Kamis, 28 April 2011

Romantic Princess Part 6

Di Dalam Mobil

 ‘ih gag tau basa-basi apa? Dasar masa yang kaya gini dibilang calon pewaris terbaik?’ batin ify.. hmm udah tau kan itu siapa? Yap itu Rio,, jadi Emp tuh nyuruh Rio nemenin ify kemanapun kalau ify mau pergi.. ya intinya sih biar mereka tambah deket. Tapi itu malah bikin ify jengkel..
“loh?! Kenapa aku yang memohon padamu?” tanya ify
“bukannya begitu?” balas rio       
“tentu saja bukan.” Jawab ify ketus
“baiklah.” Jawab rio singkat “Paman sam kita kembali kerumah, kita gag jadi pergi.” Lanjutnya
“ehh.. paman sam lanjutkan aku tidak berniat untuk pulang.” Bantah ify “hmm.. baiklah anggap saja aku memohon padamu. Terima kasih telah bersedia menemaniku mengunjungi orang tuaku.” Lanjut ify
“hmph.. ngomong gitu aja repot.” Sindir rio

Mau tau kelanjutannya pasti khan? Hehe langsung baca aja yah..

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>


                Di Dalam Rumah Orangtua Ify


“hmm begini tidak bisa tidak seru jika berebut makanan hanya bertiga ..” gumam ify yang merasa tidak enak. “hey bagaimana kalau kau juga ikut Yo?” tanya ify kemudian.
“aku?” tanya Rio heran.
“iya cepat..” suruh bu winda
“ini tradisi rumah kami (?). Jangan merusak.” Tambah pak dutha
“pegang garpu..” aba-aba ify. ‘satu..dua.. dan ti...’ belum sampai hitungan ketiga makanan terakhir itu habis dimakan oleh Rio yang dari tadi tidak mengerti apa yang dimaksud keluarga ify. ‘huhh memang orang kaya tidak tau tradisi keluarga miskin.’ Batin ify.

<skip>


>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>


                Di Kediaman Umari


“Emp, Tn. Muda Rio dan Nn. Ify sudah meninggalkan keluarga Dutha. Tapi mereka sudah makan. Jadi apa kau mau makan dulu? Aku akan suruh orang dapur hangatkan makanannya.” Lapor manajer mangare.
“bersihkan meja!!” perintah Emp dengan nada keras. Lalu pergi meninggalkan ruang makan.
Biarin aja Emp.a kita lihat ify dulu yah? Lanjut


>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>


                Di Dalam Mobil


“iya ibu. Kau tidak perlu mencemaskanku. Mereka sangat menjagaku dan baik padaku. Apa? Ibu jangan sembarangan bicara. Aku tidak mungkin pacaran dengannya. Sudah ya.. sekian dulu. Nanti pasti aku telvon lagi. Assalammualaikum.” Gumam ify menyudahi telvonnya dengan ibunya. Dari tadi sebenarnya ify sudah merasa diperhatikan, benar saja dari tadi setelah pulang dari rumah orangtua ify Rio memperhatikannya.
“kenapa? Ada yang aneh?” tanya ify yang tak tahan diperhatikan seperti itu.
“tadi ibumu pasti mengungkit aku?” tanya Rio dengan gayanya.
“...” ify hanya diam.
‘anak ini mempunyai keluarga yang sangat didambakan orang lain. Keluarga yang nyaman dan hangat. Yang tidak bisa dibeli dengan kekayaan apapun. Dan termasuk dia juga begitu membuatku.... apa yang ku fikirkan? Gag! Kita gag mungkin bersama. Jangan fikir lagi.’ Batin Rio sambil memejamkan matanya. Ify yang memperhatikannya merasa sedikit aneh dan memberanikan diri untuk bertanya.
“apa yang kau fikirkan?” tanya ify.
“tidak apa-apa.” Jawab Rio.
“keluargaku nyaman bukan?” tanya ify lagi.
“eh? Apa kau bisa mendengar apa yang aku fikirkan?” Rio balik bertanya. Ify kembali diam.
Mereka sampai juga di kediaman Umari. Sesampainya disana mereka kembali kekamar masing-masing. Tentunya rio mengantarkan ify dulu kekamarnya.
“besok apa kau mau mengantarkan aku lagi?” tanya ify sebelum masuk kekamar.
“boleh..” jawab Rio singkat.
“terima kasih.” Ucap ify yang hanya dibalas seulas senyuman manis dari Rio.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>


>>>KEESOKAN HARINYA<<<

        Rio menepati janjinya. Pagi-pagi sekali ify dan Rio tentunya berangkat menuju rumah orangtuanya.

                Di Ruang Makan

“kenapa tidak sediakan alat makan untuk Lyssa?” tanya Emp saat memasuki Ruang makan dan melihat meja cucu kesayangnannya tidak tersedia alat makan.
“tadi pagi Nn. Dan Tn. Muda Rio sudah pergi kekeluarga Dutha. Dan mungkin tidak bisa menemanimu makan siang lagi.” Jawab manajer mangare.
“pergi lagi? Sebenarnya dia mau pulang berapa kali?” tanya Emp
“perlu excel jemput Nn. Pulang?” tanya manajer mangare.
“tidak usah. Masalahnya bukan padanya.” Jawab Emp.
“maksudmu?”
“Excel” panggil Emp.
“iya.”
“angsa beda dengan bebek kan?” tanya Emp.
“iya. Emp.”
“menurutmu apa angsa boleh bermain dengan bebek?”
“hmm.. baik Emp. Aku mengerti.”

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>


                Di Perusahaan Umari


“hey dutha. Belakangan ini saat makan siang kau sering tambah nasi dan sayur. Dan kali ini pake bistik.” Gumam pak Chiko teman kerja pak dutha.
“bukan hanya itu. Kemarin aku melihat dia beli handphone 3G baru. Sekali beli 2.” Tambah pak tony temannya juga. “buat semuanya mau dengar gossip yang lenih heboh?” lanjutnya.
“masih ada yang lebih heboh?” tanya bu Erna.
“aku dengar Emp grup Umari sudah menemukan cucunya.” Kata pak Tony pelan.
“cucunya yang hilang selama 17 tahun itu?” tanya pak Chiko.
“iya. Yang diculik penculik itu.” Jawab pak Tony.
“sungguh mengejutkan. Eh, gadis itu pasti gila, mendadak jadi keluarga Umari.” Gumam pak Chiko.
“hmm..keluarganya yang hampir gila, bagaikan mimpi.” Gumam pak dutha tanpa sadar. Teman-teman kerja pak dutha menatapnya dengan tatapan bingung. ‘apa maksudnya?’ ‘emanknya dia merasakan?’ atau ‘tau dari mana dia?’ itulah batin teman-teman pak dutha. Pak dutha yang merasa di perhatikan tersadar. ‘aduh apa yang kukatakan tadi yah?’ batin pak dutha.
“ehmm kenapa? Ya maksudku alangkah baiknya jika aku yang bernasib seperti itu.” Gumam pak dutha
“iya.. inilah yang mendadak kaya yang dimaksud.” Gumam pak chiko.
“hey dutha..” panggil seseorang.
“eh pak kepala bagian ada apa?” tanya pak dutha pada ‘kepala bagian’ itu.
“Emp ingin bertemu denganmu. Ikut aku.” Jawab kepala bagian itu.


>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>


“mungkin ini pertemuan pertama kita.” Emp memulai pembicaraan.
“ya pak komisaris. Aku masih belum berterima kasih padamu. Kata ify...”
“aku ingin bertanya padamu.” Potong Emp.a bagian'ha pada 'a apa?"a yang dimaksud."b seperti itu." tidak bilang kakek membohongimu."er mangare.
disini? dan ar bunga. apa lah,i dan jadilah tangan ify yang dicap.

“baik” jawab pak dutha.
“sudah berapa lama kau bekerja disini?” tanya Emp.
“15 tahun.” Jawab pak dutha.
“sampai sekarang masih jadi karyawan kecil? Kenapa?” tanya Emp lagi.
“pak komisaris aku tidak mengerti pertanyaan ini.” Tanggap pak dutha.
“kenapa kau sudah bekerja 15 tahun diperusahaaan ini tetapi masih jadi karyawan kecil? Apa perusahaan yang bermasalah atau kau yang bermasalah?” tanya Emp bertubi-tubi.
“perusahaan sangat baik.” Jawab pak dutha singkat.
“kalau begitu berarti kemampuanmu yang bermasalah. Menurutmu kemampuanmu sekarang bisa memberi contoh yang baik bagi lyssa?” tanya Emp lagi.
“aku...”
“atau kalian berharap suatu saat hanya bergantung pada lyssa. Dan tidak perlu mengkhawatirkan apapun. Iya?” potong Emp.
“kami tidak pernah berfikir seperti itu.” Jawab pak dutha tegas.
“sekarang tentu kau boleh berkata seperti itu.” Tanggap Emp.
“pak komisaris, kau tidak senang padaku? Katakanlah aku tidak mengerti.” Tanya pak dutha.
“benarkah? Excel, segini masih kurang jelaskah?” tanya Emp pada manajer mangare.
“Emp, ini sudah sangat jelas.” Jawab manajer mangare sambil menatap sinis pak dutha.
“maksudnya bapak komisaris tidak senang padaku? Tolong katakan dengan jelas, jangan bertele-tele.
“baik, kuberitau. Menurutku kau tidak berhak menjadi ayah angkat lyssa. Keberadaanmu hanya bisa menghalangi masa depan lyssa.” Jawab Emp tegas.
        Kata-kata Emp tadi benar-benar menyakitkan hati. Sampai perjalanan pulang pun pak dutha terus mengatakan perkataan Emp. Dia jadi tak konsen pada apapun termasuk rambu warna hijau yang sedang menyala. Tetapi pak dutha malah tetap berjalan. Sampai ada bis yang melaju dengan kecepatan sedang dan........................
TIIIIIIIIIIIINNNNNNNNNNN!!!!!!!!!
BRUUKKKK!!!
        Pak dutha jatuh tapi tidak terlalu parah. Dia masih bisa berdiri dan karena tak mau sang kenek bis memarahinya lebih lanjut pak dutha pun kembali melanjutkan perjalanan pulangnya.


>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

                Di Rumah Pak Dutha


“kenapa kau tidak hati-hati?” tanya bu winda yang kaget karena melihat suaminya pulang dengan baju lusuh dan sedikit luka ditangannya.
“...” pak dutha hanya diam masih dengan fikiran yang tadi.
“kau diam. Apa yang terjadi?” tanya bu winda menyadari keadaan suaminya itu.
“win, apa aku sangat gagal? Tidak tampan dan juga tidak kaya. Sekian lama menikah denganku aku tidak pernah bahagiakanmu.” Akhirnya pak dutha angkat bicara.
“kalau aku mau aku bisa menikah dengan pria tampan, dan tidak memilihmu.” Canda bu winda.
“...” pak dutha kembali diam.
“aku hanya bercanda. Aku kan menyayangimu. Kenapa? Kenapa kau berkata seperti itu?” tanya bu winda.
“hari ini bapak komisaris menemuiku.” Jawab pak dutha.
“kenapa Tn. Umari menemuimu? Dia menyesal karena rumah ini? Aku sudah tau tiada ada hal yang begitu menguntungkan untuk kita.” Tanggap bu winda. “dia bicara apa padamu?” tanya bu winda kemudian.
“dia bilang....”

                        >>>FLASHBACK<<<

 “sekarang, aku akan jelaskan lebih rinci maksud perkataanku tadi. Dari segi karyawan kau karyawan yang gagal. Dari segi ayah kau juga ayah yang gagal. Dan dari segi suami pun kau pasti suami yang gagal. Karna kau tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup istrimu. Atas apa kau berani mengatakan bahwa kau adalah ayah yang baik bagi lyssa? Lyssa anak yang baik. Walaupun kau miskin dan gagal, dia tetap memperlakukanmu sebagai ayahnya sendiri. Tentu, karena kalian sudah membesarkannya. Aku akan memberi kalian uang untuk hidup dengan tenang. Ini bukan masalah kan? Tapi aku bermaksud untuk memberimu kesempatan untuk membuktikan bahwa kau bukan orang yang tidak berguna. Ini adalah surat manajer prosuksi noszta selatan (aduh maav yah nama” negara”nya aku pake nama fans). Mau jadi orangyang tidak berguna atau ke noszta untuk membuktikan kemampuanmu. Kau tentukan sendiri.”

                        >>>FLASHEND<<<

“win apa aku seharusnya menerima pekerjaan dinoszta itu?” tanya pak dutha. “aku tau jika kita pergi pasti akan sangat susah. Tapi aku tidak mau ify merasa aku ayah yang tidak berguna dan ingin bergantung padanya.” Lanjutnya.
“kalau kita kenoszta pasti tak ada kesempatan lagi untuk bertemu dengan ify.” Tanggap bu winda.
“sebenarnya aku tau maksud Tn. Umari. Dia tidak ingin agar kita bertemu dengan ify lagi. Tapi yang dia katakan tentangku sedikit pun tidak keterlaluan.” Gumam pak dutha.
“jangan berkata seperti itu. Walaupun kita miskin, setidaknya selama ini kita bahagia.” Jawab bu winda.
“win aku benar-benar ingin menjadi ayah yang dibanggakan anakku. Bukan orang yang tidak berguna dan tidak mampu membalas celaan orang lain. Jadi karyawan kecil selama 15 tahun sudah cukup memalukan.” Pak dutha mengeluarkan semua uneg-unegnya.
“apapun keputusanmu, aku akan selalu mendukungmu.” Support bu winda.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>


                Di Earthly Paradise


        Kebiasaan keempat tuan muda ini dimulai lagi. Yah mereka berkumpul seperti biasa. Rio, Iyel, Cakka dan Avin.
“yo, gue denger lo udah bertemu dengan orangtuanya Tn. Putri.” Gumam iyel memulai pembicaraan.
“yel, kenapa belakangan ini lo seneng banget kalo liat gue kaya gitu?” tanya Rio
“apa ada?” tanya iyel balik.
“ada.” Jawab alvin singkat.
“sangat jelas.” Tambah cakka.
“mungkin karna belakangan ini liburan musim panas dan menurutku terlalu membosankan.” Elak iyel.
“kalau lo bosen gue bisa meminta Emp buat nyuruh lo mengelola perusahaan. Bagaimana kalau perusahaan Umari Star?” tawar Rio.
“yang bernilai 1 milyar rupiah itu? Tidak.. Tingkat kesulitannya sangat tinggi. Gue akui gue gag mampu. Lo juga tau kalo gue hanya tau bersenang-senang. Gue ingin mempertahankan image gue didepan Emp. Ok?” gumam iyel yang menolak tawaran rio.
“benarkah? Kadang aku curiga jangan-jangan playboy dan suka memboros hanya topeng lo.” Gumam rio.
“mana mungkin? Gue hanya tau bersenang-senang. Lagipula percuma Emp begitu serius mendidik kita. Kalian semua begitu unggul hanya aku yang tidak.” Alibi iyel.
“hmm.. Vin, taktik kakak lo untuk tidak jadi penerus ini hebat sekali.” Gumam Cakka pada Alvin.
“suruh saja Rio mengikutinya.” Jawab alvin singkat
“hey.. kalian terlalu meremehkan rio, taktik yang dipakai sekarang jauh lebih hebat.” Kata iyel.
“Tn. Putri benar-benar membencinya.” Gumam alvin.
“benarkah?” tanya cakka. “bukankah kakak menemaninya mengunjungi orangtuanya?” lanjutnya.
“hmm .. dan sekarang orangtuanya mungkin juga membencinya.” Jawab iyel.
“iya? Ka, kalau begitu lo boleh gag nikah sama Tn. Putri dan tidak menjadi penerus karna dia membencimu?” tanya cakka.
“aku dengar yang diutus jadi manajer produksi noszta selatan sudah ditetapkan.” Gumam iyel membuka pembicaraan baru.
“sejak kapan lo mulai memperhatikan masalah kecil diperusahaan yel?” tanya cakka.
“karna dia adalah ayah angkat Tn. Putri, pak dutha.” Jawab iyel santai. Sementara rio yang mendengar sedikit tersentak. ‘pasti akan ada masalah baru’ batin rio.
“bocah itu begitu sabar.” Tanggap alvin.
“sebenarnya tidak, tapi seperti biasa apapun keputusan Emp tidak akan bisa dirubah. Seperti saat pertama kali kita disuruh tinggal disini dan dididik dengan tegas. Bukankah begitu? Tak pernah ada yang bertanya mau atau tidak pada kita. Gue masih ingat Alvin menangis saat pertama kali bicara dengan Emp.” Jelas iyel. Cakka hanya terkekeh mendengarnya.
“gue gag nangis.” Elak alvin.
“iya.. saat itu yang paling tenang adalah rio. Juga hanya dia yang berani bertatap muka dengan Emp. Dan menurutku saat itu Emp sudah menentukan siapa yang akan jadi penerusnya.” Tambah iyel.
“gue mau rapat.” Potong rio sambil berdiri.
“hmm.. maav ya yo, sudah merepotkanmu. Kerja baik-baik, kelak kita akan bergantung padamu.” Gumam iyel. Rio hanya diam dan pergi meninggalkan tempat itu. ‘rapat apa memangnya? Sudahlah gue kekantor aja.’ fikir rio.
“sudah ya aku tak mau berbincang dengan kalian lagi. Aku mau kencan. Tak baik membuat wanita menunggu.” Gumam iyel seraya pergi meninggalkan cakka dan alvin. Alvin dan cakka pun kembali kekamar masing-masing.


>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

                Di Kamar ‘Princess Alyssa’


Ddrrtt..drtt..
“assalamualaikum .. ya halo agni..” sapa seorang perempuan.
“waalaikumsalam. Hey fy lo dimana? Gue sama ayah gue udah sampe dibandara.” Jawab agni.
“kamu mau kemana Ag? Keluar negri?” tanya ify.
“apa yang lo bicarakan? Kami mau mengantar orangtua lo kenoszta. Mereka naik penerbangan jam 11. Lo gag tau?” Agni balik tanya.
“aku sungguh gag tau.” Jawab ify
“apa? Lo gag tau?” tanya agni. “yaampun fy....dikit lagi...pesa...eh..tuut..tuut..tuut.” jawaban agni terpotong dan sambungan terputus
“halo.. agni? Halo?” gumam ify. Ify kemudian berusaha menghubungi kembali tetapi tidak bisa.


>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

                Di Bandara

“tante .. om kalian gag kasih tau ify kalau mau pergi kenoszta?” tanya agni yang disambut anggukan kepala dari bu winda dan pak dutha.
“jadi kalian mau pergi diam-diam? Sudah sampai baru menelponnya?” tanya agni kembali yang masih dijawab dengan anggukan kepala.
Ddrrttt..drtt
“kurasa itu telvon dari ify.”

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>


“aneh kenapa tak diangkat? Ibu ayah cepat angkat.tidak bisa. Aku harus kebandara untuk memastikan yang terjadi.” Gumam ify lalu beranjak dari kamarnya. Manajer mangare yang mengetahui itu berusaha mencegahnya.
“aku mau kebandara sekarang Tn. Excel.” Tegas ify.
“Nn. Sudah malam kembalilah kekamar.” Jawabnya.
“kamu tau. Kamu pasti tau kan?” tanya ify.
“excel tidak tau apa yang Nn. Maksudkan.” Jawab Tn. Excel.
“aku mau pergi menemui mereka kalian tak boleh menyruhnya pergi.” Tegas ify. Baru selangkah ify berjalan manajer mangare dan tentara Emp, sudah menghadang. Ify m,empunyai akal untuk mengalihkan perhatian. Ify berlari mengambil vas bunga dan beberapa benda-benda mahal kemudian ia lemparkan kearah yang tak yentu. Dan itu berhasil membuat mereka terpecah belah. Ify langsung berlari keluar rumah. Manajer mangare yang menyadari itu kembali mengejar ify diikuti dengan beberapa tentara yang sudah selesai dengan acara tangkap-menangkapnya.
“Nn. Jangan lari. Kumohon jangn lari.” Teriak manajer mangare. Ify menghiraukannya. Yang ada difikirannya sekarang bagaimana ia bisa sampai dibandara. Sampai ada sebuah honda jazz silver berhenti didepannya. Ify tau siapa yang mengendarainya. Benar dugaan ify setelah sang pengendara keluar ify langsung mendekat dan meminta tolong. Dan tanpa mereka semua sadari ada 2 orang yang dari tadi sedang memperhatikan mereka dari kamarnya masing-masing.

bersambung..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar