Kamis, 28 April 2011

Romantic Princess Part 11

"ify.." panggil rio

"hey rio."

"bagaimana? sudah terbiasa?" tanya rio

"iya. setidaknya pak rizky tidak meneriakkan untuk disediakan karpet merah lagi." jawab ify. rio tersenyum menertawakan.

"tidak usah senyum seperti itu." gumam ify jengkel.

"eh siapa mereka? temanmu?" tanya rio

"iya. mereka adalah hal berharga bagiku hari ini. dia angel dan dia dea." gumam ify memperkenalkan. rio maju selangkah untuk melihar wajah 'teman baru' ify.

"apa yg kalian minta dari keluarga Umari?" tanya rio ketus dengan tatapan tajam. angel dan dea hanya menunduk dan menggelengkan kepalanya. ify yg melihat temannya diperlakukan seperti itu menegur rio.

"hey mario. kenapa kamu bicara seperti itu pada mereka? cepat minta maaf!" suruh ify tegas

"malam ini ada les dansa Waltz. jangan terlambat" gumamnya sambil pergi meninggalkan ify dengan teman barunya.

"hey..mario.. kamu!" teriak ify. tapi rio tidak menghiraukannya. ia tetap berjalan meninggalkan ify. ify hanya bisa menatap punggung rio dari jauh. lalu kembali kepada kedua temannya.

"maaf. dia bersikap seperti itu karna suasana hatinya yg sedang tidak baik hari ini." gumam ify pada angel dan dea.

"tidak..tidak. itu memang sifat tuan muda Rio. ia selalu bersikap tertutup dan menyendiri kepada orang lain." jawab angel.

"iya dia memang beda dengan tuan muda iyel dan cakka yg mau bergaul dengan semuanya. tuan muda alvin juga tapi tidak sesering tuan muda cakka dan iyel." tambah dea.

"iya tapi tadi saat dia tersenyum. ya tuhan itu pemandangan yg sangat langka dari wajah tuan muda Rio. sangat keren sekali." gumam angel

"benar sekali fy, kamu benar-benar beruntung! dia terlihat sangat lembut padamu dan tidak segan-segan untuk memberikan senyumannya untukmu."

"masa?"

"iya benar sekali."

'ternyata rio memberikan kesan menyendiri pada orang lain. apa dia tidak punya teman?' batin ify bertanya-tanya. lalu ia pulang kerumah karna tidak mau dimarahi oleh guru dansanya itu.


>>>>>>>>>>>>>>>

Part 11 : Jawaban Atas sikap Rio.

Nada itu berdenting halus, memantul lembut di dinding-dinding marmer berukir pahatan-pahatan seniman ternama, mahakarya yang membuat mereka tetap dikenang dunia bahkan setelah berabad-abad tersembunyi di balik pusara.
Alis cokelat itu bertemu dalam konsentrasi. Kaki dan pinggul bergerak kaku ke kanan dan ke kiri, frustrasi. Menginginkan tempo yang lebih cepat dan liar namun terperangkap dalam tuntutan untuk bersikap elegan. Berputar lambat. Dipaksa melangkah dengan akurasi dan presisi demi mengimbangi alunan piano yang mengiringi.

Nada lembut itu masih saja mengalun, menemani les gadis manis bersama guru barunya kali ini yang tengah berputar-putar di lantai dansa mansion besar di Vienna -panggung tempat menari waltz d.jerman-. Ada yg tau dansa waltz? yaa.. Dansa yang sekilas tampak anggun dan tak bercela, namun begitu dilihat dari dekat tampak gerakan yang tidak begitu serupa, tergesa-gesa, ditambah kerenyitan yang terkadang tampak tatkala jemari kaki tak berdosa menjadi korban pijakan yang salah sasaran. Gerakan dasar utama dari suatu waltz adalah suatu putaran penuh dengan dua tahap dan tiga langkah per tahap.

BRUKKK!!!

untuk kesekian kalinya ify terjatuh karna kesalahannya dalam melangkah cepat dengan mengikuti tempo piano yg terdengar sangat lambat. susah untuk mengaturnya. ia hanya bisa menghela napas berat. dari bangku penonton rio hanya bisa memperhatikan setiap kesalahan yg dilakukan ify sampai kesekian kalinya, sampai akhirnya guru yg ditugasi mengajari ify menghampirinya.

"maaf Tn. muda Rio anda bisa mencari orang lain saja, saya sudah tidak mampu untuk mengajarinya. permisi." begitu ucapan dari seorang guru professional dansa waltz kemudian ia pergi bersama sang pianisnya meninggalkan ify dan rio . ia angkat tangan untuk mengajari seorang tuan putri yg satu ini. karna sudah kesal ify melemparkan highheelsnya kearah guru tadi. tapi sayangnya guru yg tadi menajarkannya sudah pergi entah kemana. rio menatap ify sejenak tapi ify malah membuang mukanya. kemudian tanpa buang waktu rio mengambil highheels ify dan menghampiri ify di Vienna. ia menatap ify sekilas lalu tersenyum. ify menoleh.

"kenapa kamu tersenyum? apa kamu senang aku tidak bisa menari dengan menggunakan highheels ini?" tanya ify ketus.

"tidak. hanya kamu dan baru kamu orang pertama dari keluarga Umari yg membuat seorang guru professional angkat tangan dan pergi karna tidak mampu untuk mengajarimu." jawab rio sambil memandangi highheels ify yg berada ditangannya.

"kenapa? aku memang tidak bisa. aku bukan tuan putri. aku hanya gadis biasa. kalau kamu fikir aku akan meminta maaf pada guru itu kamu salah. aku tidak akan melakukannya. aku tidak bisa jika harus menari dengan gerakan seperti itu dengan menggunakan highheels ini. puas?" tanya ify emosi.

"apa kamu menyerah? bukankah orang miskin punya prinsip kuat untuk melakukan apapun? masa hanya karna menari menggunakan highheels kamu sudah menyerah? dimana semangat orang-orang miskin yg waktu itu pernah kamu tunjukkan padaku?" sindir rio dengan nada menantang.

"menyerah? itu tidak akan pernah ada dalam kamus hidupku. aku tidak akan menyerah apalagi hanya disuruh menari seperti tadi. lihat saja aku akan membuktikan padamu bahwa suatu saat nanti aku akan bisa menarikan dansa waltz didepan matamu!!" janji ify.

"baik. ku tunggu janjimu!" tantang rio. lalu ia memakaikan highheels yg sedari tadi ia pegang dikaki ify. ia memakaikannya dengan telaten. setelah selesai ia berdiri.

"sebelumnya kamu harus banyak belajar dulu tentang dansa waltz. baik untuk sekarang aku yg akan mengajarimu. ayo." gumam rio sambil mengulurkan tangannya dan sedikit membungkukkan badannya. ify masih diam terpaku dengan sifat tuan muda didepannya ini. apa yg sedang difikirkannya? kadang ia bisa menjadi malaikat, tapi terkadang ia juga bisa menjadi orang lain lagi. ify memandang rio sejenak. rio balas menatapnya dengan tatapan yg lembut yg baru ia perlihatkan lagi untuk IFY. ify menerima uluran tangan dari rio. perlahan ia mencoba berdiri, tetapi saat ia berdiri ify terpeleset, ify merem. hap! ify sukses jatuh dipelukan rio. pandangan ify dan rio menjadi satu, DEG! detakan jantung mereka berhenti sesaat. setelah beberapa detik, mereka sadar dan kembali keposisi semula. dengan rona-rona merah dipipi ify dan senyuman manis yg terukir dibibir rio.

"kamu sengaja!" gumam ify sambil mencoba mengatasi kesaltingannya

"masih untung ditolong! malah nyalahin lagi." jawab rio sambil dengan senyumannya.

"bukankah lebih baik jika kamu senyum seperti ini kalau dikampus?" tanya ify yg dari tadi melihat rio tersenyum. *tau kan kalo dia senyum gimana??*

"kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti itu?" tanya rio dengan nada khasnya yg 'cuek'. sekejap senyuman hilang dari raut wajah rio.

"tidak aku hanya dengar dari teman, kalau kamu memberikan kesan tertutup pada orang lain. apa kamu tidak punya teman dikampus?" tanya ify penasaran.

"tidak." jawab rio singkat

"diluar apa juga tidak punya teman baik?"

"tidak."

"ha? apa sejak kecil kamu gak punya teman?"

"tidak."

"apa kamu tidak merasa bosan? lagipula semua orang pasti membutuhkan teman."

"terkadang mempunyai teman malah merepotkan." jawab rio. "sudah ayo latihan." gumamnya sambil kembali membungkukkan badannya dan mengulurkan tangannya ify menerimanya.

ify masih menari dengan kaku. karna ia belum terbiasa. sampai akhirnya sampailah mereka dibagian yg membuat ify terjatuh kesekian kalinya. bagian dimana saat Rio untuk mengangkat ify dan membuat ify berputar melayang diudara. lalu masuk kebagian dimana saat ify diturunkan dan kemudian rio menyeretnya secara perlahan sambil kembali berputar, karna kembali teknik dasar dansa waltz adalah berputar penuh dengan dua tahap dan  tiga langkah per tahap.

ify berhasil kali ini ia menari dengan sangat luwes. lekukan tubuh indahnya menari bersama rio tapi tanpa diiringi alunan piano laggi karna kali in saat menari bersama rio dalam belajar malam ini mereka diiringi orkestra yg bahkan luar biasa lebih bagus dari  orkestra manapun. suara binatang malam yg senada membentuk suatu orkestra malam yg seakan menemani rio dan ify berdansa. tak dipungkiri pada saat ini ify maupun rio mereka sama-sama tidak bisa memungkiri tentang jantungnya yg terus berdetak kencang menahan perasaan yg bisa membuatnya bisa melakukan apapun untuk memberhentikan waktu agar tetap bisa berdansa sepanjang malam seperti saat ini.


****


Keesokan Paginya


Hari ini hari minggu. ify menggunakan waktu luangnya untuk bermain bersama kedua teman barunya. yap dea dan angel. mereka bilang bahwa mereka akan datang kerumah ify untuk bermain basket dengannya. ify tentu dengan sabar menunggu hari ini. karna sudah lama ia tak bermain basket setelah pindah kekeluarga Umari, karna dulu ify sangat suka bermain basket bersama agni tentunya. sahabat ify yg paling setia. cakka yg melihat ify sudah rapi dengan pakaian olahraganya dan bole basket ditangannya menghampirinya.

"apa mereka jadi datang?" tanya cakka saat berada disamping ify.

"tentu." jawab ify dengan senyuman manisnya.

"siapa temanmu? pria atau wanita?"

"tentu saja wanita."

"wah..kalau begitu bolehkah aku menemani kalian? aku juga sangat mahir dalam bermain basket, jadi bisa untuk mengajari kalian." cakka menawarkan dirinya.

"tidak usah. lagipula mereka sudah datang." jawab ify saat melihat 2 mobil memasuki pekarangan kediaman Umari. tapi raut sumringah diwajah ify berubah menjadi raut kekecewaaan seketika, karna kaget melihat pakaian yg dikenakan 2 orang teman barunya itu. cakka tak kalah kagetnya dengan ify.

"fy, apa mereka bisa bermain basket dengan baju seperti itu?" tanya cakka ragu. ya iyalah gimana gak, apa yg identik dengan bermain basket  selain bola besket yg menjadi obyek yg akan dimainkannya? yap tentu seragamnya. tapi setidaknya memaakai pakaian olahraga saja sudah cukup. tapi ini? pakaian olahraga aja gak masuk. apalagi seragam basket? kalian semua tau apa yg dikenakan angel dan dea? GAUN! ya gaun yg mereka kenakan. mereka pikir mau kepesta apa? yg ada belum sempat berebut bola udah jatuh duluan tuh gara-gara kesrimpet.

"aku tidak tahu. mungkin mereka membawa baju ganti." jawab ify dengan raut kekecewaan diwajahnya saat melihat angel dan dea berlari menghampiri mereka tanpa membawa tas yg ify fikir untuk membawa baju ganti.

"fy maaf ya, karna tahu kita ingin kerumahmu, jadi orangtua kita memaksa untuk ikut." angel meminta maaf.

"benar fy. tidak apa-apa kan?" tanya dea. ify hanya menggeleng dan tersenyum.

"pagi Tn. muda cakka pagi Nn. ify." sapa ayah angel ramah "kami sangat senang mengetahui anak kami berteman baik dengan Nn. ify. dan sebagai perkenalan, ini hadiah kecil untuk Nn." gumamnya sambil memberikan hadiah yg dimaksud.

'ha? hadiah kecil dari mana? kalau kotaknya cuman kaya kotak cincin sih bisa dimaklumin. nah ini? kotak cincin aja kaga. kotak buat kardus TV mungkin.' batin ify dan cakka yg sangat heran. lalu karna KEBETULAN Emp ada dirumah jadi mereka memutuskan untuk berbincang-bincang dengannya. sedangkan ify? ia hanya bisa memandang kecewa pada kedua teman barunya.

"ify apa temanmu bisa bermain basket dengan pakaian seperti ini?" tanya Emp yg sudah gerah dengan perlakuan orangtua dan teman baru ify ini.

"tentu bisaa.. ya kan dea angel?" tanya ibu angel. dea dan angel mengangguk dan langsung menghampiri ify yg berada didekat tangga.

"ayo fy, kita main basket." ajak dea.

"emm tidak usah aku jadi tidak enak badan." tolak ify "kalian berbincang-bincang saja..permisi." tambahnya dan pergi meninggalkan Emp dengan raut wajah yg penuh dengan kekecewaan. Emp hanya bisa memandang sedih terhadap cucunya itu. ify terus berjalan. tujuannya sekarang adalah kolam renang. ia merasa tenang bila ada disana. lalu sampai disana ia langsung melempar bola basketnya kedalam kolam. ia melampiaskan kekesalannya pada bola itu -sama kaya rio-.

"ish..mengapa mereka lebih memilih berbincang dengan kakek? apa enaknya sih berbincang dengan kakek? apa aku hanya dijadikan..."

"alat untuk bisa menemui Emp." potong seseorang dari samping ify. ify menoleh

"kamu tau?" tanya ify pada orang itu yg tak lain adalah rio.

"tentu saja. kamu hanya dijadikan alat untuk menemui Emp. mkanya sudah ku bilang jangan berteman dengan siapa pun. karna mereka tidak tulus padamu. dan kalau kamu fikir semua orang yg ingin berteman denganmu karna ketulusan hatinya kamu salah. itu tidak berlaku dikeluarga Umari. mereka hanya ingin menemui Emp dan bekerja sama denga Emp. taktik ini selalu digunakan untuk bisa masuk kekeluarga Umari. terutama oleh pengusaha-pengusaha yg ingin kekayaan Umari." jelas rio.

"tapi apa aku salah untuk ingin beteman? buklankah setiap orang normal pasti ingin mempunyai teman? bahkan ada pepatah yg bilang bahwa ' tidak mempunyai teman bagaikan hidup dipulau kosong '. hidup dipulau yg kosong akan menjadikan mereka menjadi makhluk aneh yg tidak mengerti perasaan orang lain karna dirinya sendiri pun tidak mempunyai hati." gumam ify emosi.

"apa sudah selesai kamu melampiaskan emosimu?"

"apa ini tujuan keluarga Umari untuk menghasilkan pewaris yg mejadi makhluk aneh tak punya hati? apa mereka ingin aku menikah dengan orang yang.....sudahlah percuma aku bilang seperti ini. pandangan kita berbeda."

"siapa sih yg ingin hidup dipulau kosong sendirian? bahkan sampai menjadikan dirinya menjadi makhluk aneh yg tidak punya hati?" tanya rio

"aku tidak bermaksud untuk....."

"aku mengerti. sebenarnya dulu aku mempunyai teman. ya kami teman yg sangat baik. namanya dayat. kami berteman sejak SD sampai SMA. saat diSMA kami mengikuti klub lari, dan dia selalu unggul dalam klub lari. karna dia sangat menyukai berlari bahkan dia lebih memilih mati jika tidak bisa berlari lagi." jelas rio memulai ceritanya.


>>>FLASHBACK : ON


"hey dengar yo, aku akan meraih impianku untuk menjadi pelari professional didunia." gumam dayat.

"bukankah ayahmu ingin kamu menjadi penerusnya?" tanya rio -masih SMA ni-.

"apa kamu akan menyerahkan impianmu begitu saja? itu tidak untukku yo. aku akan tetap memilih berlari. bahkan sudah kubilang bukan? bahwa aku lebih memilih untuk..."

"mati daripada tidak bisa berlari lagi." potong rio cepat yg sudah hafal dengan ucapan temannya itu.

"iya itu kamu tau. oiya aku dengar pertandingan lari kali ini akan didatangi pelatih lari dari luar, aku harus menunjukkan bahwa aku bisa menang dalam pertandingan kali ini. lihat saja. tentu kamu ikut kan yo?"

"tentu saja. dan aku janji bahwa aku akan mencoba mengalahkanmu dayat."

"silahkan saja. Tn. muda..hha.." mereka tertawa bersama. sampai akhirnya hari-H pun tiba. hari dimana awal konflik mengapa sikap rio berubah drastis terjadi.

peluit sudah dibunyikan dan semua peserta termasuk rio dan dayat berlari sekencang-kencangnya untuk memenangkan lomba itu, dan benar dugaan dayat bahwa ada pelatih dari luar yg akan mengamati mereka. rio dan dayat berada dalam 2 terdepan. tapi ketika akan mendekati garis finish tiba-tiba saja rio merasa aneh pada dayat seakan dayat memperlambat larinya untuk membiarkan rio yg memenangkan pertandingan kali ini. ya tidak disangka. Rio-lah yg memenangkan pertandingan kali ini, pertandingan yg tidak begitu penting untuk Rio tapi segalanya untuk dayat. tapi rio-lah yg menjadi pemenangnya. saat rio menoleh kedayat. baru kali ini dayat menatapnya dengan tatapan dingin.

"apa lagi? kalian sudah puas bukan? aku sudah MENGALAH darinya. dari Tn. muda Rio. aku sudah memperlambat lariku untuk membiarkannya MENANG! aku tidak MEMPERMALUKANNYA dalam pertandingan itu karna dia KALAH! aku membuatnya MENANG!! apa kalian puas sekarang?" tanya dayat emosi sambil membanting hpnya. saat ia menoleh kebelakang, disana sudah ada rio yg mendengar pembicaraannya dari tadi.

"apa anda mendengar semuanya?" tanya dayat

"kenapa? kenapa kamu mau untuk menerimanya?" tanya rio dengan nada kecewa.

"kenapa? kenapa kamu bilang? kami hanya keluarga miskin yg mempunyai satu perusahaan kecil, yg tidak punya apa-apa jika saham dari perusahaan Umari dicabut. kami akan bangkrut!!" jelas dayat.

"tapi kamu bilang sendiri bahwa kamu meraih impianmu tanpa memperdulikan perusahaan ayahmu. kenapa sekarang?"

"sudah kubilang kami perusahaan kecil dan jika aku tidak bersedia mengalah, kami akan bangkrut. dan jatuh miskin."

"tapi aku..."

"apa kamu masih tidak mengerti? bahwa uang bisa membeli segalanya? bahkan menjadikanmu sebagai juara?"

"aku..."

"selamat Tn. muda Rio anda berhasil mengalahkan saya dalam pertandingan ini!! dan keluarga Umari mengajarkan saya sesuatu bahwa uang bisa memberikan kepalsuan dan membeli kenyataan." jelas dayat sambil pergi meninggalkan rio sendirian yg sedang frustasi dengan dirinya sendiri. tidak menyangka kalau karna dirinya sendiri yg menghancurkan impian sahabat baiknya.


>>>FLASHBACK : OFF


"apa kamu tidak berusaha untuk menghubungi dia lagi?" tanya ify

"apa menurutmu kami masih bisa berteman dengan keadaan seperti ini?"

"tidak. tapi aku msih mengingat satu kalimat darimu kemarin."

"yg mana?"

"kamu bilang ' terkadang mempunyai teman malah merepotkan '. sebenarnya kamu bukannya tidak ingin mempunyai teman kan? tapi kamu takut menyakitinya kan? benar kan?"

"iya. makanya andai saja jika kita tidak bertemu disaat seperti ini, mungkin saja kita bisaa....." rio menggantungkan kalimatnya.

"mungkin kita bisa apa?"

"ya mungkin kita bisa berteman dengan baik. kamu jangan berfikir yg tidak-tidak dulu."

"siapa juga yg berfikir tidak-tidak? kefikiran untuk bertemu denganmu sja tidak pernah!" jawab ify sambil pergi meninggalkan rio.


****


Keesokan siangnya, taman Universitas de Cergy-Pontoise pulang sekolah


"aku mohon yel, bantu aku untuk membatalkan pertunangan palsu ini." gumam ify.

"apa? kamu ini kenapa sih fy? bukankah dari awal kita sudah sepakat untuk mempermainkannya?"

"tapi yel,, ku merasa bahwa dia sudah tidak menjengkelkan lagi..."

"ada apa sih? apa jangan-jangan kamu jatuh cinta dengan rio?" tanya iyel dengan nada menggoda. perlahan pipi ify memanas, dan rona-rona merah yg selama ini bersembunyi sudah tidak bisa bersembunyi lagi dan akhirnya muncul dipipi ify (?).

"eh? wajahmu memerah,, hha lucu sekali. ternyata kamu jatuh cinta pada orang yg sering membuatmu marah." iyel menggoda ify sambil mendekatkan wajahnya kewajah ify. dan pada saat itu rio datang dan melihatnya.

"ehm" rio mengagetkan ify dan iyel. Fiyel kembali kesikap awal.

"apa kamu mendengar sesuatu?" tanya ify

"apa ada yg seharusnya aku dengar?" tanya rio. "baik aku tidak mendengar sesuatu dan berpura-pura untuk tidak melihat apa yg tidak seharusnya kulihat tadi. aku kesini hanya ingin mengajakmu untuk fitting baju pengantin dibutik, apa kamu lupa?"

"ohiya aku lupa."

"ya gpp. atau kamu ingin iyel yg mengantarmu juga gpp. aku bersedia."

"tenang saja yo. aku tidak akan merebut tunangan saudaraku sendiri."

"oh sayang sekali. baik fy. mobilnya menunggumu didepan, kalau kamu sudah selesai kamu bisa kesana." lalu rio pergi meninggalkan ify dan iyel

"hha..rio menyuruhku untuk menyukaimu, tapi dia tak tahu bahwa tuan putri sudah jatuh cinta padanya..." goda iyel

"jangan sembarang bicara."

"ok. aku yg bicara sembarangan dan kamu tidak menyukai rio."

"ayolah yel, masalahnya aku dan rio sama-sama ingin membatalkan pertunanngan ini."

"oh masalahnya sama-sama ingin membatalkan pertunangan toh. tapi kamu melakukan ini agar dia tidak gelisah, sedangkan dia untuk dirinya sendiri. sungguh kisah cinta tragis untuk tuan putri sepertimu."

"sudahlah yel, aku janji akan mengmbalikan uangmu sekaligus dengan bunganya, tapi kita sama-sama bilang pada kakek kalau ini hanya rencana kita"

"apa? kalau masalah uang, aku bisa saja untuk menganggapnya lunas. tapi kalau bilang kekakek aku tidak akan ikut campur. sudahlah fy, lebih baik biarkan dulu seperti ini. karna jika kamu bilang yg sebenarnya pada kakek, rio pun akan tau dan mungkin dia akan membencimu karna ini rencanamu dan aku. fikirkan itu baik-baik ya fy. sudah ya aku ada kencan dah.." gumam iyel meninggalkan ify dengan sejuta kebimbangan dihatinya.


*****


ify dan rio sampai disebuah butik ternama. tanpa membuang waktu mereka langsung masuk kedalam dan mencoba baju pengantinnya. sampai didalam ify begitu terpesona melihat baju pengantin yg akan dicobanya. bagus sekali. sampai-sampai ia refleks memegang tangan rio.

"rio lihat. bajunya bagus sekali." gumam ify sambil memegang tangannya. rio menoleh, tapi bukan kearah yg dimaksud ify melainkan menoleh keorang yg memegang tangannya. ify yg saat itu sedang menoleh ke arah rio jadi salting sendiri.

"iya, sudah sana coba. jangan buang waktuku untuk menemanimu." gumam rio sambil menepis kesaltingannya. ify menurut dan mencoba satu persatu. berkali-kali ify mencoba bajunya karna tidak ada yg srek dihati rio *lah yg mau make siapa sih?*. sampai akhirnya percobaan terakhir, gaun panjang sampai mata kaki berwarna cream dengan renda-renda sederhana dibagian bawah membuat ify terlihat sangat cantik.

"bagaimana?" tanya pemilik butiknya. rio hanya tersenyum dan menataap ify yg sedang menunduk -ifynya udah kesel gara-gara gak ada yg cocok, makanya dia pasrah aja sama baju terakhir-.

"baju ini sangat cocok untuk warna kulit Nn. Alyssa. lagipula jahitan dibagian pinggangnya memberikan efek sedikit berisi pada tubuh Nn. Alyssa yg kurus. sangat cocok sekali. bagaimana menurutmu Nn. alyssa?" tanya pemilik butik sedangkan ify hanya mengangguk pasrah.

"bagaimana menurut Tn. muda Rio?"

"kamu terlihat sangat cantik fy." gumam rio "ya setidaknya sudah menjadi seorang angsa cantik, tidak seperti bebek jelek yg dulu."

"bisakah tidak menyindirku?" tanya ify tajam sambil menghampiri rio.

"kamu tidak bisa membedakan ya? aku itu memujimu."

"terima kasih." gumam ify sambil memberi penekanan pada ucapannya dengan tidak ikhlas dan lalu membalikkan badannya membelakangi rio.

'aku tidak bohong fy, sungguh kamu sangat cantik.' batin rio dalam hatinya tentunya. seperti ada kontak batin saat rio berbicara seperti itu, ify terlihat tersenyum dengan manis. lalu ify membalikkan badannya kearah rio. "terima kasih" gumam ify sambil tersenyum.

"hey apa kamu bisa mendengar ucapanku?" tanya rio heran.

"aku hanya mengulang ucapanku karna terdengar tidak ikhlas. memangnya kamu bilang apa?"

"ya.. aku emm... bilang kamu terlihat sangat cantik jika memakai gaun itu." gumam rio sambil menghampiri pemilik butiknya untuk mengkonsultasikan gaunnya.

"untuk sementara waktu kami pilih yg ini." gumam rio

"baik. kami akan membuatkan gaun yg sama seperti ini lagi, dan akan menambah aksesoris untuk menghiasi gaun ini. agar tidak terlihat kosong. jadi mungkin waktunya agak sedikit lama."

"tidak apa-apa. lebih lama malah lebih baik." jawab rio. ify yg sedang terbang kelangit ketujuh seakan langsung terjatuh karna mendengar ucapan rio tadi. 'ya benar memang lebih lama lebih baik' batin ify mengulang perkataan rio. setelah selesai mereka keluar dan rio langsung celingak-celinguk mencari mobil mereka. tapi yg dicari tak kelihatan.

"kamu mencari apa?" tanya ify

"dimana mobil kita?"

"oh.. aku kira kita akan lama didalam, jadi aku menyuruh paman sam untuk pulang." jawab ify enteng.

"hey Nn. Besar lantas kita pulang naik apa? jalan kaki?"

"hey Tn. Muda Besar, masih banyak kendaraan umum yg bisa kita naiki. ada angkot dll. jadi tidak perlu khawatir. ayo." gumam ify sambil berjalan mendului rio. rio mau tak mau mengikutinya.

"fy, kamu tidak membocorkan rahasiaku kalau aku mau pergi dari keluarga Umari kan?" tanya rio memecahkan keheningan.

"tentu saja tidak. aku kan sudah berjanji padamu."

"baguslah." jawab rio sambil tersenyum. ify membalasnya.

'eh ini adalah pertama kalinya aku jalan berdua dengan rio tanpa diawasi. apa orang-orang mungkin akan mengira kita sepasang....ah tidak..tidak mungkin fy. masa iya aku benar-benar jatuh cinta pada Tn. Muda Besar yg sombong ini?' batin ify. lalu ify terdiam menatap rio yg memasuki kawasan 'kontrakan'.

"hey bukankah kuliah masih 9 bulan lagi? tapi kamu sudah mencari-cari harga kontrakkan?" tanya ify

"iya. lama dikeluarga Umari membuatku menjadi tidak mengenal uang. aku harus mencarinya dan memperhitungkannya dari sekarang ini." jawab rio tenang.

"wah ternyata pemikiran Tn. muda ini realistis juga ya? hmm bagaimana kita rasakan secara nyata? ayo kita tanya-tanya."

"tidak usah."

"ayolah. bertanya dan melihat-lihat saja tidak butuh uang kan?" tanya ify sambil menarik tangan rio. mereka memasuki sebuah kontrakkan dan bertanya kepada sang pemiliknya.

"silahkan kalian lihat-lihat dulu. disini kawasannya sangat bagus lagipula dekat dengan halte. jika berniat bilang saja padaku. aku tinggal dulu. permisi."

"aku tidak mungkin menyewa rumah seperti ini fy, harganya terlalu mahal per bulannya. aku akan mencari rumah yg sesuai dengan kemampuanku."

"ehm..setelah pergi dari keluarga Umari apa kamu punya tujuan? cita-citamu mungkin?" tanya ify penasaran.

"tentu ada. coba tebak." tantang rio sambil melihat-lihat.

"menjadi aktor?"

"salah."

"membentuk band?"

"salah."

"penyanyi solo? pengawas binatang? ahli purbakala? guru? dokter?" tanya ify bertubi-tubi.

"salah. coba tebak lagi."

"ah..atau jangan-jangan kamu ingin menjadi....astronot?"

"hey..kamu terlalu banyak menonton film."

"bukan. aku kira penerus grup Umari mempunyai cita-cita yg istimewa."

"hmph.. sales." jawab rio yg sukses membuat ify melongo. begitu banyak cita-cita tapi dia hanya ingin menjadi 'sales'?

"ha? sales? yg menawarkan barang itu?" tanya ify tidak percaya.

"tentu. yg paling mudah dan penuh tantangan. sales."

"yo, pernah gak kamu berfikir akan menjadi pegawai kecil terus menerus sepanjang hidup?"

"pernah."

"apa tanggapanmu?"

"aku malah senang. karna bagaimanapun juga itu hasil keringatku sendiri. tidak peduli aku akan dicaci, direndahkan atau apapun. yg terpenting saat itu adalah apakah aku mampu menghidupi hidupku sendiri? dan untuk mengukur sampai manakah batas kemampuanku?" jawa rio diplomatis.

"apa cita-citamu selain menjadi seorang sales?"

"ya kalau sukses nanti aku akan membeli rumah tentunya. hmm mungkin dengan seorang istri disampingku." gumam rio sambil memejamkan matanya. ify hanya bisa berdecak kagum memandang rio dan apa yg ada dikhayalannya.

"tapi tentu saja, itu tidak bisa terwujud jika pertunangan itu tidak dibatalkan.." gumam rio saat menoleh ke arah ify yg sedang menatapnya. ify yg ditatap balik oleh rio menjadi salting dan membuang mukanya. "maka dari itu bagaimanapun caranya pertunangan itu harus dibatalkan. ya kan?"

"emm ..hmm" jawab ify gugup sambil menganggukan kepalanya.

"disatu sisi kita adalah seorang teman tapi disisi lain kita adalah saingan. jadi sangat tidak mungkin untuk kita melakukan tunangan itu dan menjadi......."

bersambung..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar