Minggu, 07 Agustus 2011

Romantic Princess Part 23

Romantic Princess


Part 23: Terbongkar Lagi!

Dering ponsel perempuan ini, menghentikan aktivitas melamun sang empunya, ia menoleh pada ponselnya yang tergeletak diatas meja. Segera diraihnya ponsel berwarna biru muda itu.

-

From: Iyel

Segalanya akan indah pada waktunya. Percayalah pada Rio! J

-

Untaian kata yg tertera pada layar ponselnya membuat moodnya cukup kembali baik. 2 kalimat yg dikirim iyel –sang pengirim- yg bermaksud untuk menyemangati gadis ini, sepertinya cukup tersampaikan dan tertangkap oleh gadis ini. Bibir mungilnya yg sedaritadi hanya membentuk garis lurus kini sudah mulai membentuk sebuah lengkungan manis. Sambil tersenyum ia mendongakkan kepalanya ke langit. Senyumannya semakin mengembang melihat begitu banyaknya bintang malam ini. Mereka menemani sang bulan yg masih dilanda kesunyiannya.


***
Keesokan Harinya di Kediaman Umari

Pagi ini perasaan shilla sangat tidak karuan, ia khawatir akan liburannya besok. Ia takut terjadi sesuatu yg tidak diinginkan. Karna takut perasaan khawatirnya tambah merajalela, shilla pergi menemui Emp untuk berunding.

“ada apa shilla? Kenapa kau terlihat begitu khawatir?” tanya Emp ketika melihat shilla sudah ada dihadapannya dengan raut wajah yg sudah tidak karuan.

“hm Emp, bagaimana ini? Besok sudah mau liburan. Aku harus bagaimana?” keluh shilla.

“mau bagaimana? Sudahlah kau tenang saja. Tidak akan apa-apa. Lagipula ada ify disana. Ia tidak mungkin dengan mudahnya menyerahkan Rio padamu. Dia adalah cucuku dan aku tau kalau dia tidak akan menyerah.” Jawab Emp.

“tapi bagaimana kalau Rio menginginkan sesuatu? Menginap satu kamar mungkin? Lagipula kenapa harus villa-mu yg didekat danau sih Emp? Disana kan kamarnya hanya ada 2, ya walaupun tiap satu kamar ada 2 ranjang, tapi tetap saja...ahh katamu waktu itu berlibur ke villa-mu yg ada dipinggir pantai?”

“tidak mungkin Rio akan seperti itu. Aku tau sifatnya. Tenang saja. Aku yakin tidak lama lagi mereka akan menghadap kepadaku dan mengaku.”

“apa kau begitu yakin dengan perasaan mereka?”

“tentu. Sudah kau tenang saja. Tugasmu hanya untuk memanas-manasi ify agar dia mau mengaku bahwa dia sangat mencintai Rio. Hanya fikirkan saja itu jangan memikirkan yg lain. Mengerti?”

“baik. lagipula memang hanya itu yg sekarang aku bisa lakukan sebelum semuanya ketahuan.” Gumam shilla.

“excel..” panggil Emp.

“ya Emp?”

“kau jemput ify atau suruh saja iyel. Besok kan dia akan berlibur bersama shilla dan Rio. Jadi dia harus sudah ada disini.” Suruh Emp.

“baik Emp. Excel akan beritau Tn. Muda Iyel.” Gumam manager mangare sambil membungkukkan badannya. Lalu sedetik kemudian ia pergi mencari iyel.


***
pagi yg cerah ini digunakan sepasang sahabat ini untuk bermain bersama, mereka tengah berlari-lari kecil sambil mengitari sebuah lapangan kecil dekat rumah Agni. Sambil mendribble bola basketnya agni menghampiri ify yg sedang melenturkan badannya.

“basket yuk fy. Udah lama nih..” ajak agni.

“hm? Aku udah lama gak main ag..apa masih bisa?”

“bisa lah. Lagian kan kita cuman main aja..gak tanding.” Gumam agni “yuk.” Tambahnya.

Ify menerima tawaran agni dan berjalan menuju ke tengah lapangan.

Mereka mulai bertanding, permainan mereka cukup professional. Saling menjaga juga saling menyerang. Dan sampai lemparan three point agni mengakhiri pertandingan. Hasilnya nyaris sekali, hanya beda 1 bola. Tentunya dengan agni sebagai pemenangnya.

Prok!! Prok!! Prok!!

Tepuk tangan dari 2 orang ini mengagetkan mereka. Lalu agni dan ify menoleh ke belakang. Dilihatnya via dan...alvin yg sedang berdiri sambil bertepuk tangan. Ditambah seulas senyuman manis dari via.

“hebat juga ya kamu fy ag..bisa main basket.” Gumam via.

“gak kali vi. Gitu doang mah semuanya juga bisa.” Jawab agni.

“semua? Gak semuanya ag..aku aja gak bisa. Hehe”

“haha..dia mah bisa apa? Lari dikit aja udah cape..” cibir alvin.

Via memajukan bibirnya hingga beberapa centi.

“gak usah begitu. Jadi jelek tau.” Sela alvin.

“jadi kalau aku kaya gini cantik dong??” tanya via sambil menyunggingkan senyumannya.

“hmm.” Jawab alvin singkat sambil mengambil bole basket yg tergeletak didekat salah satu ringnya.

“ciiee..merah tuh wajah kamu vi.” Goda ify.

“haha..bener tuh via..” tambah agni.

“apaan sih?” sela via ‘aduh kenapa wajah aku merah? Cuacanya gak panas-panas banget kok. Apa mungkin aku suka sama alvin? ahh masa sih? Tapi aku ngerasa kaya udah pernah ketemu sama alvin dulu ya?’ batin via.

“ayoo..kamu mikirin apa? Ngelamun gitu?”

“ah..gak kok.” Jawab via “duduk situ yuk.” Ajak via sambil menunjuk sebuah bangku panjang diseberang lalu menghampirinya.

Saat berjalan kearah bangku panjang, via yg melihat kearah ify dan agni atau berjalan mundur tidak melihat alvin yg sedang berlari sambil mendribble bola berwarna orange itu ke arah ring diseberang. Alvin pun yg sedang tengah serius hanya fokus pada bola ditangannya lantaran tidak ada lawan yg menjadi incaran objeknya sekarang hanya bola.

“eh via awas..” seru ify.

Tapi terlambat. Posisi tubuh via sudah melayang akibat tertabrak tubuh tegap alvin, karna takut jatuh via menarik sesuatu yg ada didepannya. Ya otomatis via menarik baju alvin karna posisinya sekarang alvin sedang ada didepannya. Karna sudah ditarik mau tak mau alvin pun hanya pasrah jika nanti tubuhnya akan merasakan sakit akibat jatuh. Via memejamkan matanya, ia pasrah juga jika harus terjatuh karna salahnya juga yg tidak lihat-lihat.

BRUKKKK!!!

“auuwww” erang via yg masih memejamkan matanya. Diatasnya alvin hanya bisa diam memandangi wajah cantik via dari jarak beberapa inci ini.

‘lo lah silvia gue. Gue yakin pasti gue gak salah. Lo silvia.’ Batin alvin sambil tetap memandangi via yg masih memejamkan matanya.

Di tempatnya ify dan agni hanya bisa menonton adegan ini tanpa ingin menghancurkannya. Sepasang sahabat ini mengerti bahwa via menyukai alvin, ya biarlah mereka seperti itu untuk sementara sampai keduanya sadar, lagipula jaarang orang yg datang untuk mengunjungi lapangan kecil ini, dari dulu hanya ify dan agni-lah yg bermain dan mengurus lapangan itu. Tapi semenjak ify tinggal diKediaman Umari, selama itu agni-lah yg mengurusi lapangan kecil ini tiap minggunya.

Perlahan via mulai membuka matanya, dan betapa kagetnya dia ketika sadar dia berada dalam jarak sedekat ini dengan alvin, orang yg berhasil membuat pipinya merona merah ketika mengingat namanya.

DEG! Perasaan mereka seakan menjadi satu. Waktu pun serasa berhenti beputar dan dunia serasa milik mereka berdua. Serentak darah via mendesir capat, mengalir tanpa kendali ke seluruh bagian tubuhnya. Ia sedang berada di dalam pelukan alvin saat ini. Mata tajam milik alvin itu langsung mengarah ke manik matanya, mengunci seluruh tubuhnya yang mendadak kaku. Dunia pun rasanya beristirahat sejenak dan memilih memperhatikan adegan manis ini dalam kesunyian.

“ehhem..” dehem usil iyel dan cakka yang sukses menghempaskan dua orang anak manusia yang barusaja dibawa terbang oleh dewa Amore kembali ke dunia nyata.

Dengan gerakan cepat alvin segera bangun dan kembali berjalan mengambil bola seperti tidak terjadi sesuatu sebelumnya. Sama sekali tak mempedulikan sorakan heboh dari cakka untuk adegan romantis yang akhirnya dapat mereka lihat secara nyata setelah sebelumnya hanya bisa mereka lihat lewat film atau sinetron drama. Tidak mau terlihat terlalu menikmati adegan tadi, sivia pun bangun dari posisinya dan menuju bangku panjang sambil berusaha menyembunyikan rona-rona merah yg sekarng sudah berseri dikedua pipi chubby-nya.

Iyel tersenyum tipis, mencoba menyelami hati adiknya. Mengambil kesimpulan bahwa setelah kedatangan sivia dikehidupannya, dengan waktu yg masih bisa dihitung via sudah mampu sedikit demi sedikit mengubah alvin menjadi sosok yg dulu. Kilatan mata yang selalu dingin milik adiknya itu juga berbeda dari biasanya saat tadi ia sempat menangkap alvin menatap dalam pada via. Apapun itu iyel hanya ingin kehidupan alvin kembali hidup, mungkin melalui dua hal yang ia yakini akan berhasil sejak beberapa saat lalu, dua hal itu: sivia dan cinta seperti dulu, tapi bukan silvia kali ini sivia. dan iyel pun berharap tidak akan terjadi sesuatu seperti yg dulu pernah alvin rasakan. kisah cinta paling tragis bukan kisah cinta yang hancur karena perselingkuhan, bukan juga cinta yang putus karena perbedaan, apalagi hanya cinta yang terpisah jarak. Setidaknya mereka yang mengalami kisah itu pernah saling mencinta dalam sebuah kepastian. Kisah cinta paling menyedihkan adalah cinta yang tidak peduli. Tak ada kepastian yang didapat dari cinta itu, ia tak berkata untuk membalas perasaanmu namun juga tak menghancurkan harapanmu. Dan celakanya itulah yg dialami alvin dengan kisah masa lalunya dengan silvia.

Mendengar sorakan heboh dari seseorang, ify dan agni menoleh ke asal suara. Dibelakangnya terlihat iyel dan cakka yg masih bersorak-sorak menggoda alvin. Iyel menghampiri ify dan agni, sedang cakka berusaha merebut bola basket ditangan alvin, tentunya sambil terus menggodanya.

“ciie..kayanya lo udah nemuin cinta lo lagi nih..hehe” goda cakka sambil terus berusaha merebut bola berwarna orange dari tangannya

Alvin tidak menanggapinya, ia hanya fokus terhadap gerakan cakka yg sangat ingin merebut bola darinya. Seulas senyuman manis terbentuk dari bibirnya. Tapi, lengkungan itu terlalu tipis, saking tipisnya mungkin tidak ada yg tau bahwa sekarang alvin sedang tersenyum, terkecuali alvin sendiri dan seseorang.

“hai..” sapa iyel ramah.

“ah..hai” jawab agni dan ify.

“hm apa sebelumnya ada sesuatu yg aku lewatkan?”

“maksudmu? Alvin dan sivia?”

“ya..tentu saja. Apa ada kejadian lain yg terlewatkan?”

“tidak.” jawab agni.

“benarkah?”

“tentu.”

“hal sekecil apapun beritau aku ya?”

“memangnya kenapa?” tanya agni.

“tidak. aku kan kakaknya. Bolehlah mengetahui rahasia adik sendiri. Lagipula sudah jarang aku melihatnya seperti ini.” Jawab iyel.

“hmm kakak yg baik.” gumam ify.

“liat itu. Dia tersenyum. Senyuman yg tulus bukan? Ya walaupun saangaat tipis.” Gumam iyel.

“ha? senyum? Datar gitu ekspresi wajahnya. Aneh.” Sela agni.

“iya yel. Memang hampir keliatan seperti senyuman sih, tapi itu terlalu tipis. Dia gak niat senyum apa?” tanya ify heran.

“itu emang senyum yg ciri khas milik putra kedua keluarga Damanik.” Gumam iyel sambil tersenyum. Sedetik kemudian ia menghampiri adik dan saudaranya yg tengah asik bermain.

Ify dan agni saling tatapan, lalu langsung menghampiri sivia yg –mungkin- masih dilanda keterhipnotisan dari alvin.

“hey vi. Kamu gak apa-apa kan?” tanya ify.

“aku..gpp. emang kenapa?”

“gak. Abisnya dari abis kejadian tadi, kamu langsung diem disini.” Jawab ify.

“haha..ciee yg tadi abis ngeliat pangeran hatinya dari deketttt!!” goda agni.

“agni..apaan sih?” sela via sambil memalingkan wajahnya kearah alvin yg sedang bermain basket.

Via yg mendadak diam membuat agni tertarik mengetahui apa objek yg sedaritadi fokus via perhatikan. Agni mengikuti arah bola mata via. Dan tepat! Sasarannya jatuh pada alvin yg sedang bermain basket.

“ehem..gak usah diliatin terus vi. Alvin gak bakal ilang kok.” Goda agni sambil mengencangkan volume suaranya dikalimatnya yg terakhir.

Spontan alvin menoleh kearah sivia yg sedang menatapnya. Alvin tersenyum sebentar, lalu kembali bermain lagi.
Sedangkan sivia yg diberi senyuman seperti itu, sudah deg-degan gak karuan. Darahnya mengalir lebih cepat lagi. Dan pipinya terasa panas kembali.

“ciiee..merah lagi tuh pipinya..”

“apaan sih. Agni kamu seneng banget sih godain akuu!!” sela sivia yg tak mau digoda terus menerus.

“hahaha..abisnya kamu lucu banget sih!” agni terus menggoda sivia.

Sedangkan ify daritadi hanya menatap kosong ponsel berwarna biru mudanya. Tidak tau apa yg membuatnya betah lama-lama terus menatapinya. Sampai-sampai ify tidak menyadari bahwa iyel, cakka dan alvin sudah selesai bermain basket dan sekarang tengah berada dihadapannya dan kedua sahabatnya.

“fy..” panggil iyel.

“eh? Apa? Loh? Kok kalian udah ada disini? Udah selesai main basketnya?” tanya ify gelagapan. Terlihat sekali bahwa daritadi ia tidak fokus. Fikirannya bercabang kemana-mana. Tapi pasti cabang utamanya bersumber pada satu nama.Rio.

“kamu kenapa sih fy? Sakit ya?” tanya cakka.

“gpp kok. Aku baik.”

“yaudah. Kita ke Earthly Paradise mau gak? Sekalian makan disana. Laperr..” gumam cakka.

“hmm Earthly Paradise? Apa itu?” tanya agni.

“tempat favorit kita.” Jawab cakka.

Agni hanya membulatkan mulutnya.

“iya..boleh deh.”

“oiya sekalian kamu mau bawa baju fy? Besok kan kita liburan. Dan sebenarnya aku kesini disuruh Emp jemput kamu. Apa semuanya udah disiapin?” tanya iyel

“umm..udah kok. Aku ambil dulu ya sebentar.” Gumam ify sambil pergi meninggalkan mereka.

“aku kasian deh sama ify. Dia tau kalau dia-lah cucu kandung Emp, tapi tidak bisa mengubah apapun.” Gumam sivia sambil menatap punggung ify yg sudah agak jauh.

“iya. Yaudah, segalanya akan indah pada waktunya.”

“eh..tumben yel ngomong kaya gitu. Aneh banget deh. Kena angin apa lo?” tanya cakka.

“gak. Cuma sedikit fotocopy kalimat seseorang.”

Tak lama kemudian, ify kembali dengan membawa sebuah koper berwarna biru.

“yaudah yuk. Jalan sekarang.” Ajak iyel.

“kita naik apa?” tanya agni.

“kau sama cakka aja ya atau gak ikut sama alvin. Aku bawa motor. Jadi cuman bisa bonceng ify. Vin nitip kopernya ify dimobilmu.” Jelas iyel.

“sip. Taro aja.” Jawab alvin.

Lalu iyel langsung memindahkan koper ify kedalam bagasi mobil alvin.

“sekarang kamu mau ikut dengan siapa nona manis?” tanya cakka.

“kamu aja deh.” Jawab agni.

Lalu cakka mengajak agni menghampiri cagiva hijau kesayangannya.

“ayo fy.” Ajak iyel yg sudah bertengger diatas cagiva birunya.

Lalu mereka langsung pergi ke kediaman Umari tepatnya Earthly Paradise.


***
Dengan santainya, pemuda berpostur tinggi ini berjalan menuju ke tempat privasinya. Tempat dimana ia dapat mencurahkan apa yg ia inginkan. Tempat dimana ia bisa menolak semua permintaan kakek angkatnya itu. Tempat favoritnya. Kamarnya, tepatnya Ruang kerjanya, dimana semua hasil kerjanya yg diam-diam ia kerjakan tanpa sepengetahuan kakek angkatnya itu ia kumpulkan.

Rio –pemuda tadi-menyusuri koridor rumahnya dengan kedua tangan yg berada di dalam saku celana hitamnya. Tak ada yang berbeda darinya, tetap sama, wajah tanpa ekspresi atau cenderung dingin yang selalu ia tawarkan kepada setiap pelayan yang tak sengaja berpapasan dengannya, lengkap dengan headset putih yang menggantung di kedua telingannya. Namun justru wajah itu yang membuat banyak perempuan terlebih lagi mahasiswi dikampus Rio penasaran padanya, sampai menaruh hati padanya.  Ekspresi seperti ini, yg justru mampu membuat perempuan yg melihatnya bisa melakukan apapun untuk menjadi miliknya, namun sampai sekarang hanya ify-lah yg bisa. Gadis berwajah polos namun keras kepala itu sudah mampu merobohkan kerasnya benteng tinggi yg terbentuk diotak rio. Ify. Hanya ia yg mampu mencairkan sebongkah es yg sudah menggunung dihati Rio. Dan memang hanya ify-lah yg mampu membuat rio bertekuk lutut padanya.

Ia mulai memasuki kawasan privasinya. Rio masuk kedalam kamarnya dan menuju ruang kerjanya, ruang kerjanya berada dipaling ujung bagian kamar Rio. Sampai didepan pintunya, Rio tersenyum melihat 2 kata yg tergantung dipintu.

“RIO’S DREAM”

Mimpi rio. Ya memang itulah yg dimaksud 2 kata tadi. Memang disitulah tempat mimpi-mimpi rio dikumpulkan. Dari kesukaannya pada musik, basket, beberapa lembar-lembar brosur sales –pekerjaan yg diam-diam ia kerjakan tanpa Emp tahu- dan beberapa barang berharga miliknya.

Tak ingin berdiri terlalu lama, rio mulai memutar kenop pintunya dan masuk kedalam. Ia menghampiri kursi kesayangannya yg berada dibalkon, didekatnya bertengger sebuah gitar accoustic yg pernah ia pakai untuk mengungkapkan perasaannya lewat lagu pada ify. Matanya melihat kesekeliling, pandangannya terhenti pada sebuah figura berwarna biru muda diatas meja kerjanya. Rio tersenyum masam ketika melihat foto yg ada dalam figura itu. Fotonya bersama Ify saat setelah acara ‘kencan pertamanya’. Terlihat disitu ify yg tersenyum sangat manis. Setelah beberapa detik ditatapnya, Rio mengalihkan pandangannya keluar balkon. Melihat 2 motor dan sebuah mobil yg sudah sangat ia kenali sedang memasuki kediaman Umari. Salah satu motor tersebut membawa seseorang yg baru saja ia lihat lewat foto. Ify, ya Ify. Ify berada dalam boncengan Iyel. Rio hanya bisa melihatnya dari jauh, ia tak mau jika ia melakukan sesuatu hal yg bodoh hingga bisa menghancurkan rencananya yg sudah mendekati klimaksnya.


***
sampai di Kediaman Umari ify dkk langsung masuk menuju Earthly Paradise. Disana alvin dan cakka langsung menyantap makanan, sedangkan sivia dan agni sedang duduk dikursi piano sambil mencoba memainkannya. Dan iyel dan ify hanya duduk disebuah sofa dimana sofa itu sering dipakai keempat Tn. Muda untuk berunding.

“yel, bagaimana apa yg kau bicarakan dengan Rio malam itu?” tanya ify.

“dia tidak memberitahuku apa-apa. Dia hanya bilang padaku untuk mempercayainya.” Jawab iyel sambil meneguk segelas orange juice yg ada dihapannya.

“benarkah? Apa sih yg sebenarnya ada difikirannya?” gumam ify.

“tenang saja. Percayalah pada Rio. Semuanya akan baik-baik saja.”

“hey..kalian kalau tidak bisa main jangan merusak piano milikku.” Seru seseorang sambil menghentikan aktivitasnya yg sedang melahap makanannya.

“ehm maaf vin. Kita bukannya ingin rusakin tapi kita emang gak tau cara mainnya. Jadi gitu deh.” Jawab agni.

“piano ini milik kamu vin? Itu berarti kamu bisa memainkannya bukan?” tanya via.

“kenapa?” tanya alvin rada ketus.

“bisa tolong mainkan? Aku suka sekali mendengar orang bermain piano.”

“kau tidak lihat aku sedang makan?”

“ya nanti setelah kamu menghabiskan makananmu.”

“gak mau. Males.” Jawab alvin sambil terus makan.


***
Keesokan Harinya

Hari ini adalah hari pertama liburan untuk mahasiswa/i Universitas Cergy-de Pontoise. Mereka mendapat liburan selama sebulan setelah menghadapi ujian yg begitu menguras otak. Waktu luang ini juga digunakan Rio untuk menyukseskan rencananya.

Rio dan Iyel sudah siap untuk berangkat menuju villa Emp. Sekarang mereka sedang menyandar pada kap mobil yg akan digunakan untuk berangkat ke villa. Mereka terlihat sangat tampan. Rio menggunakan kemeja berwarna coklat muda dengan dasi yg menggantung dilehernya dan tak lupa headset putih yg setia bertengger dikedua telinganya. Dan dengan kacamata hitam yg melindungi mata tajam miliknya dari sinar matahari membuat rio semakin tampan. Tangannya yg sengaja ia masukkan kedalam saku celana hitamnya membuat stylenya terasa begitu nyata dan keren. Disampingnya, iyel juga tak kalah keren dengan menggunakan kemeja soft blue polos dengan 1 kancing bagian atas dibiarkan terbuka, kacamata putih setia menutupi matanya. Dengan celana jins biru dan sepatu keds, penampilan iyel tidak kalah jauh dengan rio. Ya 11-12 lah. Walaupun mereka keturunan bangsawan bukan berarti mereka harus memakai jas setiap hari bukan? Apalagi untuk Rio dan Iyel yg tidak menyukai nasibnya menjadi keturunan bangsawan, bukan sombong mereka hanya tidak suka jika segala sesuatu harus diatur oleh orang lain.

Tak lama kemudian shilla datang dengan membawa payung untuk melindunginya dari sinar matahari, dan tas kecil yg diselempangkan. Dan dibelakangnya, terlihat ify yg sedang kerepotan menenteng beberapa tas dan membawa koper juga.

Rio yg tidak tega melihatnya menghampiri ify, begitu juga dengan iyel. Karna posisi ify dibelakang shilla, jadi shilla sudah senyum-senyum gaje mengharapkan kedatangan kedua pangeran Haling Damanik. Sampai didepan shilla, rio maupun iyel hanya melewatinya begitu saja. Shilla merenggut kesal begitu tau bahwa mereka menghampiri ify bukan dirinya.
Ify sudah hampir kehilangan keseimbangan, saat ify ingin jatuh rio langsung membantu memegang kopernya dan mengembalikan keseimbangannya.

“apa mau aku bantu?” tanya Rio saat melihat ify sudah berdiri tegak lagi.

“tidak..aku bisa sendiri Tn. Rio.” Jawab ify.

Mendengar jawaban ify menyebut kata Tn sebelum memanggil namanya, membuat rio sadar bahwa seharusnya ia tidak menawarkan untuk membantu ify seperti ini. Sedetik kemudian, ia langsung berjalan menghampiri shilla yg sedang manyun.

“ayo, masuk ke mobil.” Ajak Rio. Shilla mengikutinya.

Ify kembali melanjutkan jalannya, saat ingin jalan lagi ify kembali merasa keberatan, karna tak mau membuang waktu yg membuat sang surya tambah semangat bersinar, iyel langsung mengambil koper dari ify dan beberapa tas yg ada padanya tanpa berbicara.

“ayo. Aku bantu.” Gumamnya saat beberapa koper dan tas sudah ada padanya.

“emh..” jawab ify sambil mengikuti iyel meletakkan sisa tas yg ia pegang kedalam bagasi mobil. Lalu mereka langsung menaiki mobil dan tancap gas menuju villa Emp.


***
Didalam perjalanan ify dan iyel sama-sama menghadap kearah jendela. Sedangkan rio dan shilla saling mencuri pandang pada Ify dan Iyel. Tentu saja Rio melihat kearah ify dan shilla yg melihat kearah iyel. Sayangnya, curi pandang shilla terhadap iyel tertangkap basah oleh rio, rio hanya menatap heran sambil menaikkan sebelah alis matanya ketika melihat rona merah pada wajah shilla dan seulas senyuman yg tulus saat melihat Iyel. Rio jadi mencurigai sesuatu. Tapi tak ia ambil pusing ia tetap fokus pada jalanan.

***
sampai di villa, ify kembali berdecak kagum. Keluarga Umari memang sangat kaya. Tidak heran jika keluarga ini disebut sebagai keluarga terkaya diNKRI.

“wow..bagus sekali.” Gumam ify dari atas tangga.

“ini termasuk yg biasa fy, setiap villa Emp, didesaign oleh arsitektur ternama. Tapi, villa yg ini memang benar-benar kualitasnya diatas top. Selain karna susunan bahannya yg bagus pendesaignnya juga benar-benar difikirkan matang-matang, hingga menghasilkan karya sebagus ini.” Jelas iyel sambil menghampiri ify.

“wah yel, kamu sangat mengerti baik tentang arsitek ya?” tanya shilla sambil berdiri dari sofa yg ia duduki.

“bukan mengerti, hanya tertarik.”

“hm aku juga sangat menyukai seni arsitektur. Menurutku mereka sangat unik.”

“jarang sekali ada perempuan yg suka dengan seni ini. Biasanya mereka senang dengan seni lukis atau musik.” Gumam rio ikut dalam pembicaraan.

“benar.” Tambah iyel.

Shilla hanya tersenyum karna dipuji seperti itu.

“yel, shill aku akan mengajak kalian lihat-lihat kebun. Fy setelah kau bereskan koper buatkan kita teh, sepulang dari kebun kita ingin minum teh. Dan kalau sudah kau buat kau boleh letakkan diteras sana depan danau.” Jelas Rio

Ify hanya merenggut ketika tau rio benar-benar menyuruhnya seperti seorang pembantu.

“betul itu. Jangan kamu kira ini bukan dirumah Emp dan kamu melepas seragammu kamu jadi berlaku seenaknya untuk berlibur. Kamu kan sudah disewa Emp untuk menjadi pembantu kita.” Gumam shilla.

“iya. Terima kasih atas peringatannya Nn. Besar.”

“oiya fy jangan lupa buatkan kita roti isi juga. Kalian juga mau kan yel, yo? Roti isi buatannya enak juga.” Tambah shilla.

“terima kasih Nn. Shilla.”

“yasudah ayo pergi.” Ajak rio.

“aku disini saja. Aku akan membantu ify membuatkan roti isinya. Kalian duluan saja.” Gumam iyel yg sukses membuat shilla melongo.

“apa?” tanya shilla dan ify bersama.

Ify tidak menghiraukannya.

“tidak usah yel. Roti isi sangat mudah. Aku bisa mengerjakannya sendiri.” Tolak ify.

“benar itu. Lebih baik kau ikut dengan aku dan rio berjalan-jalan di kebun.” Tambah shilla.

“aku tidak suka jalan-jalan dikebun.” Jawab iyel “sudahlah fy. Ini hanya sedikit bantuan. Lagipula kau kan baru pertama kali datang kesini, jadi pasti tidak tau letak benda-bendanya kan? makanya aku akan bantu.” Tambahnya.

“baiklah.” Jawab ify “aku merapikan koper dulu.” Tambahnya.

“biar ku bantu.” Tawar iyel sambil membantu ify membereskan koper dan membawanya kelantai 2, ke kamar. Ify meletakkan kopernya dan koper milik shilla dikamar pertama. Dan iyel meletakkan kopernya dan koper milik rio dikamar kedua. Setelah itu mereka langsung membuatkan teh dan roti isi untuk shilla, rio dan iyel.

“apa? Buat roti isi saja harus dibantu? Apanya yg mau dibantu sih? Ih dasar iyel..” shilla bergumam pelan, tapi gumamannya masih terdengar jelas oleh rio yg duduk disebelahnya.

“shill. Ayo kita jalan.”

“eh? Iya..”


***
saat ini shilla sedang duduk diteras sangat tidak tenang membiarkan ify dan iyek berduaan, ingin rasanya ia menghampiri mereka dan mengajak iyel untuk segera bergabung bersama, tapi apa boleh buat, sekarang ia hanya bisa mencuri-curi pandang kedapur sambil waspada pada rio agar rencananya tidak ketahuan. Tapi shilla salah, rio terlalu pintar untuk dibodohi semudah itu.

“bagaimana shill? Pemandangannya bagus bukan?” tanya rio.

“ehm..ya bagus sekali.” Jawabnya gugup.

“kamu kenapa? Seperti menunggu sesuatu?” tanya rio sambil menghampirin shilla dan duduk dikursi sebelah shilla.

“tidak. aku tidak menunggu apa-apa.”

“benarkah? Tapi kenapa ku perhatikan kau terus melihat kearah dapur? Apa kau sedang menunggu teh dan roti isi buatan ify dan iyel?”

“ah iya..tentu. aku sangat lapar.” Alibi shilla sambil menoleh kearah dapur“ify lama sekali buat roti isi saja memakan banyak waktu. Iyel juga, kenapa mau dekat dengan pembantu seperti dirinya?” tambahnya sambil menoleh kembali, tapi ternyata saat menoleh wajah rio sudah ada didepannya. Dan kini jarak mereka sudah tinggal beberapa inci. Shilla harap-harap cemas, karna takut rio menciumnya. Dan ternyata adegan itu dilihat oleh ify dan iyel yg sudah selesai membuat teh dan roti isi, itu membuat ify sedikit kaget dan menghentikan jalannya sebentar.

‘apa kau benar-benar menyukai shilla? Aku tidak mengerti perasaanmu.’ Batin ify.

“fy, ayo.” Panggil iyel. Ify mengangguk lalu mengikutinya.

“eh akhirnya kalian datang juga. Aku sudah lama menunggu.” Gumam shilla mengalihkan perhatian sambil menjauhi wajah rio saat melihat iyel datang menghampirinya dengan ify dibelakangnya.

Iyel duduk dikursi yg tersisa. Sedangkan ify berdiri.

“aduh mataku. Perih sekali.” Pekik shilla tiba-tiba.

Rio yg berada disebelahnya spontan ingin menghembuskannya agar kotoran atau debu itu keluar dari matanya, ternyata ify tidak rela, ia menawarkan diri untuk menghembuskannya. Terjadilah peperangan kecil disitu.

“aduh aku keburu sakit..” jerit shilla.

“hey kalian ini..bukannya memperbaiki masalah malah memperburuk.” Gumam iyel menengahi “ini pakai obat mata ku saja daripada dihembus nanti takut ada abkteri dari mulut kalian.” Tambahnya sambil memberikan shilla sebotol kecil obat mata.

Shilla menerimanya lalu meneteskannya pada ata kanannya.

Lalu mereka kembali berbincang, tapi karna cuaca yg tidak mendukung, mereka memutuskan untuk masuk kedalam.

“shill, kamu sudah baik kan?” tanya rio.

“iya. Kan ada obat mata dari iyel. Makasih ya yel.” Jawab shilla.

Iyel hanya tersenyum.

‘pasti kau sedang berpura-pura agar dapat perhatian dari rio.’ Batin ify.

‘hm pasti seseorang disini ada yg berfikir bahwa aku berpura-pura, biarlah. Toh aku benar-benar kemasukan debu.’ Batin shilla.


***
Keesokan Harinya

Pagi ini ify memasak untuk sarapan shilla, rio dan iyel. Ia harus bangun pagi-pagi untuk itu. Karna tidak mau dibilang lelet. Lalu saat ify sedang mengiris bawang bombay, tidak sengaja ia menitikkan air mata. Sebenarnya ada 2 hal logis yg bisa menyebabkannya menangis: 1. Karna rio tidak peduli padanya, dan 2. Ya karna ify sedang mengiris bawang bombay tersebut.

Tak! Tuk! Tak! Tuk!

Suara langkah seseorang membuat ify mendongakkan kepalanya. Dilihatnya shilla sedang berdiri ditangga.

“inilah bedanya Nn. Besar dan pembantu. Kalau Nn. Besar bangun pagi-pagi tidak harus repot, bermalas-malasan pun tak ada yg larang. Sedangkan kau yg seorang pembantu tidak boleh malas, karna harus mempersiapkan sarapan untuk majikannya. Benar bukan?” tanya shilla sambil menghampiri ify.

“hey kau menangis?” tambahnya sambil mengambil minum dikulkas.

“tidak.”

“sudahlah mengaku saja. Sampai menangis seperti itu. Kasihan.”

“aku tidak menangis. Aku sedang mengiris bawang bombay jadi menitikkan air mata karna pedih.” Jawab ify sambil menunjukkan bawang bombaynya.

“ohya?”

“tentu saja. Sudahlah kau tidak usah berpura-pura terus seperti ini. Aku tau kalau kau dan Emp bekerja sama demi membuat aku dan rio mengaku bahwa kami saling mencintai kan? aku mendengar semuanya.” Gumam ify yg sudah tidak tahan mengeluarkan emosinya.

Shilla sempat bingung, tapi detik kemudian ia berusaha bersikap tenang.

“ha? mana mungkin..”

“jangan mengelak lagi penipu. Aku tidak akan mempan dengan ucapan bohongmu.”

“baik. karna kau sudah tau lebih baik aku beritahu lagi. Aku memang bukan cucu kandung Emp, lantas kenapa? Lagipula sudah pernah ku bilang kan bahwa aku bukan menginginkan harta Emp, aku hanya ingin Rio.” Jelas shilla.

“aku tau kau hanya berpura-pura. Kau tidak benar-benar menyukai rio.”

“memang, awalnya aku hanya ingin menjalankan rencana Emp, tapi lama kelamaan sejak aku dekat dengan Rio, aku jadi suka padanya. Mungin mencintainya.”

“tidak mungkin. Kau itu bukan cucu kandung Emp, mana mungkin Emp merestui penerus terbaiknya menikah dengan orang yg bukan cucunya.”

“kau harusnya sadar fy, sekarang yg terpenting bukan cucu kandung ataupun palsu, yg penting adalah perasaan Rio yg sudah jatuh cinta padaku.”

“sudah kubilang itu tidak mungkin.”

“kenapa? Kau takut bila itu jadi kenyataan? Lagipula didunia ini tidak ada yg tidak mungkin Nn. Alyssa. Dan salahmu sendiri yg dulu menolak bertunangan dengan rio. Jadi jangan salahkan aku kalau rio suka padaku.”

“tidak..itu tidak..”

“tidak apa?”

“kau..”

“aku apa? Apa yg akan kau lakukan padaku? Ha?” tantang shilla.

Lalu ify mengambil beberapa irisan bawang bombay yg sudah ia sisihkan, dan melemparkannya pada shilla sedetik kemudian rambut shilla sudah acak-acak tidak karuan dengan beberapa irisan bawang bombay. Bersamaan dengan itu rio datang menghampiri mereka.

“ada apa ini? Apa kau baik-baik saja shilla?” tanya Rio.

“aku..”

“ah..rio. padahal aku datang dan menanyainya apakah sarapannya sudah siap, tapi dia tidak menjawab melainkan melempariku dengan irisan bawang bombay ini.” Potong shilla sambil memasang wajah memelas.

“ify, apa yg kamu lakukan? Bereskan ini dan siapkan makanan. Aku tidak mau melihat ini lagi.” Bentak rio

“apapun penjelasanku, kau juga takkan mau mengerti.” Jawab ify

“ayo shilla, kamu ganti baju dulu.” Ajak rio.

Mereka meninggalkan ify yg sedang membersihkan serpihan bawang bombay yg ada dilantai.

‘kau benar-benar tidak peduli padaku yo? Apa kau lebih memilih untuk membelanya? Kenapa ini terjadi? Apa kau sungguh-sungguh mencintainya? Tidak. tidak mungkin perasaan rio berubah secepat ini. Tapi kenapa tidak? apa mungkin ia benar-benar terluka dengan perkataanku waktu itu?  Aku menyesal..sungguh..’ batin ify sambil merapikan bawang bombay itu. Dan perlahan butiran bening itu pun turun dari singgahsananya karna ify tidak mampu menahannya. Rio yg sedaritadi melihat ify dari atas , hanya bisa merasa bersalah karna telah membuatnya menangis. Tapi rencananya sudah berjalan dengan lancar, tinggal menunggu ending dari ceritanya.


***
malam ini, semua kaget karna keputusan rio yg menentukan bahwa malam ini ia akan tidaur sekamar dengan shilla dan ify dengan iyel.

“Mario Haling, ada apa denganmu? Kenapa kau memutuskan ini sendiri?” tanya iyel yg sudah tidak tahan dengan rencana kedua temannya ini.

“simple, aku tidak ingin melihat shilla kenapa-kenapa, karna ify sepertinya benar-benar tidak suka dengan shilla. Kejadian tadi membuatku khawatir akan shilla.” Jawab rio tenang.

“Tn. Muda Rio sangat baik sudah menentukan rencana ini, kita tentu tidak boleh menolaknya bukan ye?” tanya ify yg sudah putus asa.

“hey semuanya tolong sadar.” Pekik iyel.

“kenapa apa kau membenciku?” tanya ify.

“bukan. Tapi..”

“yasudah begini saja keputusannya.” Sepakat ify.

“baik.” sepakat rio sambil menjentikkan jarinya “begini saja keputusannya.” Tambahnya sambil beranjak dari tempat duduknya.

Iyel hanya memandang aneh kedua temannya ini.

“ayo shilla.” Ajak rio sambil menarik shilla masuk kekamarnya.

“tunggu..” seru ify yg membuat langkah kaki rio dan shilla berhenti.

“rio, aku ingin bertanya satu hal, apa kau tidak peduli bila sesuatu terjadi denganku dan iyel?” tanya ify sambil memegang lengan kokoh rio. Shilla melepas genggaman tangannya dari rio. ia membiarkan ify berdiri disamping rio dan ia menjauhkan dirinya.

Iyel menatap heran pada shilla, sebenarnya dia berpihak pada ify atau Emp?

“apa kau benar-benar tidak peduli bila sesuatu terjadi denganku dan iyel?” tanya ify sambil tetap memegang lengan rio dengan kelopak matanya yg sudah tergenang oleh air mata.

‘hmph! Karma selalu aja balas dendam. Ini kan ucapan gue waktu itu. Kenapa diulang lagi sama ify? Aduh kenapa kamu nangis sih fy? Jangan nangis dong, aku sayang kamu.’ batin rio.

Perlahan rio menarik lengannya. Membuat ify terperangah dengan sikap rio, yg ternyata sekarang memang sudah berubah. Ini bukan rio yg dulu, sepertinya rio yg sekarng benar-benar menyukai shilla.

‘kenapa yo? Apa kamu sungguh menyukai shilla? Karma kenapa kau balas dendam padaku? Aku hanya mempermainkan Emp, kenapa jadi seperti ini? Kumohon yo..’ batin ify dalam hati.

Iyel menghampiri Rio.

“aku tidak tau apa rencanamu. Tapi melihatmu seperti itu pada ify, aku sangat tidak terima. Kau tau aku sangat menyayanginya. Jika kau tidak bisa menjaga dan menyayanginya lagi, jangan berlaku kasar padanya. Sudah cukup kau mempermainkannya. Sekarang jangan ikut campur tentang urusan yg menyangkut ify. Semuanya biar aku yg urus.” Jelas iyel sambil merangkul ify menuju kamarnya.

Shilla yg melihat ify dirangkul seperti itu sangat tidak rela. Ia merasa seperti ada sesuatu yg menghimpit dadanya. Sesak sekali. Mungkin ini yg dinamakan cemburu. Shilla tidak bisa menahan emosi ini lebih lama lagi, dari awal ketika melihat iyel selalu membantu ify, sebenarnya shilla sudah merasakan sakit ini, tapi ia tidak memperdulikannya. Tapi sekarang sakit semakin menjadi-jadi. Shilla mengepalkan tangannya kuat-kuat. Mencoba meredam emosinya. Tapi tidak bisa.

“Tunggu! Kalian berhenti!” seru shilla yg sudah tidak tahan.

Ify dan iyel menghentikan langkahnya.

“ify, aku melarangmu untuk tidur dengan iyel. Aku melarangmu. Kau tidak boleh tidur sekamar dengannya.” Perintah shilla.

Ify berbalik.

“atas dasar apa kau melarangku? Aku bersama siapapun itu urusanku, kau tak berhak ikut campur!” sewot ify.

“tapi untuk sekarang. Aku melarangmu. Pokoknya kau tidak boleh tidur sekamar dengan iyel.”

“kenapa? Apa karna kau Nn. Besar jadi kau berhak melarangku? Ha?”

“orang yg aku suka adalah Gabriel Damanik!” gumam shilla.

Semua terperangah mendengarnya, terkecuali rio, ia hanya kaget biasa saja. Tapi tokoh yg sangat syock mendengar ucapan shilla tadi adalah orang yg disebutkannya yaitu iyel.

“orang yg kusuka adalah Gabriel Damanik!!” tegas shilla sekali lagi.

‘ok. Semuanya sudah terbongkar kan? dan rencanaku tepat berhasil.’ Batin rio.


***
shilla menceritakan semuanya. Ia pun mengeluarkan selembar foto anak perempuan berkacamata, dengan kulit sawo matang, dan betubuh gemuk. Ia mengaku itu dirinya 10 tahun yg lalu.

“apa? Ini benar-benar kau shilla?” tanya ify tidak percaya. Seorang shilla yg bak seorang model ternyata 10 tahun lalu sangat tidak sama..jauh berbeda.

Shilla menganggukkan kepalanya.

“ya. 10 tahun yg lalu saat ulang tahun iyel yg ke 10, aku mengambil fotoku dikebun keluarga Umari. Saat itu banyak sekali putri-putri dari keluarga yg kaya dan cantik datang. Sedangkan aku? Dengan penampilanku waktu itu aku hanya bisa diam, tidak berani mendekat aku hanya bisa melihat iyel dari jauh.” Jelas shilla.

“jadi, intinya kau sudah menyukai iyel selama 10 tahun ini?” tanya rio.

“iya. Berkali-kali aku ikut sekolah kecantikan dan sekolah modelling dengan satu harapan aku bisa menjadi cantik suatu hari nanti dan bisa bertemu dengan iyel lagi.”

“aku sungguh salut padamu shill. Yel bagaimana perasaanmu sekarang?” tanya rio.

“aku sungguh belum pernah merasakan hal ini. Ada orang yg menyukaiku dan itu sudah 10 tahun. Benar-benar luar biasa.” Jawab iyel takjub.

“tapi kenapa kau malah membantu Emp?” tanya ify.

“ini kemauanku sendiri. Aku menawarkannya pada Emp ketika mendengar berita tentang kalian, dan dari luar aku memang terlihat membantu Emp, tapi sebenarnya kau hanya ingin berada dekat dengan iyel,berada satu rumah dengannya dan memberitahunya tentang keberadaanku.” Jelas shilla.

“oh..wah aku benar-benar salut padamu. Kau sangat sabar menunggu selama 10 tahun.” Puji ify.

Tiba-tiba iyel meninggalkan mereka semua dan masuk kedalam kamarnya dengan rio.

“yasudah kau lebih baik tidur. Pasti lelah kan?” tanya ify.

“tapi jika kita pulang gimana?”

“tidak apa-apa. Kita akan bicara pada kakek.”

“terima kasih ify. Yasudah aku tidur dulu.” Gumam shilla sambil masuk kekamarnya dengan ify.

Kini tinggal ify dan rio.

“heu akhirnya semuanya berakhir. Aku lelah.” Gumam ify lalu sambil berdiri dan berbalik menuju kamarnya. Tapi langkahnya terhenti ketika merasa ada tubuh seseorang yg sedang merengkuhnya. Rio.

“tunggu. Aku masih sangat merindukanmu. Maaf telah membuatmu menangis tadi. Aku benar-benar merasa bersalah.” Gumam rio sambil memeluk ify.

Ify melepaskan pelukannya dengan rio, lalu memutar badannya hingga menghadap rio.

“kau membuatku gila. Kau membuatku rapuh, kau membuatku sangat....” ify tak sanggup melanjutkan kata-katanya.
Sungai kecil itu pun mulai mengalir di pipi ify.

“kamu kenapa? Kok nangis?”

“aku hampir mati kalau kenyataannya kau akan benar-benar menikah dengan shilla. Aku terus-terusan menyalahi diriku karna tindakan bodohku. Tapi ternyata kamu malah bersandiwara tanpa memberitahuku. Aku benar-benar hancur. Kau tau?” ify semakin menangis. Rio kembali menarik ify kedalam pelukannya.

“maaf yaa..tapi itu semua aku lakuin agar endingnya seperti ini. Aku melakukan itu untuk mencapai kebahagiaan ini. Untuk kita. Kamu dan aku. Kamu tau? Aku juga hancur melihatmu menangis, aku juga hancur saat aku harus menyuruh-nyuruhmu. Aku juga hancur saat harus bersandiwara tanpa memberitahumu fy..”

Ify melepas pelukannya.

“aku minta maaf. Benar-benar minta maaf. Ini semua berawal dari kesalahanku. Aku yg salah karna tidak memberitahumu rencana awalku. Maaf.”

“bukan kamu yg salah. Tapi aku, andai saja dari awal aku mau bertunangan denganmu pasti semuanya tidak akan seperti ini.” Gumam rio “lain kali, kamu harus memberitahuku jika merencanakan sesuatu ya cantik?” tambahnya.

“kamu juga. Kita janji ya.”

“ya dan satu pelajarannya. Semua dapat melakukan apapun untuk tetap berada dekat dengan orang yg dicintainya. Benar?”

“iyaa..benar !” gumam ify sambil memeluk rio erat.

Rio pun hanya tersenyum menanggapi ify.


***

‘aku tidak pernah menyangka bahwa kau menyukaiku selama 10 tahun shill..’ batin seseorang dikamarnya.

->>bersambung..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar