnya diatas meja disebelahnya. Ia tidak berniat untuk membalas sms dari ify itu. Ia sudah mentekatkan bahwa ia akan melakukan rencananya.
Tiba-tiba ketukan pintu dari seseorang mengagetkannya. Ia segera berlari kedepan dan membukakan pintunya. Dilihatnya Emp sedang berdiri tegak.
“ada apa Emp?”
“aku ingin mengajakmu makan siang bersama dengan shilla juga ditaman. Cepat bersiap.” Jawab
Emp sambil pergi meninggalkan rio dan berbalik kekamar shilla dengan memberitaukan hal yg sama.
“baik Emp.” Gumam rio Lalu masuk kedalam kamarnya.
Sedetik kemudian mereka sudah berada ditaman. Menikmati teriknya sinar matahari yg sangat menyengat.
“emm rio, aku ingin memastikan sekali lagi. Apa kau sungguh ingin menikah dengan shilla?”
“sungguh. Kau ini kenapa Emp, lewat beberapa menit bertanya. Bagaimana bukankah kau yg
ingin?” jawab dan tanya balik rio sambil tersenyum.
“bukan. Aku sangat senang, tapi aku hanya ingin memastikan sekali lagi. Apa kau sungguh ingin
menikah dengan shilla?”
“sungguh.”
“ok. Baiklah.”
“emm..Emp?”
“ya?”
“bagaimana kalau liburan kali ini aku gunakan untuk mendekatkan hubunganku dengan shilla Emp? Ya agar kami bisa jadi akrab. Bagaimana kalau ke villamu yg ada dipinggir pantai itu?” Gumam rio sambil merangkul shilla.
Shilla yg dirangkul sudah panik tidak karuan. Tidak menyangka jika rio akan seperti itu.
“bagaimana Emp? Dan kau setuju kan shilla?” tanya rio sambil menoleh kepada shilla. Lalu ia mendekatkan wajahnya pada shilla.
“eh? Liburan?”
Rio mengangguk.
“hanya berdua kah?” tanya Emp.
“tentu.”
“tidak bisa jika kau ingin liburan, aku akan izinkan asal kau mengajak seseorang lagi, seperti ify. Ya dia bisa disewa untuk menjadi pembantu bukan? Aku tidak ingin cucuku repot sendiri.” Sela Emp.
‘kena kau! Dulu saat ify masih cucumu, jika aku menyarankan ini, pasti kau akan langsung menyetujuinya. Dasar kau kakek tua.’ Batin rio sambil tersenyum.
“ify? Kenapa harus ify?”
“iya benar kata Emp. Lagipula dia kan bisa menjadi pelayanku. Dia patuh kok sekarang. Jadi gampang jika disuruh-suruh.” Jawab shilla.
“baik. tapi aku juga akan mengajak iyel. Agar ify tidak mengganggu kita. Ya kan shilla?”
“iyel?” tanya shilla kaget.
“iya memang kenapa? Ku fikir ify dan iyel sangat akrab, jadi biarlah mereka berdua dan kau dan aku. Kau setuju?”
‘apa ify dan iyel sangat akrab?’ tanya shilla dalam hati.
“ok. Silahkan bersenang-senang.” Gumam Emp ‘yg penting cucuku ikut.’ Batinnya dalam hati.
->>bersambung..
Langganan:
Postingan (Atom)