Romantic Princess
Part 20
"kau sangat licik shilla."
"tolong panggil aku Nn."
"tidak. Pokoknya aku akan melawanmu shilla."
"ingat sekarang kedudukanmu ada dibawahku. Aku majikan dan kamu pembantu. Panggil aku Nn, atau kamu akan mendapat akibatnya,"
"aku tidak akan pernah takut untuk menanggung suatu akibat. Lihat saja, aku pasti akan membuktikan sesuatu dan aku akan melawanmu."
"ya..lihat saja nanti. Aku akan menunggumu." gumam shilla sambil pergi meninggalkan ify.
Earthly Paradise
iyel, cakka dan alvin sedang duduk berbincang membicarakan masalah baru yg datang. Sedangkan rio, ia masih disibukkan dengan pekerjaan barunya sebagai calon penerus pewaris grup Umari.
"eh, apa tidak aneh jika Emp membolehkan ify tetap tinggal dan menjadi pembantu dirumahnya??" tanya iyel memulai pembicaraan.
"tentu tidak. Wajar saja. Siapa tau Emp ingin menebus kesahannya dengan membiarkan ify tetap tinggal disini." jawab cakka.
"memang, tapi aku rasa Emp tidak mungkin tidak tau bahwa sekarang ini ify dan rio saling mencintai. Dan seharusnya dia melakukan segala cara untuk mengusir ify dari kehidupan shilla dan rio agar tidak jadi
penghalang hubungan shilla dan rio, bukan??"
"benar, seharusnya Emp menjauhi ify dari rio agar pertunangan shilla dengan rio berjalan dengan lancar." jawab alvin "lagipula walaupun Emp pernah menganggap ify cucunya dan sempat menyayanginya, pasti itu tidak berharga dari kebahagiaan cucu kandungnya kan?" tambahnya.
"benar juga, pasti dibalik semua ini ada masalah besar yg mungkin bisa merubah kepercayaan ify ataupun rio."
"ya..dan yg pasti akan ada pengakuan besar dari seseorang."
"apa maksudmu yel?"
"sudahlah, tak apa."
***
setelah merasa lelah karna membereskan barang-barangnya dikamar barunya, gadis manis ini mulai merebahkan dirinya dikasur yg tergeletak dilantai. Kamar barunya, bahkan lebih luas -untuk ukuran pembantu- daripada kamar lamanya saat ia masih tinggal dirumah kecil lamanya. Tapi, itu pun tidak membuatnya merasa nyaman. Karna kamarnya yg sekarang jauh tidak enak dari kamarnya yg dulu.
Setelah cukup beradaptasi dengan kamar barunya, gadis manis itu mulai memejamkan matanya dan kemudian terlelap dalam tidurnya.
Keesokan harinya
Ini adalah hari pertama bagi gadis manis ini menjadi seorang pembantu dikediaman umari, hari pertamanya menjalani kehidupan baru dengan shilla menjadi majikannya yg pasti akan mewarnai awal kehidupan barunya dengan sebuah penyiksaan batin yg sangat menyiksa. Terlebih mengingat pertunangannya -shilla- dengan pujaan hatinya.
Pagi ini ify -gadis manis yg masih terlelap dalam tidurnya- tetap asik berkutat dengan mimpi indahnya, ia tidak mendengarkan bu okky -kepala pembantunya- yg sudah bercuap-cuap berusaha membangunkannya. cara apapun sudah ia gunakan untuk membangunkan ify yg tak lain adalah mantan majikannya tapi ify masih tetap diam dalam tidurnya. Sampai akhirnya bu okky berteriak sekeras-kerasnya demi membangunkan ify karna perintah dari shilla yg ingin segera dilayani oleh seorang pembantu.
Akhirnya dengan rupa hidup segan mati tak mau, ify pun bangun dari tidurnya dan menoleh ke bu okky.
"ada apa?" tanya ify.
"apa? Kau tau sekarang ini jam berapa??"
"tau. Tuh!" gumam ify sambil menunjuk jam dinding yg bertengger manis didinding kamarnya. Dilihatnya jam itu, kurang lebih pukul 6 pagi waktu yg ditunjukan jamnya. Dengan watados, ify kembali menoleh kearah bu okky.
Dengan wajahnya yg sudah memerah bu okky menatap ify.
"lalu sekarang kau masih bisa bertanya 'ada apa'??" tanya bu okky emosi lalu menghela napas, mencoba bersabar dengan sikap salah satu pembantu baru yg tak lain adalah mantan majikannya itu.
"baiklah. Ify, ini adalah hari pertamamu bekerja, jadi kau segera bergegas untuk menjalankan tugas utamamu, yaitu melayani Nn. Alyssa. Kau tak ingin majikanmu menunggu untuk dilayani bukan??"
"baik. Jadi apa yg harus kulakukan sekarang? Sarapan dulu baru kerja? Atau kerja dulu baru sarapan?" tanya ify polos.
"SARAPAN??" tanya bu okky dengan nada melengking yg spontan membuat ify menutup telinganya.
"kau masih bisa bilang untuk sarapan?" lanjutnya dengan nada yg lebih kalem.
Ify mengangguk.
"lain kali kalau kau ingin sarapan, kau harus bangun jam 4 pagi untuk sarapan. Mengerti??"
Ify hanya bisa menganga mendengar pada jam berapa harus ia bangun untuk sarapan.
"baik. Sudah cukup ku membuang waktu bersamamu disini. Ku tunggu kau 10 menit lagi diruang tamu, dengan seragam lengkap. Terlambat satu detik pun tak akan ku maafkan." gumam bu okky sambil pergi meninggalkan ify.
Tak mau membuang waktu, ify langsung bergegas bersiap-siap. Dengan gerakan cepat ify pun mulai memakai seragam barunya -sebagai pembantu-. Dan langsung bergegas menuju ruang tamu kediaman umari, karna membutuhkan waktu lama untuk menuju kesana, disamping ruangannya yg luas, kamar pembantu berada dilantai 3 kediaman itu cukup membuatnya sedikit kelelahan. Sampai disana, ify menghela napas lega tanda ia tidak telat dan aman dari hukuman.
Setelah melihat ify berada di barisan paling belakang para pembantu khusus untuk melayani Nn. Alyssa, bu okky mempercepat pemeriksaannya pada pembantu-pembantu yg sudah lebih dulu berbaris. Sampai pada ify, ia memeriksa dandanan ify selengkap-lengkapnya. Dari mulai bandananya, seragam putih birunya sampai sepatu panthopel putih yg harus dikenakannya.
"bagus. Kau aman dari hukuman. Sekarang aku akan menjelaskan tugasmu dan tidak ada pemberitahuan ulang. Mengerti??"
ify mengangguk pelan, menandakan bahwa ia masih lelah berlari dari lantai 3.
"baik. Karna kau masih kuliah, jadi Emp membiayai kuliahmu dan memberikanmu tugas yg paling ringan. Tugasmu yg paling utama hanya melayani Nn. Alyssa, karna diantara kita kau yg paling tau apa yg dibutuhkan oleh Nn. Alyssa. Tapi bukan cuma itu tugasmu, kau juga harus membantu teman-temanmu membersihkan koridor rumah ini, menyiapkan makan malam dan menyiapkan segala keperluan Nn. Alyssa. Mengerti??" cerocos bu okky tanpa tanda baca.
Ify yg kurang mengerti hanya mengangguk-angguk lemah.
Setelah benar-benar menyelesaikan omongannya yg kurang dimengerti oleh ify, akhirnya ia memutuskan untuk langsung meninggalkan ify dan pergi melaksanakan tugasnya yg pertama! Yaitu membuatkan teh untuk Nn. Alyssa yg tak lain untuk shilla.
***
Setelah 3 menit berlalu dari waktu yg diberikan shilla untuknya, ify langsung membawakan secangkir teh diatas nampan beserta beberapa lembar roti isi. Dengan gerakan kaki yg pelan namun pasti, ify mencoba menunjukkan pada shilla bahwa ia pasti akan merebut rio kembali darinya.
Pintu itu kini sudah terbuka lebar, membuat ify bisa leluasa memandangi wajah cantik shilla yg menurutnya tidak cantik sama sekali. Ia menatap shilla tajam, sedangkan shilla hanya menatapnya dengan senyum kemenangan.
Ify menghampiri shilla yg sudah duduk tegap dikursinya. Kini, hanya ada dia dan shilla diruang semegah itu. Perlahan setelah benar-benar ada dihadapan shilla, ify meletakkan nampan yg dibawanya dimeja depan shilla yg kini sedang memalingkan wajahnya kearah luar balkon kamarnya. Kemudian sepersekian detik berikutnya, ify menyodorkan secangkir tehnya pada shilla.
Shilla menerimanya dan kemudian meminum sedikit teh yg ada disana. Setelah itu langsung ia kembalikan pada ify.
"terlalu dingin." gumamnya "ganti yg baru.." pintanya dengan wajah memelas yg dibuat-buat. Terlihat jelas diwajahnya bahwa ia ingin mempermainkan ify.
"kau.." gumam ify, kalau saja sekarang ini status ify bukan pembantunya, pasti ify bisa langsung menumpahkan teh itu kewajah shilla. Tapi ify mencoba bersabar dan berlari kedapur untuk membuatkan teh yg baru.
"kau ini niat buat teh tidak sih? Terlalu panas. Mana bisa diminum??!" shilla berdecak kesal lalu ia tersenyum "ganti yg baru" tambahnya.
Ify mencoba untuk kembali bersabar. Dia kembali mengganti teh untuk shilla.
"terlalu pahit. Ganti!"
"kau,,"
"terlalu manis. Ganti!"
"kau sungguh.." gumam ify terpotong 'menyebalkan shilla!'
"cepat ganti! Aku ingin minum teh, kau sudah merusak pagiku!"
ify kembali dengan wajah yg sudah ditekuk. Sialnya, ia terus mengalami itu berulang-ulang. Tidak tau apa sebabnya, apa mungkin ini hanya rencana shilla yg mencoba mengujinya atau memang teh buatannya yg salah, sehingga shilla selalu mengeluarkan kalimat:
"aku tidak suka. ganti yg baru!"
sudah untuk yg keberapa kalinya, shilla selalu menggumamkan kalimat itu ketika ify berbalik membawa teh yg baru untuknya. Dan menurut ify ini akan jadi terakhir kalinya shilla menyuruh ify membuatkan teh untuknya.
"apa kamu tidak mengganti tehnya? Semua rasanya sama saja. Ganti yg baru!!"
"kau.." ify berbalik membereskan nampan itu lalu kembali menuju dapur.
'lihat saja, aku akan buatkan teh yg tak akan pernah kau lupakan rasanya.' batin ify
sedangkan shilla, ia hanya tersenyum penuh kemenangan sambil menatap punggung ify yg sudah jauh. Sedetik kemudian, karna jenuh, akhirnya ia memutuskan untuk kedalam kamarnya, karna melihat jam didindingnya yg menunjukkan pukul 7 kurang 20 menit, yg artinya ia harus bersiap untuk kekampus ya..walaupun ia tau bermalas-malasan pun tak ada yg melarang. Tapi shilla adalah shilla ia termasuk orang yg tepat waktu, menurutnya Time is Everything.
Setelah membuatkan teh yg baru untuk shilla, ify pun kembali menuju balkon kamar shilla, tapi tidak ada tanda-tanda bahwa ada shilla disana. Ia masuk kedalam kamarnya dan mencoba melihat apakah shilla ada disana, ternyata shilla sedang berganti pakaian, karna iseng ify pun tak sengaja mengintip melihat shilla, tak bermaksud apa-apa, hanya ingin memanggil majikannya itu.
Tapi apa yg ify temukan, ia tidak sengaja melihat kearah paha shilla, tapi disana ia tidak menemukan tanda lahir yg ia miliki. Ia merasa aneh, apa benar shilla cucu kandung Emp? Tapi kenapa dia tidak mempunyai tanda lahir seperti yg dimiliki Nn. Alyssa yg sebenarnya? Apa mungkin...shilla menipu?? Pertanyaan-pertanyaan itu terus menggelayut diotak ify. Tapi ia tak juga menemukan jawabannya. Sampai langkah kaki seseorang mengagetkannya, yg ify yakini shilla yg sedang beranjak dari ruang pakaian. Akhirnya karna takut ketahuan, ify langsung pergi meninggalkan kamar shilla. Mengingat waktu yg semakin sempit, ia langsung segera bergegas berganti pakaian universitasnya. Selang beberapa detik, ify langsung berada didepan pintu kediaman umari. Tapi langkahnya terhenti begitu melihat beberapa mobil sudah siap mengantarkan Nn. Alyssa yg pasti sekarang ini bukan dirinya.
***
pagi ini Rio, tengah bersiap-siap merapihkan diri untuk berangkat kekampusnya. Saat menuju mobil, rio melihat ify yg hanya diam menatap beberapa mobil didepannya. Sambil memamerkan senyuman khas mautnya, ia berjalan mendekati kekasih hatinya.
"pagi.." sapa rio.
Tapi ify tidak menjawab ia masih memikirkan kejadian tadi.
"fy..kenapa??" tanya rio sambil memutar bahu ify dan membuat gadis itu menghadap padanya. Menatap mata indah milik gadisnya dengan tatapan miris.
"eh?? Sejak kapan kamu disini yo??" tanya ify setelah tersadar dari lamunannya.
Rio hanya menatap ify. Merasa risih ditatap seperti itu, ify bertanya pada rio. Tapi rio hanya menjawabnya dengan senyuman khasnya.
"gpp. Kenapa kok diem disini fy? ayo masuk mobil, nanti telat!" ajak rio sambil merangkul ify.
Ify melepas rangkulan rio sambil tersenyum miris.
"gak usah. Sekarang ini kedudukanku berbeda dengan kalian. Aku tidak pantas naik mobil. Lebih baik aku naik bus saja." gumamnya sambil Berjalan beberapa langkah menjauhi rio.
"baik. Aku temani."
"tidak usah. Aku bukan sedang marah yo."
"ya..karna itu, aku ingin menemanimu. Apa tidak boleh?"
"tapi.."
"kalian masuklah kedalam mobil, kita berangkat bersama. Jangan sungkan. Atau kalian...juga tidak menyukaiku?" tanyanya dengan nada lirih pada akhir kalimatnya.
ify dan rio hanya bisa menatap aneh pada gadis itu. Mencoba mencari tau apa yg ada diotak gadis ini hingga memperbolehkan berangkat bersama.
"kalian tidak usah menatapku seperti itu. Aku tidak akan menyakiti kalian, tenang saja." gumam shilla -gadis tadi- sambil berjalan duluan kearah mobil bersama manager mangare disampingnya.
Ify dan rio mengangguk lalu langsung mengikuti shilla dari belakang.
Didalam mobil, keheningan semakin tercipta apalagi, jarak antara rio dan ify yg membuat hening semakin menguat.
"kalian kenapa? Kaku sekali? Ayolah mengobrol sedikit." gumam shilla sambil memperhatikan wajah rio dengan tersenyum.
Sedangkan rio, ia hanya memalingkan wajahnya menghadap kearah luar, menatap langit biru dari balik kaca jendela mobilnya.
***
sampai diuniversitas cergy-de pontoise, shilla disambut dengan meriah seperti sambutan untuk ify dulu. Ify yg melihatnya menjadi kecewa dan kurang percaya diri. Rio dengan sekuat tenaga memberi kekuatan untuk ify agar tetap percaya dan jangan khawatir atau apapun. Karna dia masih punya rio, iyel, cakka, alvin, agni dan sivia yg rela menjadi temannya.
Karna ify dan rio berbeda kelas, jadi pada saat didepan kelas rio, ia harus rela berpisah dengan ify. Ify menghela napas berat saat tau ia harus melewatinya sendiri. Sampai dikelasnya, pak stevent -kepala sekolahnya- dan pak rizky -wali kelasnya- sedang berdiri didepan meja mewah milik shilla tentunya yg dulu milik ify. Mereka sedang menanyakan beberapa pertanyaan yg sama persis pada waktu ify masih menjadi Nn. Alyssa.
Sivia yg duduk berada disebelah tempat duduk ify -yg sekarang sudah menjadi tempat duduk shilla- hanya bisa menatap semuanya dengan tatapan bingung. Terlebih saat mata sipitnya melihat sosok temannya yg baru ia kenal beberapa hari yg lalu sedang berdiri diambang pintu dengan wajah lesu persis seperti hari kemarin.
Ify masuk kedalam kelas. Pak rizky yg menyadari kedatangan ify langsung menoleh dan menyuruhnya duduk dibelakang.
"maaf ify, kamu duduk dibelakang, karna Nn. Alyssa yg sebenarnya sudah kembali, jadi sebaiknya kamu tidak mengganggunya. Cepat, pindah kebelakang!" suruh pak rizky kasar.
"guru, kau terlalu berlebihan. Jangan seperti itu. Kasihan dia. Biar bagaimanapun dia itu pembantu pribadiku. Jadi kalau kau menghinanya, secara tidak langsung pun kau juga menghinaku." gumam shilla sambil tersenyum meremehkan pada ify.
"emm beruntungnya dirimu ify. Baik, karna Nn. Alyssa yg meminta, ify, kamu tolong pindah kebelakang sekarang!!"
karna tidak mau diperintah 2 kali, ify pun langsung menuju tempat yg dimaksud. Mana mungkin ia dapat menyimak pelajaran dengan jarak sejauh ini? Batinnya mencoba menenagkan dirinya agar tidak melakukan suatu hal bodoh. Dari bangkunya, sivia hanya bisa menatap nanar pada ify. Ia tidak menyangka ini terjadi. Tapi, ia sangat yakin, bahkan beribu-ribu yakin bahwa ify-lah cucu kandung Emp, karna saat masih dinoszta ia diperlihatkan foto ify pada saat terakhir kali ify ditemukan.
***
jam istirahat sudah berbunyi sejak 2 menit yg lalu, banyak orang pula yg sudah pergi bergegas menuju kantin. Biasanya yg berdiam diri dikelas hanya segelintir orang yg masih punya kesibukan tersendiri.
Ditempatnya, shilla sedang dikerumuni banyak mahasiswi yg sok akrab dengannya, termasuk dea dan angel.
"Nn. Shilla ternyata kamu lah cucu kandung Emp yg sesungguhnya, sebenarnya kami sudah merasakannya saat pertama kali kau muncul, tapi kami ragu. Karna kau beda dari orang sebelumnya yg 'mengaku-ngaku', kau terlihat sangat manis dan anggun." gumam dea sambil melirik gadis yg duduk dibangku paling belakang dari deretan bangku shilla.
Merasa dilirik sinis seperti itu, ify -gadis tadi- berani menatap balik dea dengan tajam.
"terima kasih. Emm..kepsek kan sudah menyiapkan restoran bintang lima untukku, tapi tidak enak jika aku makansendirian. Apa kalian ingin menemaniku?" tanya shilla ramah.
"boleh." jawab dea.
"dengan senang hati, Nn. Shilla. Ayo" tambah angel. Lalu mereka langsung pergi meninggalkan ify sendiri dikelas. Sivia sedang membeli makanan, tadi sebelumnya ia sudah izin dulu pada ify.
"huh dasar. Untung saja, aku tidak benar-benar berteman dengan mereka. Semakin kaya dan berkuasa pasti semakin banyak yg membela!" gumam ify.
KRUKUKKRUKUK!!
Bunyi suara perut ify tak bisa dibohongi. Dari pagi tadi ia sudah tidak sarapan, ditambah lagi ia dikerjai oleh shilla dengan berlari dari balkon kamar shilla menuju dapur dan sebaliknya.
"aduh...perutku sakit sekali. Makan disini satu porsi saja bisa sampai 100ribu lebih. Gajiku sebagai pembantu juga tidak mungkin dikasih secepat ini, lagipula ini kan baru hari pertamaku. Ah..lebih baik jika pulang dari sini saja baru aku makan..aduh tenanglah..." gumamnya sambil menelungkupkan wajahnya dalam kedua tangannya.
BRUKK!!
Tiba-tiba dari atas mejanya ify merasakan ada sesuatu yg diletakkan diatasnya. Ify mengangkat wajahnya lalu tersenyum begitu tau apa yg ada disana. Ify kembali mendongakkan kepalanya, dilihatnya sosok alvin sedang berdiri tegak sambil melangkah menjauh dari hadapannya.
"alvin.." panggil ify yg membuat alvin menghemtikan langkahnya.
"kamu jangan ge-er dulu. Tadi sehabis aku pelajaran olahraga aku membeli makanan itu, tapi setelah berganti pakaian, tidak tau kenapa aku jadi tidak napsu makan. Jadi daripada terbuang lebih baik aku kasih kamu saja." gumam alvin dengan nada khasnya.
"terimakasih."
"terima kasih apa? Aku bilang itu karna aku tidak napsu makan." jawab alvin sambil pergi meninggalkan ify.
Tanpa mau buang waku ify segera membuka plastik yg menjadi pelindungnya dan mulai melahap makanan itu.
Kemudian, selang tak lama setelah alvin pergi, cakka datang dengan tergesa-gesa sambil membawa 2 buah kantong plastik berwarna putih dengan ukuran besar yg berisi banyak macam-macam makanan.
"hai fy, lihat ini aku bawakan makanan untukmu. Ini dari teman perempuan sekelasku. Kebetulan tadi ada pelajaran memasak, jadi dia memberikannya untukku, lalu karna aku bingung, aku putuskan untuk memberikannya padamu." gumam cakka panjang lebar.
Ify hanya tersenyum.
"tapi kau juga lihat aku sudah ada makanan."
"ya..ini aku punya makanan penutup, agar-agar, buah dll. Untukmu. Ya sudah aku pergi dulu,, dah." gumam cakka sambil pergi meninggalkan ify.
"cakka." cegat ify sebelum cakka benar-benar menjauh.
Cakka menoleh seakan bertanya 'ada-apa?'
"terimakasih." gumam ify sambil tersenyum.
Cakka hanya menunjukkan kedua jempolnya sambil menyeringai lebar, lalu ia langsung pergi meninggalkan ify.
"dasar, padahal memang dibelikan untukku, tapi masih saja bisa mengelak. Hmm..tapi terima kasih alvin dan cakka." gumam ify sambil melahap makanan dari alvin.
***
pemuda tampan ini, masih memfokuskan matanya mencari saudaranya. Ia terus memicingkan matanya agar tak salah melihat. Setelah tepat sasaran, ia mulai berjalan menghampiri orang itu. Dengan 2 lembar kertas ditangan kirinya ia menyeringai lebar saat mengetahui orang itu kini sudah menatapnya dengan tatapan aneh.
"ini untukmu dan ify." gumamnya sambil menyodorkan 2 lembar kertas pada rio -saudaranya- diatas kotak makan yg sudah dibelinya.
"apa ini??"
"kupon makan gratis disemua restoran. Berlaku untuk seminggu ini, untukmu dan ify saja. Ok?" gumam iyel -pemuda tadi-. Dengan senyumannya yg mampu membuat siapapun yg melihatnya terpesona, iyel melangkahkan kaki menuju Keluar dari kantin.
Rio menaikkan sebelah alis matanya. Lalu sedetik kemudian ia berjalan mendekati kelas kekasihnya, ify.
Sampai didepan kelas ify, ia hanya tersenyum melihat gadisnya yg tengah sibuk dengan sebuah kotak makanan dengan 2 buah plastik besar. Lalu ia memanggilnya.
“ify..” panggil rio.
Ify menoleh. Dilihatnya rio sedang membawa kotak makan dengan 2 lembar kertas diatasnya. Ify menghampirinya.
“tadinya, aku ingin memberikan ini untukmu, tapi ternyata..persediaanmu lebih banyak darimu.” Gumam rio sambil tersenyum.
“sebenarnya tadi aku tidak punya makanan. Tapi tiba-tiba alvin dan cakka datang dan memberikan ini semua. Ya..dengan alasan tidak napsu makan dan tidak tau mau diberikan ke siapa.”
Rio tertawa kecil.
“mereka sepertinya sangat khawatir kamu tidak mendapat makanan. Tadi iyel juga memberiku ini.” Gumamnya sambil menunjukkan 2 lembar kertas.
“apa ini?”
“ini kupon makan gratis disemua restoran.”
“rio, sungguh terima kasih.”
“dasar bodoh! Untuk apa kau berterima kasih?” sindir rio.
Ify mendelik.
“apa maksudmu?”
“sudahlah tak usah dibahas. Lagipula jika aku jelaskan kau takkan mengerti.”
“hey apa maksudmu? Kau..”
“sudahlah. Ambil ini!”
Ify tidak mengambilnya, ia hanya melipat kedua tangannya didepan dada. Menandakan kalau ia tak suka jika berdebat dengan Rio.
“huh..dasar! yasudah terserah!!”
“ihh..kamu gak asikk banget sih.”
“lah? Ya emang aku begini.”
“nyebelin.” Ify berdecak kesal.
“childish!” rio balas dengan nada yg sama dengan ify.
“belagu.”
“cengeng.”
“keras kepala!!”
“manja!”
“egois!!” ify tak mau kalah.
“i love you!” balas rio lembut sambil meletakkan telunjuknya dibibir ify sambil menatap mata indah ify.
“Ehhem..” dari balik punggung rio, sivia berdehem memberi signal pada rio dan ify bahwa ada tokoh pasif disitu yg tidak ingin melihat adegan atau pembicaraan yg lebih frontal dari sepasang kekasih baru itu.
“eh..sejak kapan kamu disitu vi?”
“baru kok..ya..kira-kira baru 3 menit aku disini.” Jawab via sambil tersenyum.
“yaudah aku duluan ya fy, via.” Pamit rio sambil pergi meninggalkan ify dan sivia.
“hey ada beberapa hal yg ingin ku tanyakan padamu fy.” Gumam via sambil berjalan mendekati meja ify.
“apa?” tanya ify sambil menghampiri temannya.
“apa yg terjadi?”
“maksudmu apa vi?” tanya ify sambil membereskan makanan yg diberikan cakka.
“kenapa anak baru itu merebut tempatmu?”
“dia cucu kandung Emp yg sebenarnya.”
“apa? Bukan. Aku yakin fy kamu-lah cucu kandung Emp. Aku berani bertaruh apapun.”
“tapi keyakinanmu tidak dapat merubah apapun via.” Jawab ify ‘tapi sebenarnya aku juga yakin kalau shilla bukanlah cucu kandung Emp yg sebenarnya.’ Tambahnya dalam hati.
“aku akan mencoba berbicara pada Emp.” Tekad via.
Bersamaan dengan itu bel pun berbunyi. Obrolan mereka harus rela terhenti.
***
sampai dikediaman Umari, gadis cantik ini langsung melangkahkan kakinya menuju ruangan Emp.
sampai dikediaman Umari, gadis cantik ini langsung melangkahkan kakinya menuju ruangan Emp.
“Hai..Emp..” sapa sivia –gadis tadi- sambil berdiri didepan seorang kakek tua.
“apa kabarmu via?”
“baik. Emp.”
“silahkan duduk. Bagaimana kabar orang tuamu?”
Sivia duduk disebelah Emp.
“baik-baik juga Emp. Emp aku boleh bertanya?”
“kamu sudah aku anggap sebagai cucuku. Apa yg ingin kau tanyakan?”
“siapa ify yg sebenarnya?” tanya via serius.
Emp melepas kacamatanya.
‘apa aku harrus memberitau via? Tapi bukankah dia bersahabat dengan ify? Ah, tidak..lebih baik tidak banyak yg tau..’ batin Emp
“dia pembantu disini.”
“oh..jadi Nn. Alyssa yg sebenarnya itu adalah Nn. Shilla?”
“iya..tentu. kau sudah bertemu dengan Shilla?”
“sudah Emp.”
“yasudah..maukah kau menemaniku bersama shilla makan malam bersama?”
“aku ingin..tapi maaf sekali Emp, aku sudah ada janji..”
“ouhh..yasudah.”
“baik. Emp terima kasih. Aku permisi.”
***
makan malam ini terlalu sepi, karna ketidak hadirannya ketiga Tn. Muda Haling Damanik. Hanya ada Emp, manager mangare, Rio, shilla dan Ify dideretan pembantu.
makan malam ini terlalu sepi, karna ketidak hadirannya ketiga Tn. Muda Haling Damanik. Hanya ada Emp, manager mangare, Rio, shilla dan Ify dideretan pembantu.
“bagaimana sekolahmu shilla?” tanya Emp.
“ya..lumayan Emp. Tapi ada pelajaran tentang pemasaran yg kurang ku mengerti.” Jawab shilla lembut. Tapi ify hanya menatapnya jijik.
“pemasaran? Kau boleh tanya pada rio, dia sangat pintar dan menguasainya.”
“benarkah Emp?”
“tentu. Yo, setelah makan malam kau ajarkan shilla sebentar. Mengerti?”
“baik Emp.”
“yasudah, ayo makan.” Ajak Emp.
Shilla tersenyum, lalu ia sengaja menyenggol pisaunya hingga terjatuh.
“aduh..maaf pisauku jatuh!” gumamnya.
Rio yg berada disebelahnya, langsung mengambilnya dan menyodorkannya pada ify.
“tolong ganti pisau yg baru untuk Nn. Shilla.” Gumam rio dengan berat hati.
Mau tak mau ify menerimanya dan mengambilkan pisau yg baru untuk shilla. Shilla tersenyum senang.
“rio terima kasih kamu sangat baik.” Gumam shilla
Rio tidak menjawab, ia hanya melahap makanannya. Melihat reaksi rio seperti itu, Emp menegurnya.
“rio, kalau shilla sedang berbicara, kau harus menjawabnya.” Tegur Emp.
Rio hanya menatap mata Emp dengan tatapan yg sulit dimengerti. Lalu ify kembali dengan sebuah pisau ditangannya. Melihat shilla yg menggelayut manja dilengan kokoh rio, ify melempar begitu saja pisaunya. Rio yg sedang melahap makanannya menjadi kaget, sontak melihat ify yg kini sedang cemburu.
“kakek, kalau pembantu disini tidak menyukaiku, lebih baik aku pergi saja dari sini. Lagi pula pembantu disana lebih menghormatiku daripada disini.”
“pergi sana kau!” balas ify.
“excel!” panggil Emp. Lalu manager mangare langsung membawa ify keluar.
“ayo ify. Emp bilang kau harus pergi dari sini.” Gumam manager mangare sambil menarik paksa ify.
Melihat ify yg ditarik seperti itu, rio berdiri dari tempat duduknya.
“DUDUK!!” perintah Emp tegas. “jangan membuatku menyuruh 2 kali.”
Rio hanya menatap Emp tajam.
“Excel.”
“ya Emp?”
“belikan tiket penerbangan ke noszta untuk ify besok!”
“baik Emp.” Gumam manager mangare sambil membawa ify keluar dari ruang makan.
“kenapa kau menggunakan ify untuk mengancamku?” tanya rio sinis.
“apa maksudmu? Ku kira kau sangat membenci ify. Jadi jika dia pergi dari sini kau-lah orang pertama yg paling senang. Tapi kenapa kau malah menganggapnya sebagai ancaman?”
“sudahlah, kau tak perlu mengurusi ify. Urusi saja pertunanganmu dengan shilla. Ify biar aku yg urus.” Tambah Emp. Tapi rio tetap berdiri dikursinya.
Tiba-tiba pintu ruang makan kembali terbuka, tapi tidak nampak sosok manager mangare disana, hanya ada iyel yg masuk dengan senyuman yg masih terukir dibibirnya. Ia berjalan seakan tanpa beban, lalu menghampiri shilla.
“kelihatannya makanannya enak. Boleh aku ikut bergabung?” tanya iyel ramah.
“tentu boleh.” Jawab shilla ramah sambil terus tersenyum.
Rio yg melihat gelagat aneh yg ditimbulkan shilla merasa ada sesuatu yg salah disini. Tapi tak ia permasalahkan, ia kembali duduk dan menikmati makanannya.
“sudah. Duduk yel, makan saja makananmu.” Suruh Emp.
->>bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar