Kamis, 28 April 2011

Romantic Princess Part 14

KREEEKK!!!

Dari arah pintu terdengar suara. Suara itu begitu terdengar jelas ditelinga ify. Ia sangat gelisah mendengar pintu itu terbuka. Siapa yg datang? Apakah pencuri? Mafia? Atau hanya suruhan kakek? Apa yg harus dilakukannya? Ify mencoba bersembunyi.

“ah tidak ada gunanya aku bersembunyi. Lebih baik aku pukul sampai pingsan dulu siapapun orangnya.” Gumamnya sambil mengambil sapu dan bersiap memukul siapapun dari balik tangga.

Pintu itu kini sudah terbuka dengan lebar. Orang yg membukanya masuk dan tidak melihat ify yg sedang berdiri sambil memegang sapu dibalik tangga. Dan saat dia melangkahkan kakinya lagi..

BRUKKKK!!!

Ify memukul pria itu dengan sapunya. Topi dan kacamata yg digunakan untuk menutupi dirinya agar tidak dikenali banyak orang terjatuh. Sakit. Satu kata yg dirasakan pria itu saat ini. Pria itu memandang aneh pada ify. Ify pun begitu.

“eh? Kamu?!!” gumam ify.

->>>

Part 14: Semuanya Terbongkar.

“eh kamu?!!” gumam mereka bersamaan.

“maaf rio, aku tidak bermaksud.” Tambah ify.

Pemuda yg tak lain rio itu masih memandang ify dengan tatapan heran. Akhirnya ify membantu mengobati luka yg tadi disebabkan oleh pukulannya.

“maaf, aku tidak bermaksud.” Gumam ify sambil menunduk.

“tidak apa-apa. Kamu memang seharusnya melindundi diri sendiri. Tapi apa harus begitu kuat pukulanmu?” tanya rio sedikit masih dengan memegang pipinya.

“ah aku minta maaf. Apa masih sakit?” tanya ify sambil kembali memegang pipi rio. Tak diduga rio masih memegang pipinya jadi tidak sengaja tangan ify menyentuh tangan rio selang beberapa detik mereka saling bertatap mata. Dan seakan waktu berhenti begitu saja. Ify dan rio yg sadar langsung kembali ke posisi semula dengan kesaltingannya masing-masing.

“kenapa kamu minggat? Apa kamu tidak tahu kalau Emp marah besar?” tanya ify memecahkan keheningan.

“aku tahu.”

“yo, bagaimana kalau kita melarikan diri sekarang saja?”

“kurasa kalau sekarang kita tidak akan bisa karna pasti Emp akan menemukan kita, lagipula apa kamu tidak ingin bertemu dengan orang tuamu lagi fy? Mungkin saja Emp bisa menyuruh orangtuamu ketempat yg lebih jauh lagi. Jadi aku tidak mau repot lagi.”

“apa aku begitu merepotkan?”

“bukan begitu. Tapi aku tidak ingin kamu yg menerima akibatnya demi aku.”

“eh apa kamu mencemaskan ku?”

“tidak.”

“kalau tidak kenapa kamu sampai mencariku dan berada disini?”

“aku hanya memastikan kalau kamu tidak minggat karna aku.”

“benarkah?” tanya ify dengan nada menggoda. Rio tidak menanggapinya dan malah membelakanginya.

“eh aku pinjam ponselmu.” Gumam ify sambil menadahkan tangannya.

Rio memberikan ponselnya ketangan ify “untuk apa?” tanyanya.

“tidak. aku hanya ingin memastikan apa kamu masih menyimpan fotoku bersama iyel.” Gumam ify sambil mengotak-atik ponsel rio.

“hey, hey kembalikan..kembalikan.” gumam rio sambil mengejar ify yg berlari.

‘eh ternyata sudah dihapus?’ batin ify.

“kembalikan.” Gumam rio masih mengejar kaki ify. Lalu saat masih mengejar ify kaki rio terjegal kaki meja didepannya, ia jatuh. Ify yg berada didepan rio dengan jarak yg tak begitu jauh pun ikut terjatuh juga. Jadilah rio berada diatas tubuh ify.

‘ify kamu sungguh cantik sekali.’ Batin rio.

‘yo, apa kamu tidak bisa mengetahui perasaanku saat ini?’ tanya ify.

Sejenak mereka masih terdiam dengan posisi seperti itu. Tak lama kemudian dari arah luar terpancar cahaya yg membuat ify maupun rio menutup matanya karna silau. Sampai akhirnya suara yg ia kenal berbicara.

“tolong kepada penghuni rumah yg berada didalam. Kalau kalian adalah orang yg kami cari cepat keluar, atau kami akan dobrak pintu ini. Bolehkah kami masuk sekarang atau kalian yg akan keluar sekarang?” tanya manager mangare dari luar.

Diluar ramai sekali dengan beberapa infotainment dan penghuni-penghuni rumah yg lain. Akhirnya dengan malu yg amat sangat terlihat jelas dari wajah mereka, ify dan rio memberanikan diri untuk keluar dari rumah itu dan menuju mobil Emp. Banyak wartawan yg mendekat tapi tidak dihiraukan rio.

***

Keesokan harinya

“kenapa kamu terlihat murung?” tanya pria tampan sambil menghampiri gadis cantik yg sedang melamun memikirkan sesuatu.

“tidak apa-apa.”

“hey beritamu itu sudah masuk tv loh. Kenapa kamu tidak mengangkat tangan saja saat keluar dan mengatakan ‘hey aku tidak bersalah’.” Ejek pria itu yg tak lain adalah iyel.

“ah apa sih. Aku tidak melakukan apa-apa malah seperti maling yg tertangkap basah.”

“hha..hey apa tidak ada kemajuan?”

“apa maksudmu?”

“apa tidak terjadi sesuatu diantara kalian?”

“tidak ada.”

“masa. Tapi dari kelihatannya kalian sama-sama malu saat keluar dari rumah itu. Mungkin saja rio sudahbisa menerimamu dan menjadi penerus Emp. Apa sebaiknya tidak kamu tanyakan lagi?”

“kurang kerjaan.”

“kamu memang sudah bekerja dengan baik. Ini.” Gumamnya sambil memberikan ify cek yg berisi 2,5 juta.

“apa ini?” tanya ify heran “aku kan tidak melakukan apa-apa.”

“hilangnya kamu dan rio sudah membuatku puas akan semuanya. Aku senang melihat rio seperti itu. Sudahlah jadi terima saja.” Jelas iyel.

“apa? aku tidak mau.”

“ayolah. Perjanjian adalah perjanjian. Aku sudah berjanji untuk memberikan sisanya.”

“tidak usah. Lupakan saja perjanjian itu. Aku tidak mau menerimanya.”

“sudahlah terima saja. Reaksi rio sama dengan harga ini.” Gumamnya sambil memberikan cek itu  ketangan ify.

“iyel  aku tidak mau menerimanya dan tidak mau melanjutkan perjanjian ini. Anggap saja tidak ada yg terjadi antara kita.” Gumam ify sambil mengembalikan cek itu ketangan iyel. Bersamaan dengan itu rio sudah berdiri dihadapan mereka dengan raut wajah kekecewaan yg sangat mendalam.

“apa? Apa maksud semua ini? Perjanjian apa?” tanya rio dengan nada yg jelas terdengar kecewa. Ify dan iyel yg mendengar sontak langsung melepaskan cek yg berada ditangannya dan cek itupun jatuh ketanah.

Ify hanya bisa menundukkan kepalanya ia tidak berani menatap mata tajam rio yg kini menatap lurus kematanya.

“baik. Aku sudah tidak ingin membohongimu lagi. Aku dan ify membuat perjanjian untuk mempermainkanmu. Aku yg menyruhnya.” Jelas iyel sambil mendekati rio.

“apa kamu menerima uang iyel dan mempermainkanku demi melihat perlawananku? Demi melihat ekspresiku dipesta pertunangan? tanya rio sambil mendekati ify.

“maaf.” Kata itulah yg hanya bisa ify ucapkan sekarang  ini. Dia msih menundukkan kepalanya.

“hmmph maaf? Apa hany itu yg bisa kau katakan?” sindir rio dan langsung bergegas pergi meninggalkannya tetapi berhasil ditahan iyel.

“jangan salahkan ify. Aku yg memaksanya.” Jawab iyel.

“untuk apa melakukan ini yel?”

“aku hanya ingin melihatmu peduli dengan keadaan sekitar, dengan semuanya yg terjadi saat ini. Termasuk jebakanku.” Jelas iyel penuh emosi.

“aku peduli atau tidak itu bukan urusanmu.”

“sudahlah kau boleh marah sekarang. Lepaskan topengmu. Luapkan emosimu.”

“apa urusanmu?”

“karna aku sudah cukup muak dengan sikapmu yg selalu tidak terbuka. Kau tidak ingin menjadi penerus Emp. Sudah lama kau hidup dikeluarga Umari bersama ku dan yg lain. Sedikit demi sedikit aku sudah memahamimu kalau kamu ingin pergi dari sini. Dan kau menyukai Tn. Putri.”

“cukup” bentak rio.

“sudah. Jangan bertengkar lagi. Rio maaf. Aku tidak bermaksud untuk melukaimu.” Gumam ify.

“maaf? Pantas saja kamu tidak ingin membatalkan pertunangan ini, karna kamu mengharapkan imbalan kan?” tanya rio sinis. “aku tidak percaya semua ini. Ternyata kamu itu memang luarnya saja yg polos tapi karna uangpun kamu rela melakukan apapun termasuk mempermainkanku. Hmmph. Satu lagi orang yg berubah hanya karna uang. Mungkin ini alasan kenapa aku ingin pergi dari sini.” Sinisnya sambil berlalu meninggalkan iyel dan ify.

***

Earthly Paradise

“kak, sudahlah jangan seperti ini. Tidak baik sesama saudara kita bertengkar.” Tanggap cakka setelah mendengar curhatan rio.

“ayolah ka. Mungkin ini hanya karna ify ingin pergi dari sini. Tidak bermaksud untuk melukaimu.”

“tapi tetap saja dia melakukannya dan menerima uang iyel.”

“ayolah ka.” Lalu iyel dan alvin tiba-tiba masuk dan sedikit mendengar pembicaraan mereka.

“rio aku ingin minta maaf padamu.” Rio menoleh kearah suara. Tanpa basa-basi lagi, dia beranjak dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan semuanya. Iyel menahannya.

“aku minta maaf padamu. Aku tau aku salah. Tapi ini tidak ada hubungannya dengan ify. Kau tidak seharusnya marah padanya. Aku melakukan ini hanya karna keusilanku. Jadi aku minta maaf padamu.” Setelah mendengar penjelasan dari iyel rio langsung pergi meninggalkan semuanya.

“hey ka..” panggil cakka sambil pergi menyusul rio.

“aku belum pernah melihat rio semarah itu.” Tanggap alvin.

“iya. Aku yakin dia marah bukan karna ify membatalkan pertunangannya, tapi karna ify membuat perjanjian denganku.” Jawab iyel.

“sudah kuduga semua ini berhubungan dengan Tn. Putri. Memang dari awal semenjak dia datang semuanya jadi kacau. Termasuk sekarang, dia merusak hubungan persaudaraan kita. Aku sudah tidak tahan lagi.” Gumam alvin sambil pergi meninggalkan iyel sendirian. Iyel yg punya firasat tidak enak akhirnya menyusul alvin.

***

“agni sudah tidur belum ya?” gumam gadis manis yg sedang duduk di sofa kesayangannya. “lebih baik aku telvon dulu.”

“halo, agni apa kamu sudah tidur?” tanya ify ketika telvon sudah diangkat.

“ify ini bibi.”

“oh bibi. Apa agni sudah tidur?”

“iya fy, agni sudah tidur. Apa ada yg penting? Nanti bibi bangunkan.”

“tidak, tidak usah. Jangan bangunkan agni. Nanti aku telvon lagi. Yasudah makasih bibi.”

Tuut..tuut..tut. telvon ditutup. Ify jadi bingung sendiri ingin berbagi dengan siapa. Kalau dia menelvon orantuanya nanti pasti akan mengganggu.

“hah..aku bodoh sekali. Kenapa aku menerima uang dari iyel dan melakukan hal menyebalkan ini?” tanya ify pada dirinya sendiri untuk kesekian kalinya.


‘ada apa denganku? Kenapa aku marah? Apa yg mnyebabkan aku tidak bisa mengendalikan emosiku seperti ini? Apa aku marah karna ify mempermainkanku? Atau aku marah karna aku menyukainya? Ah..tidak boleh. Aku tidak boleh menyukainya.’ Batin seorang cowok manis yg sedang duduk melamun dikamarnya.


Alvin masuk kekamar ify dengan tergesa-gesa.

“ada apa?”

“ada apa? Kau masih bisa bertanya ada apa? Apa kau tidak merasa bersalah sedikit pun? Dimana perasaanmu sebagai seorang wanita yg selalu mempunyai sisi lembut? Ha? Kau sudah menghancurkan persahabatan antara sesama saudara mengerti?” tanya alvin emosi. Kemudian alvin siap untuk melayangkan tangannya kepipi mulus ify, tapi ada yg menahannya.

“heh alvin. Kamu tidak boleh menamparnya.” Tegas orang itu.

“kenapa? Aku benar melakukan itu karna dia sudah merusak persahabatan diantara kita terutama kau dan rio yel.”

“Alvin jangan bicara seperti itu!” bentak iyel.

“sudah tidak apa-apa. Aku memang salah. Dan alvin memang benar. Aku menerima uang darimu karna dari awal aku hanya ingin pergi dari sini.”

“kalau begitu cepat pergilah.” Suruh alvin.

“alvin.”

“cukup yel. Aku gpp.” Gumam ify sambil pergi meninggalkan iyel dan alvin.

“sekali lagi kau melakukannya, aku tidak akan memaafkanmu.” Gumam iyel sambil menyusul ify.

“ify.” Panggil iyel sambil menahan tangan ify.

“biarkan aku sendiri dulu.” Gumam ify pelan tapi tegas. Perlahan iyel melepaskan tangannya dan membiarkan ify berlari ketempat yg ia ingin tuju. Iyel diam. Lalu sejenak kemudian ia masuk kekamar yg keberadaannya tepat didepan kamar ify. Yap itu kamar rio.

“hey mario. Apa kau tidak peduli dengan keadaan didepan kamarmu?” tanya iyel pada rio yg sedang duduk melamun dikamarnya.

“ada apa? Apa aku harus ikut campur dengan urusanmu dengannya?”

“ada apa denganmu sih? Kenapa kamu lebih memntingkan image Tn. Muda yg cool itu?”

“..” rio tidak menanggapinya. Ia hanya diam saja.

“baik. Pertahankan saja image Tn. Muda yg coolmu itu. Dan untuk ify, biarkan aku saja yg membuatnya bahagia. Jangan menyesal rio.”

“kalau kau menyukainya bilang saja. Jangan melapiaskan padaku yel.” Gumam rio.

“kau benar-benar menyebalkan! Aku tidak tau kenapa ify bisa suka padamu.” Tanggap iyel sambil pergi meninggalkan rio.


***

‘apa yg harus kulakukan sekarang? Rio benar-benar marah padaku, sampai bertatap muka saja dia tidak mau.’ Batin ify sambil melihat foto besar yg terpampang diruang tamu keluarga Umari. Lalu ia melirik kamar yg ada disebelahnya, dan dengan penasaran ify memasukinya.

Ia melihat-lihat yg ada dikamar itu. Kamar yg cukup megah. Didalamnya ada double-bed, bersprei biru dengan motif bunga-bunga, disebelah kirinya ada sofa yg superempuk. Disebelah kanannya ada box bayi yg masih cukup terawat rapi dan juga meja kecil diatasnya terdapat foto-foto ify beserta ayah dan ibunya. Didepan sofa bertengger dengan gagah sebuah TV flat ukuran 34 inch berikut DVD/VCD/CD player dan mini compo. Disekeliling sofa dan tempat tidur tergelar permadani yg kalau diinjak kakimu akan tenggelam beberrapa senti saking tebalnya. Dibagian kanan dari sofa ada pintu menuju kamar mandi. Dan dibagian kirinya ada pintu juga menuju tempat lemari pakaian beserta aksesorisnya. dan tak lupa foto ayah dan ibu ify yg terpajang rapih diatas sofa. Ify menatap kesekeliling.

‘ternyata ini kamar kedua orang tuaku. Dulu ketika aku masih kecil aku tinggal disini, dibox bayi ini bersama mereka. Kakek pun masih merawatnya sampai sekarang.’ Batin ify sambil menghampiri box bayi itu.

Lalu ia menatap foto yg terpajang diatas sofa, “ayah, ibu apa yg harus kulakukan?” tanya ify. Berharap dengan pertanyaannya ayah maupun ibunya bisa mendengar dan menjawabnya. Tapi itu hanya khayalan ify.

Kemudian ia duduk didouble-bed bermotif bunga-bunga itu. Sambil menceritakan semuanya. Ia lega setelah menceritakannya pada kedua orangtuanya. Tapi tetap masih ada satu hal yg mengganjal hatinya. Ify memutuskan untuk meluruskannya dan menjelaskannya lagi pada rio. Ify menuju kekamar rio. Ia mengetuk pintunya dan keluarlah rio.

“rio aku minta maaf padamu. Awalnya aku hanya ingin melunasi hutangku dan pergi dari sini tanpa mempedulikan apapun. Tapi semenjak mengenalmu dan impianmu aku jadi mengerti semuanya, aku menyesal dan aku pun berusaha untuk membatalkan pertunangan ini dan mengembalikan uangnya pada iyel walau rasanya sulit sekali. Tapi aku sudah berusaha. Jadi aku minta maaf padamu.” Gumam ify sambil membungkuk dihadapan rio.

“jangan membungkuk didepanku.” Gumam rio, ify kembali bersikap seperti biasa. “jadi apa tujuanmu kesini?” tanya rio ketus terlihat sekali kalau dia masih marah.

“mau sampai kapan kamu marah seperti ini sih?”

“mengapa semuanya menanyaiku dengan pertanyaan itu? Apa aku tidak boleh marah dengan diriku sendiri?” tanya rio balik.

“kamu ini kenapa sih? Aku mohon jangan pergi dariku, jangan menghiraukanku seakan aku tidak ada dihadapanmu. Kamu boleh membentakku, kamu boleh menertawakanku. Kalau kamu marah padaku katakanlah saja. Jangan seperti ini.”

“sudahlah sebenarnya apa tujuanmu berbicara?” tanya rio to the point.

“aku...” gantung ify ‘aku menyukaimu.’ Tambahnya dalam hati karna tidak mungkin jika ia mengungkapkannya.

“kalau tidak ada lagi keluarlah.” Gumam rio sambil membalikkan badannya.

“aku tidak percaya kalau kamu tidak tahu apa yg ingin aku katakan. Apa kamu tidak bisa merasakannya sendiri? Apa aku harus mengatakannya? Kenapa? Kenapa kamu tidak bisa mengerti? Aku sudah berani mengungkapkan emosi dan perasaanku, tapi kenapa denganmu? Kenapa kamu tidak pernah mengungkapkan emosi dan perasaanmu?” tanya ify bertubi-tubi. Kini emosinya sudah tak terbendung lagi. Lalu pergi meninggalkan rio.

‘ify maaf. Aku memang pengecut yg tidak berani mengungkapkan perasaanku. Aku mengerti karna aku juga merasakannya. Tapi kali ini aku tidak boleh menyukaimu. Tidak boleh.’ Batin rio sambil masuk kekamarnya.

***

Keesokan Harinya

Sudah beberapa hari semenjak pertunangan ify maupun rio dkk tidak masuk kuliah. Mereka masih sibuk dengan fikirannya masing-masing. Seperti pagi ini, ify hanya bisa diam dikamarnya. Iyel masuk pun ify tidak menghiraukannya.

“pagi.” Sapa iyel. Ify hanya membalas dengan senyuman.

“kamu kenapa? Apa lagi tidak senang?” tanya iyel.

“...” ify masih bungkam.

“kalau begitu ikut aku.” Ajak iyel. Ify yg tidak tau apa-apa hanya diam saja.

Iyel mengajak ify keruangan presentasi. Disana terdapat layar monitor besar dengan tempat duduk beserta mikrofon disetiap tempat duduk. Iyel menyuruh ify duduk disalah satu kursi yg paling depan. Ify menurut. Lalu iyel menekan tombol berwarna hijau.

“liat saja. Kalau ingin berkomunikasi cukup bicara lewat mikrofon yg ada didepanmu saja. Nikmatilah. Aku tunggu diluar.” Gumam iyel sambil pergi keluar.

Tak lama kemudian layar monitor itu menyala. Dari sana terlihat jelas sosok yg sangat ify rindukan. Ayah dan Ibunya yg kini sedang berada jauh darinya. Rasa kangennya terobati. Awalnya ify ingin menceritakan masalahnya, tapi karna takut kedua orangtuanya mencemaskannya akhirnya ify mengurungkan niatnya. Ia hany bercerita tentang hal-hal yg menyenangkan saja agar terlihat kalau ify tidak punya masalah dan baik-baik saja. Padahal sejuta masalah sedang melandanya.

Setelah puas melepas kerinduannya. Ify keluar menghampiri iyel dengan senyuman manis yg terukir dari bibir mungilnya.

“bagaimana?”

“aku senang sekali yel. Akhirnya aku bisa berbicara lagi dengan mereka. Terima kasih.”

“sudah kubilang jangan berterima kasih padaku, karna kalau kamu berterima kasih padaku itu takkan ada habisnya.”

Ify hanya tertawa kecil.

“oiya, aku sudah melakukan transaksi dengan pilot Emp. Dan dia bersedia untuk mengantarkanmu kenoszta. Jadi kamu bisa lebih melepas rindu terhadap kedua orangtuamu. Urusan cuti kuliahmu aku yg akan mengatur dan Emp aku juga yg akan bertanggung jawab.” Jelas iyel.

“apa tidak apa-apa?”

“tentu. Kamu hanya pulang pergi selama 2 hari. Anggap saja kamu merefreshingkan otakmu. Sekarang kita pergi ketempat pilotnya dan melakukan kesepakatan dulu. Ayo.” Ajak iyel sambil menggandeng tangan ify menuju mobilnya.

Sampai dimobil ify masih diam.

“kamu kenapa?”

“yel menurutku tidak usah pergi kesana.”

“loh ada apa?”

“karna jika aku pergi sekarang pasti mereka akan mencemaskanku dan bertanya ada apa yg terjadi sampai aku menemui mereka? Dan pasti kalau sudah bertemu mereka aku tidak ingin kembali kesini lagi.” Jawab ify.

“apa kamu yakin?” ify mengangguk.

“baik kita pergi makan.” Gumam iyel sambil melajukan mobilnya.

bersambung..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar